*Author POV*
Seketika suasana menjadi aneh. Bagaimana tidak, mereka tertangkap basah membicarakan orang yang sedang berada di dekat mereka. Ketiga yeoja yang tadinya asyik bergosip ria pun menahan napas, memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi. Sooyoung mendadak kehilangan selera makannya. Sunny ragu untuk berbicara, dia tahu Taeyeon sekarang menjadi sangat sensitif. Tiffany tampak merasa bersalah, dia sadar peluangnya untuk menjadi sahabat Taeyeon semakin mengecil.
“Uhm…aku bisa jelaskan,” Sunny membuka suara.
“Aku tidak butuh penjelasanmu, Lee Sunkyu!” Taeyeon menatap tajam ke arah Sunny.
“Taeng…” Sooyoung mencoba peruntungannya.
“Kau juga harus diam Nona Choi!” kata Taeyeon.
“Taeyeon-ssi…aku tidak bermaksud…” kali ini giliran Tiffany yang berbicara.
“Tidak bermaksud apa Tiffany-ssi? Bukankah kau bilang tak mau lagi berbicara dengan si angkuh Kim Taeyeon?” sindir Taeyeon.
“Aku benar-benar minta maaf, Taeyeon-ssi. Aku tidak bermaksud membicarakan keburukanmu. Aku hanya ingin lebih memahamimu. Aku ingin berteman denganmu,” ucap Tiffany tulus.
“Aku tidak butuh berteman dengan orang sepertimu, Tiffany-ssi. Kau hanya orang yang bermuka dua, berpura-pura baik di depan, tetapi menusuk dari belakang. Enyahlah dari hadapanku!” Taeyeon meniggikan suaranya.
Tiffany tampak kaget dengan respon Taeyeon, baru kali ini dia diperlakukan seperti ini. Dia sakit hati dengan perkataan Taeyeon. Padahal dia benar-benar tulus ingin bersahabat dengan Taeyeon. Tak terasa, air matanya keluar begitu saja. Tiffany mengambil tasnya dan berlari meninggalkan restoran. Sooyoung segera bangkit mengejar sepupunya itu. Sementara Sunny dan Taeyeon hanya bisa terpaku.
“Apa yang kau lakukan, Taeng? Tiffany bukan orang sejahat itu!” ucap Sunny.
“Aku… aku…” Taeyeon menyadari kalau dia sudah keterlaluan.
“Dia hanya ingin mengenalmu lebih dekat Taeng, dia orang yang sangat peduli dengan orang lain”
“Aku tidak tahu kenapa aku berbuat begitu Sunny. Eotteokhae?”
“Kau harus meminta maaf padanya, Taeng.”
***
Tiffany merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Kejadian di restoran tadi siang berputar kembali di otaknya. Dia tak habis pikir Taeyeon akan mengeluarkan kata-kata itu, padahal mereka baru sebatas mengetahui nama masing-masing. Dia juga tak habis pikir bagaimana sepupunya, Sooyoung, mengatakan kalau Taeyeon adalah orang yang baik dan sangat tulus. Bahkan Sooyoung masih melakukan pembelaan dan masih mendesaknya untuk berteman dengan Taeyeon setelah kejadian di restoran.
Drrt…drrt..drrt…
Getaran ponsel membuyarkan lamunan Tiffany. Dia melihat ponselnya. Ternyata terdapat panggilan masuk dari nomor yang tak dikenalnya. Ketika dia mengangkat telepon tersebut, orang tak dikenal itu justru memutus panggilannya.
“Mungkin orang yang salah nomor atau iseng saja,” pikir Tiffany.
Tiffany melirik jam di dindingnya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dia pun mematikan ponselnya dan kembali berbaring. Tiffany berusaha melupakan kejadian tadi siang. Dia menghembuskan nafas perlahan, mencoba menenangkan hati dan pikirannya. Tak lama kemudian, dia memasuki alam mimpi.
***
Seorang yeoja mungil berdiri di depan pintu apartemen. Dia terlihat ragu untuk memencet bel agar dibukakan pintu oleh sang pemilik. Yeoja itu pun berjalan mondar-mandir di depan pintu. Terlihat satpam apartemen mengawasi yeoja tersebut dengan tatapan penuh curiga. Dia pun membulatkan tekad untuk memencet bel agar segera dibukakan pintu. Saat tekadnya sudah bulat, pintu apartemen justru sudah terbuka terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are [Lengkap]
FanfictionGenre: Yuri (gxg) Casts: Taeyeon, Tiffany, etc. Taeyeon adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang baru saja diputuskan dan ditinggal pergi oleh kekasihnya. Kehilangan sang kekasih membuat Taeyeon berduka sampai datang Tiffany, seorang gadis asal A...