His Feeling

67 6 0
                                    

Ketika seseorang menemukan tempatnya bisa mengutarakan cerita paling kelam dalam hidupnya, maka Ia akan menceritakan hal itu seperti air yang mengalir
-N
.
.
.
.
.
Marcus POV
Aku menceritakannya pada wanita itu. Entah kenapa, pertahananku runtuh saat bersama gadis itu. Ada apa denganku.
Aku melepas mahkota perak yang biasa bertengger dikepalaku dan menjambak rambutku kasar.
Dia hanya bagian dari rencanaku. Tidak lebih.
Aku mendongak kearah langit dari balkon kamarku.

"Irene, kau bisa mendengarku? Hari ini aku menceritakannya pada gadis itu. Ada apa denganku?!"ucapku frustasi.

Aku menarik salah satu tali yang menggantung didekat tempat tidurku untuk memanggil Grace. Grace yang telah menemaniku selama awal masa hidupku. Grace yang selalu khawatir terhadapku, selalu menanggung segalanya demi diriku. Ia tidak pernah meninggalkan sisiku, walaupun aku adalah monster. Ya, aku membunuh ayah dan kakakku, lalu membuang ibukku sendiri, apa kata yang lebih pantas dari pada monster?

"Anda membutuhkan sesuatu my Lord?" Ucapnya sambil membungkuk.

"Katakan padaku Grace, bagaimana caranya menghilangkan suatu perasaan cinta?" Tanyaku tanpa melepas pandanganku kearah jendela.

"Kita menerima perasaan tuanku, bukan membuangnya." Jawabnya dengan lembut.
"Dia hanya bagian pendukung rencanaku, tapi perasaan semacam ini hanya mengangguku." Ucapku frustasi.

"Menurut anda, apa yang akan terjadi jika anda menerima perasaan itu?" Ia malah bertanya balik padaku.

"Entahlah. Maksudku lihat aku Grace, aku ini monster, Ia berhak mendapatkan lebih dari diriku." Aku berjalan kearah ranjang dan mendudukan bokongku dengan kasar.

"Menurutku tuan, jika dua bilah pedang dipersatukan akan menjadi lebih kuat. Satu cukup, dua akan menjadi tak tertandingi. Anda hanyalah manusia, setiap manusia berhak dicintai, dan gadis itu mencintai anda. Lihat bagaimana Ia menerima sifat anda yang buas dalam medan perang, membunuh tanpa ampun. Ia menerima anda dengan tulus. Itu cinta sejati." Jelasnya dengan lembut.

"Jangan lupa pada tingkah aneh anda, saat menolongnya dari anak panah dan membagi luka lama anda dengannya. Anda memang belum menyadari. Namun hati anda sudah menerimanya. Jangan sampai anda terlambat tuanku." Lanjutnya sambil meninggalkanku.

Aku mengusap wajahku frustasi. Apa benar ini cinta? Ataukah hanya obsesiku untuk membuatnya balas dendam?

Dark Side Of The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang