9. Sakit

5.9K 306 2
                                    

"perut gue sakit banget nih." Keluh Steffani pada Keysha.

"emang belum makan?" Tanya Keysha menatap wajah Steffani yang sedang kesakitan.

"udah." Steffani berdiri dari tempat duduknya. "anterin gue ke toilet."

Mereka ke toilet, Steffani mengecek apakah ia menstruasi atau tidak. Dan... Jawabannya adalah, iya. Dia menstruasi, ia keluar dan bertanya pada Keysha.

"bawa pembalut ga?"

Keysha menggeleng, "coba di koperasi."

Mereka segera pergi ke koperasi, tapi ternyata pembalutnya habis dan belum di stok lagi. Steffani kembali ke kelasnya dan menanyakan ke temannya tetapi tidak ada yang bawa. Steffani hanya diam menahan sakit dan juga berharap agar tidak tembus di rok abu-abunya.

Ingin rasanya ia pulang saja karena sakit perut. Ia menundukan kepalanya menahan rasa sakit diperutnya. Sesekali mengerjakan tugas yang berikan oleh guru. Keysha dan Melly memperhatikan Steffani yang wajahnya pucat.

"Stef, ke UKS aja yuk." ajak Melly.

Steffani menggeleng, "ga usah deh, takutnya kalau gue tiduran malah nembus ke sprainya. Nanti juga sembuh."

Keysha dan Melly mengangguk.

Saat bel istirahat, Steffani menolak untuk ke kantin. Ia juga tidak mau menitip makanan karena tidak nafsu. Rasa sakit yang tadinya hilang, timbul lagi mungkin karena hari pertama. Ia bersandar pada tembok dan meluruskan kakinya. Ia mengambil jaket Keysha untuk menutupi wajahnya karena ia ingin tidur saja.

--

Melly dan Keysha sedang berada di kantin dan memesan soto ayamnya. Bahu Keysha ditepuk oleh seseorang dibelakangnya. Ternyata itu Arvin, dan Devan. Keysha menatap Devan dengan tatapan sinis.

"kenapa ngeliatin gua kaya gitu??" Tanya Devan.

"ishh mau banget gue liatin."

Arvin menatap sekitarnya, "Steffi mana?"
"di kelas."

"tumben. Biasanya dia nelpon buat nitip makanan." Ucap Arvin.

Devan menoyor kepala Keysha, "lo apa-apain ya?" Keysha menatapnya sinis dan mencubit lengan Devan, "lo nanti gue bunuh!"

"huhh, seremm hahahahaha..."

"berantem mulu lo berdua. Steffi ngapain di kelas?" Tanya Arvin.

Keysha menyuruh Arvin menduduk, tapi Devan mendorong pundak Arvin sehingga tidak jadi menunduk.
"gue aja." Ucap Devan.

"ribet bat lo anj-"

"ssstt, tidak boleh nak berbicara seperti itu." Ucap Devan sambil menutup mulut Arvin dan berbicara seperti orang tua yang menasehati anaknya.

Arvin mendorong Devan dan menarik Keysha. "lagi sakit plus takut nembus." bisik Keysha.

--

Baru saja ia ingin tidur nyenyak, ia dikagetkan dengan tangan yang menarik jaket yang ia gunakan. Ternyata itu Arvin yang membawa plastik hitam dan makanan. Steffani memasang wajah kesalnya karena tidurnya diganggu.

"ribet banget sih! Orang mau tidur juga!" Omel Steffani pada Arvin.

Arvin menyodorkan plastik hitam itu,
"sana ke kamar mandi." Suruh Arvin.
Steffani membuka kresek itu, dan dia cepat-cepat menatap Arvin.
"dapat dari mana?"

"minta temen sekelas gue. Cepetan sana, ntar kalau beleber bawel banget lagi."

"beleber beleber lu kira es krim. Makasih ya." Steffani berdiri, dan berjalan menuju pintu. Tangan Steffani ditarik dan disuruh duduk lagi oleh Arvin.

Better With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang