"akhirnya ketemu lagi, dan ada bahan ngusilin orang." - Arvin.
---Seorang gadis yang keluar dari sebuah bis umum menyita perhatian orang-orang yang ada disekitarnya. Gadis itu cantik, membuat para lelaki salah fokus. Gadis itu tersenyum pada mereka yang melihatnya, meskipun bingung ada apa dengan dirinya. Ia murid baru di sekolah ini, pindah saat menginjak bangku 2 SMA karena rumahnya pindah.
Namun tatapan orang-orang itu, saat seorang lelaki bandel, petakilan, namun tampan menghampiri perempuan itu. Diluar dugaan mereka, ternyata mereka berdua sangat dekat.
"Steffi!" teriak Arvin berlari mendekati gadis itu. Steffani berhenti menengok ke sampingnya, dia sangat merindukan orang yang ada dihadapannya sekarang ini.
"Arvin!" Steffani memeluk lelaki itu karena sangat bahagia. Mereka saling menatap sebentar, "dimana Steffi yang gendut itu?" Tanya Arvin.
"gue pernah ketemu sama orang, dia bilang gue harus sering olahraga biar gue sehat dan badan gue ga gendut-gendut banget."
"gue? Hahahaha... tapi pipi lo masih gendut."
Steffani menajamkan tatapannya pada Arvin. Tapi, ia segera meredakan amarah karena seorang temannya itu.
"anterin gue ke ruang kepala sekolah dong." Pinta Steffani dan dibalas anggukan oleh Arvin.
Mereka berjalan menuju ruang kepala sekolah bersama, orang-orang menatap mereka berdua, yaa mungkin mereka heran kenapa gadis yang berwajah baik itu mau berteman dengan seorang badboy yang terkenal.
Steffani merasa aneh karena ditatap terus menerus, dan bahkan hampir semua murid. Dia menengok ke Arvin yang berjalan dengan pandangan lurus dan juga kedua tangannya disaku celananya.
"kenapa semua orang lihatin gue?" Tanya Steffani.
"saat lo datang, lo juga ditatap kan? Kenapa heran?" Tanya balik Arvin.
Steffani menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "hmm, iya sih. Tapi yang tadi pagi cowok-cowok doang, nah sekarang semuanya."
"ga usah centil, jijik tau ga?" Ucap Arvin sambil menoyor kepala Steffani.
Bibir perempuan itu sudah membentuk kerucut, lelaki yang satu ini memang tidak memperbolehkannya melakukan hal yang bisa menarik perhatian lelaki. Bahkan jika Steffani memakai bedak pun, ia menyuruh Steffani mencuci wajahnya.Pernah saat itu Steffani jerawatan karena dipaksa oleh Arvin untuk menghapus make up yang Steffani pakai saat mereka pergi ke acara ulang tahun teman mereka. Namun Arvin bertanggung jawab untuk menyembuhkan jerawat yang timbul diwajah sahabatnya.
"gue ga centil, kan gue ngasih tau doang. Kenapa? Cemburu ya?" Kedua alis Steffani naik turun meledek Arvin.
"cemburu? Sama modelan cewek kaya lo? Haduhhh.. Apa yang dilihat? Tulang semua."
"gendut dibilang lemak semua, kurus dibilang tulang semua."
Sampai di depan ruang kepala sekolah, Arvin menunggu di depan dan membiarkan Steffani masuk untuk menemui kepala sekolah.
"jangan kaget kalau dia ngomong tentang gue."
Setelah mengetuk pintu, Steffani masuk dengan senyumnya. Dia duduk setelah disuruh oleh kepala sekolah.
Kepala sekolah mengintrogasi Steffani, tapi yang aneh lama-lama kepala sekolah itu menanyakan hubungannya tentang Arvin. Steffani pikir ibu kepala sekolah menyukai Arvin, tapi ternyata tidak.
"kamu hati-hati dekat dengan Arvin, dia itu anak bandel di sekolah. Bisa-bisa kamu tercap jelek oleh guru-guru disini." Ucap perempuan itu.
Steffani mengerutkan dahinya, "memangnya kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Better With You
Ficção Adolescente9 september 2017 Menceritakan tentang anak Dhirga dan Gray, yaitu Ayra dan Arvin. Dua anak itu sekarang tumbuh dewasa, memiliki kepribadian yang berbeda dari masa kecilnya. Ayra bertumbuh cantik, dan lembut, seperti Gray. Arvin bertumbuh tampan, n...