Part 12

3.2K 359 98
                                    

Tiffany terbangun dengan mata bengkak dan kepala berat. Semalam, dia menghabiskan waktu untuk menangis. Menangisi kekasihnya yang masih belum bisa terlepas dari bayang-bayang masa lalu. Kebimbangan Taeyeon membuatnya kecewa. Hatinya terasa sakit saat Taeyeon tak bisa menentukan pilihannya.

“Kau hanya menjadi pelampiasannya, Tiff!”

Pelampiasan? Tak pernah sedetik pun Tiffany berpikir jika dirinya hanya sekadar pelampiasan semata. Padahal dia sangat mencintai Taeyeon. Ia sudah jatuh cinta terlalu dalam.

“Kenapa? Kenapa sesakit ini rasanya?”

Dengan terhuyung-huyung, Tiffany mencoba pergi ke kamar mandi. Hatinya memang terluka. Namun, dia tak bisa melepaskan diri dari tanggung jawabnya. Jangan sampai dia kehilangan kekasih sekaligus pekerjaannya. Hal itu akan menambah beban hidupnya.

***

Taeyeon mengaduk-aduk makanannya. Dia sama sekali tak berselera untuk makan. Pikirannya terus terganggu dengan pertanyaan Tiffany semalam. Dia masih belum bisa menjawab pertanyaan kekasihnya tersebut.

“Apa aku masih mencintai Seolhyun? Apa perasaanku akan kembali jika aku bertemu dengannya?”

“Yak Kim! Jangan mempermainkan makanan!” Sooyoung, shiksin no. 1 tak terima dengan perlakuan Taeyeon terhadap makanan.

“Ada apa denganmu, Taeng? Kau bertengkar dengan Tiffany?” tanya Sunny khawatir melihat Taeyeon yang terlihat tak fokus.

“Soo, Sun, apa menurutmu aku masih mencintai Seolhyun?” Taeyeon balik bertanya.

“What???” Sooyoung dan Sunny terkejut.

“Seolhyun, aku kini tahu apa alasan sebenarnya dia menghilang. Dia terpaksa meninggalkanku karena harus mengobati penyakitnya, tetapi dia kembali. Entah kenapa, aku menjadi ragu.”

“Lalu, bagaimana dengan Tiffany, Taeng? Dia sangat mencintaimu. Aku tak akan terima jika kau menyakiti sepupuku!” kata Sooyoung.

“Taeng, yang tahu perasaanmu adalah dirimu sendiri, tapi jika kau bertanya padaku, aku tentu memilih kau tetap bersama Tiffany. Dia adalah orang yang membangkitkanmu saat kau terpuruk.”

“Aku tahu, Soo, Sun. Aku juga tak mau menyakiti Tiffany, tapi aku tak bisa tetap bersamanya dengan penuh keraguan. Itu sama saja menyakitinya.”

“Ini mungkin bukan saran yang bagus, tapi menurutku, kau seharusnya menemui Seolhyun secara langsung dengan izin Tiffany tentunya,” saran Sunny.

“Hmm… Aku tak tahu di mana keberadaannya, Sun.”

“Taeng, aku memang selalu mendukung keputusanmu, tapi jika kau menyakiti Tiffany, aku tak bisa memaafkanmu,” ucap Soo.

“Aku mengerti, Soo. Aku akan berusaha untuk tak menyakitinya.”

***

Taeyeon baru saja tiba di apartemennya. Tubuh dan pikirannya begitu lelah. Padahal dia tak memiliki banyak kegiatan. Saat tiba di depan pintu apartemennya, Taeyeon melihat sosok yang ia kenal. Sosok itu, sosok yang pernah mengisi hari-harinya.

“Seolhyun?”

“Taeyeon… Bolehkah aku berbicara denganmu?”

“Masuklah.”

“Aku ingin minta maaf padamu.”

“Aku sudah memaafkanmu. Kau tak perlu menjelaskan apa-apa. Aku sudah tahu alasanmu pergi.”

“Taeyeon… Aku masih mencintaimu.”

“Aku sudah memiliki kekasih, Seolhyun-ah.”

“Tapi, apa perasaanmu padaku sudah hilang? Kita pernah bersama dalam waktu yang lama. Apa semudah itu kau menggantikanku?”

You Are [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang