Author POV
Hari ini adalah hari yang ditunggu. Semua rencana yang mereka susun dan persiapkan dengan matang sejak lebih dari setahun lalu.
Pasukan telah siap, termasuk gerombolan John yang akan menjadi pengawal Elena saat keistana Darcosberg bersama Lord Marcus.Elena menatap suaminya yang sedang mengenakan pakaian zirah resmi dan memasangkan jubahnya. Elena lalu mengambil mahkota perak suaminya dan memasangkannya di kepala Lord Marcus.
Lord Marcus memandang wajah Lady'nya itu dan mengangkat dagu wanita yang dicintainya itu. Mata Elena memancarkan kekhawatiran besar, walaupun diwajahnya terukir senyum dingin."Aku tidak pernah meragukan kemampuanmu my Lord, sungguh. Namun mengapa pikiranku terus dihantui dengan hal konyol ini." Ucap Elena sambil menyandarkan kepalanya didada pria itu.
"Apa itu my Lady?" Tanya Lord Marcus sambil mengelus kepala wanita itu.
"Aku terus berpikir bahwa hari ini akan menjadi hari terakhir kita bersama." Bisiknya lirih.
"Jangan pernah berpikir seperti itu Elena. Kita akan menang, dan kita akan selalu bersama selamanya." Ucap Marcus menenangkan. Namun hatinya pun dipenuhi kegundahan yang sama.
Elena mendongak menatap wajah suaminya yang dingin dan berkata "Bersumpahlah padaku Marcus, bahwa kau tidak akan meninggalkanku." Elena menangkup wajah suaminya itu.
"Bahkan maut tidak akan dapat memisahkan kita." Jawab Marcus sambil memeluk erat istrinya.
Grace menunggu di aula kastil sambil menggendong sang puteri. Elena membungkuk memandang bayi kecilnya itu.
"Anakku Irene, mungkin ini akan menjadi kali terakhir kita bertemu. Tapi yakinlah, ayah dan ibu sangat mencintaimu." Ucap Elena datar, lalu mencium kening putrinya itu. Grace tak kuasa menahan tangis mendengar ucapan Ladynya itu.
Elena melepaskan cincin yang selalu setia di jarinya, dan memberikannya pada Grace."Berjanjilah padaku Grace, jika kami tidak kembali. Kau harus menjaga putriku dengan nyawamu." Ucap Elena memandang wanita tua didepannya.
"Aku akan menjaganya my Lady." Isak Grace.
Semua pasukan telah mengambil posisi mereka.
Marcus dan Elena serta pengawalnya telah berada didalam istana, untuk menghadiri upacara peringatan kematian ibunda King Aiden.Saat doa dimulai dan suasana hening. Pengawal Elena mulai menyebar dan membunuh semua orang yang ada di dalam aula. Menyandera para bangsawan, saat itu Elena dan Marcus melompat dan menerjang King Aiden. Namun Jendral Daniel menghadangnya. Pertarungan tak terhindarkan.
"Elena apa maksudnya ini!" Teriak Jendral Daniel sambil terus menangkis serangan Elena.
"This is for Beaufort!" Desis Elena terus menyerang Daniel membabi buta.
"Elena kau harus berhenti! Ini namanya bunuh diri. King Aiden mempunyai segala yang Ia punya untuk melenyapkan kalian! Aku tidak mau kau terluka." Ucap Daniel lirih.
"Apa pedulimu! Apa kau peduli saat aku menjadi bulan-bulanan king Aiden hanya karena Ia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya!" Teriak Elena sambil meneteskan air matanya.
"Karena aku adalah kakakmu!!! Daniel Wynter!" Jawab Daniel dengan lirih.
Elena ambruk sambil menahan pedang Daniel tepat diatas dadanya."Apa maksudmu?!" Elena mengkerut bingung.
"Aku kakakmu. Aku pergi dari rumah agar aku bisa menolongmu dengan posisi yang lebih tinggi. Agar aku bisa merubah hidup kita. Menolongmu dari ayah dan ibu." Bisik Daniel.
Air mata Elena menetes semakin deras.
"Kau meninggalkanku! Kau membuangku! Kau hanya menyaksikan saat aku dilecehkan oleh pria busuk itu! Oh aku punya alasan yang kuat untuk membunuhmu sekarang!" Desis Elena lalu menangkis pedang Daniel dan menyerangnya dengan brutal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side Of The Moon
General FictionHal terbaik menjadi anak kecil? Kepolosan dan kebebasan yang mereka miliki. Menangis? Tertawa? Marah? Mereka luapkan tanpa rasa takut, batasan mereka hanyalah orang disekeliling mereka. Namun bagi seorang manusia dewasa, bahkan perasaan mereka sendi...