"Steffani..." teriak Melly yang menghampiri Steffani ke tempat duduknya.
"kenapa?" tanya Steffani.Melly menunjuk ke pintu keluar, "Devan nembak Keysha. Aaaa, lo harus liat, sweet banget tau." ucap Melly.
"hah?"
"Devan nembak Keysha. Lo budek?"
Steffani memasang wajah bengong, "gue kaget bukan budek. Ayo samperin." mereka berlari ke lapangan dan melihat Devan yang sedang berlutut di hadapan Keysha. Arvin dan Erick juga berada di sana, Steffani memutar bola matanya saat melihat Arvin.
Keysha hanya diam, dia tidak tahu harus menjawab apa. Steffani ingin maju menarik Keysha, tapi tangannya ditahan oleh Arvin. Steffani melepaskan genggaman Arvin.
"lo mau ngapain sih?" tanya Arvin.
"gue mau nyelamatin teman gue, biar ga kena modus sama teman lo!!"
Arvin menarik lengan Steffani untuk menjauh dari lapangan. Steffani memberontak, tapi tetap saja dia berjalan mengikuti Arvin karena tarikan Arvin.
"sakit bodoh!" keluh Steffani saat sudah dilepaskan dan merenggangkan lengannya."awas kalau lo hancurin rencana Devan!" ancam Arvin sambil menunjuk wajah Steffani.
"HARUS GUE HANCURIN LAH! KARENA NIAT TEMAN LO ITU GA BAIK, DIA CUMA MAU BIKIN Keysha TERBANG TERUS JATUH SAMPAI JURANG-JURANG, NANGIS-NANGIS CUMA GARA-GARA LIHAT Devan SELINGKUH!! TUJUANNYA SAMA KAYA LO! IYA KAN?!!" bentak Steffani yang nada bicaranya naik. Arvin mengusap telinganya mendengar suara Steffani yang berisik.
"Devan sama gua itu beda!! Lo kalau nilai orang jangan dari luarnya aja. Lihat dari dalam hatinya." ucap Arvin.
"coba sini gue lihat hati lo! Gue bedah pakai pisau buah!!"
Arvin menoyor kepala Steffani, "kok songong! Malah mau nyiksa gua!"
Kepala Arvin ditoyor kembali oleh Steffani, "lo juga songong! Noyor pala gue!""Stef, gue ga selingkuh. Yang waktu itu-"
"ekhem... Jadi dua orang ini berduaan? Oh.." sindir Erick. Mereka sama-sama menengok ke samping, melihat Erick, Devan, Keysha, dan Melly berada di sana.
Steffani melihat Devan yang merangkul Keysha, "lo jadian? Gue- mmmpphh.."
"dia mau ngucapin selamat kok. Gue lagi ada urusan sama dia, sana pergi." suruh Arvin yang tangannya masih membekap mulut Steffani. Steffani terus memukul punggung tangan Arvin.
"ok deh, kita tinggal." ucap Devan. Mereka pun pergi, Steffani mencubit pinggang Arvin, yang membuat Arvin melepaskan tangannya dan mengaduh kesakitan.
"rasain tuh!" ledek Steffani. Arvin menahan sakitnya cubitan itu, tapi tangan kanannya menggenggam tangan Steffani.
"Stef, dengerin penjelasan gue dong."
"kan lo sendiri yang bilang, kalau gue pergi lo akan biarin hal itu terjadi. Ya udah, kenapa harus ngejelasin sesuatu, apalagi yang udah jelas."
Arvin menatap Steffani, "yang udah jelas yang mana?"
"lo selingkuh."
"itu belum jelas, karena gue belum jelasin yang sebenarnya."
Steffani melepaskan genggaman tangan Arvin, "dari perkataan lo yang akan membiarkan gue pergi, itu udah jelas lo ga suka sama gue."
"lo ga pikirin keputusan yang lo buat."
"gue udah pikirin itu baik-baik." Steffani berbalik badan hendak meninggalkan Arvin.
"Terus lo ga sayang sama persahabatan yang kita jalanin dari sebelum kita pacaran? Buat apa lo bikin album yang sangat bagus?" teriak Arvin.
Steffani berhenti sejenak, ia mengepalkan tangannya dan berbalik badan, "lo buang aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Better With You
Novela Juvenil9 september 2017 Menceritakan tentang anak Dhirga dan Gray, yaitu Ayra dan Arvin. Dua anak itu sekarang tumbuh dewasa, memiliki kepribadian yang berbeda dari masa kecilnya. Ayra bertumbuh cantik, dan lembut, seperti Gray. Arvin bertumbuh tampan, n...