22. Selesai

4.2K 257 15
                                    

Arvin ingin memberi Steffani kejutan, ia ingin datang ke rumah Steffani saat pulang nanti. Hari ini adalah hari kepulangannya. Kerinduan yang ia pendam akan segera ia keluarkan. Ia jiga telah membeli cincin untuk melamar Steffani. Dia akan pulang sendiri ke Jakarta, karena Reza ingin berkencang dengan pacarnya di Bali.

"kalau nikah undang-undang gue ya."

"hahahahaha... Siap.. Lo juga, kalau nikah sama Steffani kabarin gue."

"oke."

Mereka berpisah di bandara Ngurah Rai Bali. Reza dan pacarnya pergi berlibur, sedangkan dia menunggu penerbangan ke Jakarta. Ia membuka galeri dan menatap foto-foto Steffani. Wajah menggemaskan Steffani, akan ia lihat sebentar lagi.

Sekitar jam setengah enam ia sampai di bandara. Ia bergegas menaiki taksi untuk ke rumah Steffani. Saat sudah sampai Arvin meminta supir taksi itu untuk menunggu, karena ia takut jika Steffani tidak di rumah.

"Stef, ngapain sih lo nunggu Arvin? Gue Azka, selalu sama lo, semua yang lo mau bisa gue turutin. Gue suka sama lo, lo harus jadi pacar gue."

Steffani hanya diam menatap Azka.

Arvin yang mendengar semua itu, pergi begitu saja. Hampir empat tahun, ia meninggalkan Steffani, jika selama itu juga Azka bersama Steffani, mungkin hal itu bisa membuat Steffani nyaman. Apalagi dengan perlakuan manis Azka pada Steffani.

***

Pagi hari yang cerah, Arvin bangun dan pergi ke suatu rumah. Rumah yang ia sediakan untuk dirinya dan Steffani. Sebuah ruangan yang semuanya penuh dengan barang kesukaan Steffani. Ia menaruh sebuah cincin yang akan ia berikan pada Steffani. Setelah itu, ia pergi dari rumah itu untuk kembali ke rumahnya.

Sampai di rumahnya, ternyata ada Steffani yang menunggunya. Ia sedang mengobrol dengan Ayra, Naufal, dan Dhirga, sesekali bercanda dengan anak Ayra yang berumur 5 tahun. Arvin diam menatap Steffani yang juga menatapnya.

"kamu dari mana sih?? Steffani nungguin kamu tuh." Ucap Ayra.

"aku ke sini mau ngambil flashdisk, ada urusan mendadak."

Arvin pergi ke kamarnya, ia tidak ingin bertemu dengan Steffani. Saat Arvin ingin keluar kamar, Steffani telah menunggunya di depan.

"aku ikut ya?" Pinta Steffani.

"ga bisa."

Steffani memeluk Arvin, "aku kangen sama kamu."

Pelukan yang berlangsung lama, tidak dibalas oleh Arvin. Ia hanya berdiri tegak, membiarkan Steffani memeluknya.

"kamu ga kangen sama aku?" Tanya Steffani sambil menatapnya.

"aku buru-buru."

Arvin meninggalkan Steffani begitu saja. Ia langsung pergi, melajukan mobilnya begitu cepat. Ia mengeluarkan emosinya karena mengingat kejadian semalam.

"aaaaarrggghhh!!!" sambil memukul stir mobilnya. Ia menggenggam erat stir itu, dan menangis.

**

Steffani kembali ke ruang tamu, ia langsung pamit untuk pulang. Ia sangat bingung dengan perlakuan Arvin, tidak masuk akal jika tiba-tiba ia marah begitu saja tanpa sebab. Kesalahan apa yang telah ia perbuat? Pertanyaan itu yang sekarang ia pikirkan.

"Stef, kamu lagi berantem sama Arvin?" Tanya Ayra.

"aku ga tau ka. Ya udah, aku pulang dulu ya. Nanti aku bicarain lagi sama Arvin."

Steffani melajukan mobilnya ke toko bunganya. Ia akan merasa tenang jika ia menghirup wangi bunga itu. Venya datang membawa segelas kopi hangat untuk Steffani.

Better With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang