Chapter 22

473 28 0
                                    

Pada saat mereka sudah kembali ke hotel tempat mereka menginap. Disaat yang lain sudah terlelap karena kelelahan Tasya cs mengajak Audrey untuk keluar sebentar.

"Heyyy... lo keluar sebentar. Gue mau ngomong." Ucap Tasya kepada Audrey sambil berbisik.

Tanpa membantah Audrey segera mengikuti Tasya keluar. Saat sudah diluar kamar bukannya berhenti Tasya malah berjalan terus hingga keluar hotel dan masih berjalan menuju tempat tadi mereka mengadakan jurit malam.

Setelah tiba di tempat, Tasya segera menyuruh temannya untuk memegangi kedua tangan Audrey.

Plakkk

Audrey kaget ia ditampar oleh Tasya. Tampak tercetak jelas bekas tamparan tersebut. Sambil menahan sakit di pipinya. Ia pun meringis.

"Sakit???" Tanya Tasya sambil memegang dagu Audrey dengan kencang.

Audrey tak mau menjawab. Ia hanya dia sambil menunduk menatap tanah tempat ia berpijak di atasnya.

Plakkk

Lagi - lagi Tasya mendaratkan tangannya di pipi Audrey.

"KALO GUE NANYA ITU JAWAB!!! LO PUNYA MULUTKAN? ATAU PERLU MULUT LO ITU GUE SOBEK???" Ucap Tasya sambil mengeluarkan pisau cutter dari dalam saku jaketnya.

"Jangan. Aku mohon." Ucap Audrey sambil memohon dengan wajah memelas.

"Bagus... sekarang gue mau lo jauhin Justin dkk."

"Ngg... nggak bisa."

"Oke kalo itu jawaban lo. Guysss..." Ucap Tasya kepada teman - temannya.

Tanpa basa basi mereka langsung membawa Audrey ke rumah tua yang tadi secara tak sengaja mereka temukan saat jurit malam. Belum puas menampar Audrey, Tasya kembali melakukan penyiksaan lagi setelah kaki dan tangan Audrey diikat di kursi.


Fragile HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang