Part 8

3.9K 356 19
                                    

*Author POV*

Tiffany kembali ke Korea dengan senyuman lebar di wajahnya. Setelah beberapa hari harus meninggalkan Korea dan memeras otak serta tenaganya untuk bernegosiasi, kesepakatan kerja sama dengan perusahaan asal Indonesia tersebut berhasil tercapai. Tiffany memutuskan untuk kembali lebih cepat dari rekan-rekannya karena tak sabar untuk kembali ke negeri gingseng tersebut. Setelah sampai di apartemennya, dia segera membersihkan diri untuk menghilangkan rasa lengket di badannya akibat menempuh perjalanan berjam-jam. Seusai mengguyur tubuhnya dengan air yang menyegarkan, Tiffany membuka ponselnya. Dia tersenyum ketika melihat puluhan pesan dari Taeyeon yang belum sempat dibacanya. Dia segera menekan nomor Taeyeon setelah menyadari bahwa gadis itu pasti sangat khawatir karena tak memberinya kabar. Namun, sayangnya, nomor Taeyeon tak aktif.

“Apa dia belum bangun?”

Karena tak kunjung mendapat respon dari Taeyeon, Tiffany memutuskan untuk mengunjungi apartemen Taeyeon. Sebelumnya, dia menyiapkan sarapan untuk gadis mungil tersebut. Secara khusus, Tiffany menyiapkan menu khas Korea karena tahu Taeyeon lebih menyukai makanan Korea, tidak seperti dirinya yang terbiasa sarapan dengan makanan ala Barat. Selesai mempersiapkan sarapan, Tiffany tak lupa membawakan buah tangan untuk Taeyeon. Kemudian, Tiffany memesan taksi untuk berangkat ke rumah Taeyeon.

Sesampainya di apartemen, Tiffany segera menekan bel agar dibukakan pintu oleh sang pemilik. Senyuman selalu  menghiasi wajah Tiffany, tak sabar untuk bertemu dengan orang yang sangat dirindukannya saat ini. Tak berapa lama berselang, Taeyeon segera membuka pintu. Namun, reaksi yang didapat Tiffany tak seperti yang dibayangkannya. Tak ada senyuman manis, tak ada pelukan hangat, hanya wajah datar yang menyambut Tiffany pagi itu.

“Masuklah Tiffany!” nada bicara Taeyeon membuat Tiffany bertanya-tanya ada apa gerangan dengan gadis Korea tersebut.

“Baiklah, Tae,” Tiffany berusaha berpikir positif.

“Duduklah, aku akan mengambilkanmu minum,” lagi, ekspresi dan suara itu membuat Tiffany bersedih.

“Apa kau sudah sarapan, Tae? Aku membawakanmu  makanan,” Tiffany tak putus asa, meyakinkan diri bahwa semua masih baik-baik saja.

Taeyeon melirik sekilas, “kau tak perlu pura-pura peduli padaku!” kata-kata Taeyeon menusuk hati Tiffany.

“Apa maksudmu, Tae? Aku tak mengerti!” pikiran positif yang coba dia bangun mulai runtuh.

“Sudahlah, Tiffany! Aku tahu semuanya! Kau di sana sibuk dengan Siwon hingga melupakanku, bukan?” Taeyeon meluapkan uneg-uneg yang dipendamnya.

“Kenapa kau menuduhku seperti itu, Tae? Aku tak melupakanmu!” Tiffany sadar akar permasalahan yang menyebabkan sikap Taeyeon berubah kepadanya.

“Tak melupakanku, huh? Lantas kenapa kau menghilang kemarin?”

“Aku sudah mengabarimu pagi hari, Tae. Aku akan sibuk hari itu karena kami harus segera menyelesaikan negosiasi dan menandatangani kontrak.”

“Sibuk? Sibuk berpesta dengan Siwon maksudmu? Kalian bahkan terlihat sangat mesra! Apa perlu kutunjukkan buktinya?”

Tiffany tersengat mendengar perkataan Taeyeon. Dia menyadari kesalahannya tak memberi tahu Taeyeon mengenai hal tersebut. Hari itu, dia memang sangat sibuk karena timnya harus segera menyelesaikan negosiasi. Dia memang sempat pergi ke bar, tetapi itu terpaksa dia lakukan untuk menghormati timnya dan perwakilan perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan tempatnya bekerja.

“Tae, dengarkan penjelasanku! Aku memang pergi ke bar, tapi itu tidak lama. Aku tak bisa menolak ajakan mereka, Tae. Aku minta maaf karena tak memberitahumu, tapi itu tak ada hubungannya dengan urusan personalku dengan Siwon. Aku bersumpah!”

You Are [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang