Author POV
Elena tersentak dari tidurnya, kepalanya terasa sangat pening. Ingatannya kembali saat Ia terpeleset dari jurang dan terseret arus. Namun sekarang Ia ada disebuah ruangan dengan tembok hitam, membuat suasana menjadi suram, tiba-tiba pintu kayu ruangan itu terbuka, menampakkan seorang wanita tua yang tersenyum hangat.
Elena mengkerut bingung. Melihat wanita tua itu menunjukan ekspresi lega."Wah nona muda, aku kira kau tidak akan selamat, kau tahu sudah 5 hari kau pingsan." Omelnya dengan riang.
"Dimana aku?" Tanya Elena, masih meremas kepalanya yang pening.
"Oh kau ada di Beaufort Castle, perbatasan barat kerajaan Darcosberg." Sahut wanita itu.
"Beaufort Castle?" Elena mencoba mengingat dimana Ia mendengar daerah itu.
"Ah, mungkin kau tidak tahu, Beaufort adalah daerah jajahan baru kerajaan Darcosberg, wajar kau jarang mendengarnya. Namaku Grace, aku kepala rumah tangga kastil ini. Siapa namamu nona?" Tanyanya.
"Elena. Elena Wynter." Jawabnya singkat.
"Baiklah Elena, kau istirahat saja dulu, dan makanlah." Ucapnya sambil menunjuk sepotong roti dan secawan air diatas nakas.
"Terimakasih." Jawab Elena singkat.
Grace lalu meninggalkan Elena sendirian.Elena bergerak gusar di ranjang kecilnya, Ia merasa bosan. Dan pikirannya dipenuhi dengan kebencian lama yang coba Ia tekan pada semua orang yang pernah menyakitinya, termasuk King Aiden, raja yang sudah dijadikannya panutan, malah bersikap sama seperti orang lain. Menyiksa dan mencampakkan dirinya ketika Ia sudah tak dibutuhkan.
Samar Ia mendengar suara seseorang sedang berteriak. Ia menoleh kearah jendela, menampakkan seorang pria sedang melatih seregu pasukan.Ia buru-buru keluar dari ruangan itu, ingin melihat dari dekat. Setelah bersusah payah mencari jalan keluar dari kastil, Ia sampai dilapangan itu. Syukurnya, sesi latihan belum selesai.
Namun, cara pria itu melatih sangatlah keras. Bahkan kejam. Tapi, Elena melihat pesona pria itu saat berlaku kejam.
Aku pasti sudah gila! Batinnya dalam hati.
Ia diam-diam lalu mengambil salah satu pedang yang tergeletak diatas meja tak jauh dari tempatnya berdiri.
Ia merasa sebuah pedang mengayun kearahnya, dengan cepat Ia menangkis dengan pedang yang dibawanya.
Salah satu prajurit itu menyerangnya.
"Lancangnya seorang wanita memegang pedang!" Desisnya.
Elena yang merasa dihina lalu menyerang prajurit itu. Entah dari mana sensasi membunuh menguar dari dirinya. Elena menyerang prajurit itu membabi buta. Puncaknya saat prajurit itu menebas bahunya, membuat darah mengucur dari bahunya.
Elena menyerang prajurit itu dengan kejam, sampai prajurit itu ambruk, ketika Elena akan membunuhnya, sebuah pedang menahan pedang Elena."Cukup! Kau ingin menghabisi prajuritku?" Sebuah suara berat menggetarkan pendengaran Elena, juga hatinya.
"Dengan segala hormat tuan, prajurit anda menghinaku!" Jawab Elena membela diri, sambil menyarungkan kembali pedangnya.
"Menghinamu bagaimana?" Tanyanya.
" Ia merasa wanita tak pantas menyentuh pedang. Dia bahkan tak tahu, dengan siapa Ia bicara." Jawab Elena sambil menatap sinis prajurit yang babak belur itu.
"Jadi begitu ya? Aku harus mengajari prajuritku tata krama rupanya." Gumam pria itu lalu menyuruh prajuritnya untuk berdiri.
Belum sempat Ia berdiri dengan benar, pria itu menebas leher sang prajurit. Membuat pasukan yang ada dibelakangnya menunduk takut."Itu akan mengajari kalian untuk menghormati wanita." Teriaknya dengan menyeramkan.
"Siapa namamu nona?" Tanya pria itu.
"Elena Wynter sir." Jawab Elena sambil membungkuk.
"Elena Wynter pengawal pribadi Raja Aiden? Suatu keberuntungan dan kehormatan bertemu denganmu lagi." Ucap pria itu mengecup punggung tangan Elena.
"Lagi? Lord Marcus?" Elena langsung mengingat siapa pria yang ada didepannya ini.
"Kau benar Elena." Ucapnya dengan senyum tipis.
"Sebuah kebetulan. Namun dengan segala hormat my Lord. Jangan sebut nama raja sialan itu lagi." Ucap Elena ketus.
"Apakah ada masalah?" Tanya Marcus dengan alis terangkat.
"Maafkan aku, itu bukanlah urusanmu." Jawab Elena.
"Tentu saja itu menjadi urusanku nona manis, kau ada di kastilku. Semua menjadi urusanku." Ucap Marcus lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Elena, membuat wajah Elena bersemu merah."Ada apa denganku? Kenapa aku bisa bersemu karena pria ini?" Batinnya bertanya-tanya.
Baru saja Elena ingin beranjak dari depan Marcus, sebuah anak panah melesat kearah mereka. Tanpa pikir panjang Marcus membentengi tubuh ramping Elena dengan tubuh besarnya, membuat panah itu dengan senang hati mendarat dipunggungnya.
"Ada apa denganku?" Bisik Marcus, sebelum Kehilangan kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side Of The Moon
General FictionHal terbaik menjadi anak kecil? Kepolosan dan kebebasan yang mereka miliki. Menangis? Tertawa? Marah? Mereka luapkan tanpa rasa takut, batasan mereka hanyalah orang disekeliling mereka. Namun bagi seorang manusia dewasa, bahkan perasaan mereka sendi...