Secret Feelings

74 5 0
                                    

Author POV
Seisi kastil sedang heboh. Karena Lord Marcus ambruk karena menolong seorang gadis.
Sementara gadis yang ditolongnya duduk khawatir melihat Lord Marcus dikelilingi oleh banyak tabib.

Elena duduk di samping ranjang Marcus sampai malam tiba. Suara erangan membuat ia kembali terjaga.

"My Lord, anda sudah sadar, aku akan panggilkan seseorang." Ucap Elena.
"Baiklah." Jawabnya sambil meringis.

Grace sedang merawat Lord Marcus.
"Grace, apa kau pernah menikah?" Tanya Marcus, membuat Grace menoleh dan tegelak.
"Saya hanya pernah merasakan cinta, tapi tidak sempat menikah my Lord." Jawabnya sambil terkekeh.

"Kenapa?" Marcus menoleh penasaran.

"Mungkin karena saya terlambat mengungkapkannya my Lord. Tapi anda belum terlambat. Hahaha.." Sahutnya sambil tertawa, dan kemudian meninggalkan ruangan Marcus.

Meninggalkan sang pemimpin bengis dalam kebingungan. Malam sudah semakin larut, tapi kantuk tak juga menjemput Marcus. Dalam kegelisahannya, sebuah suara mengusik telinganya. Diam-diam Ia mengintip dari jendela besar kamarnya, menampakkan seorang gadis tengah berlatih pedang.
Sebuah senyum menghiasi wajah tampannya yang dingin.
"Elena Wynter, akan menjadi petarung yang bagus." Batinnya senang.

Keesokan paginya, Ia mencari sosok Elena. Seisi kastil Ia jelajahi dan mendapati gadis itu duduk di taman belakang kastilnya.

"Kau menyukai pemandangannya?" Tanyanya langsung duduk disamping Elena.
Elena yang terkejut segera memalingkan wajahnya yang selalu merona bila berdekatan dengannya.

"Eh.. iya aku suka.. pemandangannya." Jawabnya kikuk.
"Kau tahu, taman ini adalah tempatku biasa bersembunyi dari orang tuaku." Ucapnya lagi.
Membuat Elena menatapnya bingung.

"Orang tuaku selalu membandingkanku dengan kakakku, karena kakakku terlahir begitu sempurna sebagai seorang pemimpin. Kuat, gagah, pandai, dan tentu saja licik. Sedangkan aku bertolak belakang dengan kepribadiannya, aku lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan. Membuat ayahku sangat murka dan biasa menyiksaku." Ucapnya sambil terkekeh.

"Wow, kukira hanya aku yang diperlakukan seperti itu." Gumam Elena menerawang.

"Tapi aku sudah mengatasinya." Ucap Marcus lagi.
"Bagaimana?"

"Aku membunuh ayah dan kakakku untuk mendapatkan posisi ini, lalu mengasingkan ibukku dan menjadikannya budak." Jawabnya enteng.
Bukannya merasa jijik atau takut. Elena malah mengaguminya.

"Kau sangat berani, aku harap aku melakukannya dulu. Tapi aku hanya bisa kabur dari rumah." Gumam Elena.

"Bagaimana bisa kau meninggalkan pekerjaanmu sebagai pengawal raja Aiden?" Tanya Marcus akhirnya.

"Aku menolaknya, karena aku tidak menyukai, hatiku tidak padanya. Tapi setelah itu Ia mulai menyiksaku, sama seperti yang dilakukan orang tuaku dulu. Itu membuatku kecewa." Desah Elena kecewa.

"Kau membencinya?" Marcus mulai memancing Elena.

"Aku membenci semua orang yang pernah menyiksaku."

"Akupun membenci King Aiden." Ucap Marcus.

"Aku ingin mengambil alih kerajaannya, tapi aku membutuhkan bantuanmu." Lanjutnya.

Elena yang jatuh hati pada Lord Marcus, merasa senang bisa dibutuhkan.
"Apa yang harus kulakukan?" Tanyanya antusias.
Marcus menampakkan senyum liciknya. Dan memberitahukan rencananya, langsung mendapatkan anggukan setuju dari Elena

Dark Side Of The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang