27. Bersatu Itu Kita, Bercerai Bukan Kita

5.9K 292 7
                                    

"Terima kasih." Steffani tersenyum dan memeluk Arvin.

~~~~

Steffani melepaskan pelukan itu, lalu mengambil cicin yang ada di kotak kecil. Ia memberikannya pada Arvin. Alis sebelah kanan Arvin naik, karena bingung.

"Aku nikah sama kamu aja, nanti tunangannya aku batalin."

"Jangan. Ga semudah itu batalin pertunangan." Ucap Arvin dengan tenang. Steffani diam dengan tetap memegang cincinnya.
"Emang siapa tunangan kamu?"

"Suho."

"Siapa dia?"

Steffani melebarkan senyumannya,
"anggota EXO! Artis Korea. Nanti aku telepon dia biar batalin pertunangannya."

"Kamu suka Korea? Ketularan siapa?"

"Diajak sama Keysha dan Melly."

Arvin menggelengkan kepalanya, melihat gadis itu tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa. Memang tidak terjadi apa-apa, tapi jantung Arvin berdetak kencang karena kecewa mendengar pernyataan Steffani dan merasa bersalah atas dirinya karena telat melamar Steffani.

"Nikah sama aku aja biar cepat. Korea-Indonesia jauh, mending sama aku aja." Ucap Arvin.

"Nih." Steffani memberikan cincin pada Arvin.

"Buat?"

"Pakaiinlah!" Ucap Steffani dengan nada yang kesal.

Arvin berdiri dan menutup kotak yang tadi dibuka Steffani, "ga usah manja."

"Yahh, Ga seru." Steffani mengarahkan cincin itu ke jari manisnya.

Arvin menahan tangan Steffani, "hehe..Canda deh."
Arvin memakaikan cincin itu di jari manis Steffani.

Steffani tertawa terbahak-bahak,
"Kamu serius banget."

"Merasa bersalah karena telat sama kecewa dengarnya."

"Selama kamu belum nyatain batal ngelamar aku, aku ga akan siap buat terima yang lain."

"Kalau aku udah punya yang lain?"

"Ya udah, aku nyari yang lain."

"Jangan."

Mereka berpelukan dengan mesra, sedangkan diambang pintu Derry menatap mereka sambil menenteng makanan.

"Lapar nih." Ucap Derry memotong kemesraan mereka berdua.

"Ayo makan. Hahahahahaha..." Ajak Arvin.

Mereka ke ruang tamu dan ternyata sudah ramai dengan keluarga mereka. Steffani memeluk ibunya, Ayra dan Venya. Ia menunjukkan cincin yang berada di jari manisnya. Marcello mengacak rambut Steffani yang senang seperti anak kecil yang baru mendapat permen.

"Jaga baik-baik Steffaninya. Jangan nunggu lama-lama nikahnya." Ucap Dhirga, papa Arvin.

"Mulai besok aku sama Steffani nyiapin semua urusan pernikahan. Iya kan?" Tanya Arvin sambil merangkul Steffani.

Steffani menengok ke Arvin,
"Emang iya?"

"Iya."

Mereka tertawa, lalu segera menyantap makanan yang dibawakan oleh Derry. Arvin dan Steffani sangat lapar karena mereka belum makan dari pagi menjelang siang hingga malam tiba.

****

'Kamu dimana?'

Steffani sedang menunggu Arvin, mereka akan pergi ke resepsi Lina.

Better With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang