Fragile Heart

Chapter 9

Setelah sekolahan bubar dan sepi Justin segera ke ruang rahasia adiknya itu.

"Apa - apaan sih lo ngomong kayak tadi. Gue tuh gak suka ngeliat lo ngaku untuk sesuatu yang gak pernah lo lakuin." Ucap Justin begitu sampai di hadapan Audrey.

"Udah jangan di bahas lagi. Gue bener - bener gak tau lagi mau gimana. Karna apapun yang gue lakuin pasti bakal dianggap salah. Dan sekarang lo juga mau katain gue? Ya udah ayo sekarang aja. Gue siap dengerin kok."

"Errgggghhhh..." Erang Justin frustasi melihat adik satu - satunya yang ia sayangi ini memandangnya dengan pandangan kosong bahkan menjadi pihak yang bersalah.

"Gue gak mau tau. Besok lo harus buka identitas lo. Karna gue gak mau liat lo menderita kayak gini." Ucap Justin tegas.

"Kalo gitu gue gak mau masuk sekolah. Bahkan gue bakal kabur dari rumah." Ucap Audrey tanpa bisa dibantah. Membuat Justin terperangah.

"Trus mau lo apa?"

"Gue tetep mau kayak gini dulu sampe gue bosen."

"Huft... terserah lo deh." Ucap Justin mengalah.

***
Esoknya Audrey tetap masuk ke sekolah seperti biasanya. Ia bahkan menjaga raut mukanya tetap dingin tanpa ekspresi seperti biasanya. Bahkan saat ia bertatapan dengan James ia menahan air mata yang sudah mengambang dan bersiap meluncur itu dengan langsung memalingkan wajahnya dan hanya menatap ke depan.

Sesampainya di kelas ia segera mengeluarkan earphone dan sebuah novel. Sepanjang ia menunggu bel masuk berbunyi, ia hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi.

Tak lama bel masuk pun berbunyi. Tampak wali kelasnya datang dengan dua orang murid di belakangnya. Tak tertarik dengan apa yang akan disampaikan oleh wali kelasnya tersebut bahkan ia juga tak berminat pada murid di belakangnya.

"Anak - anak perkenalkan mereka adalah murid baru pindahan dari Amerika. Dan mereka adalah sepasang anak kembar." Ucap wali kelas tersebut.

"Hai nama saya adalah Aaron Winner."

"Hai nama saya adalah Adelle Winner."

"Baiklah silahkan duduk kalian berdua." Ucap wali kelas tersebut.

***