Part 16.1

3.3K 382 196
                                    

Seolhyun masih memandangi sepasang kekasih yang sedang bermesraan itu. Entah karena hatinya terlalu sedih atau karena hal lain, tubuhnya terasa melemah. Kepalanya mendadak pusing dan matanya berkunang-kunang. Seolhyun berusaha mempertahankan kesadarannya, tetapi rasa sakit yang menyerangnya tiba-tiba jauh lebih kuat.

Brukkk!

Tubuh Seolhyun ambruk. Sepasang kekasih itu pun menoleh.

"Seolhyuuunnn!!!" Taeyeon dan Tiffany berteriak panik melihat tubuh Seohyun yang tergeletak di lantai.

Tak berapa lama, tenaga medis segera datang. Mereka membawa Seolhyun masuk ke ruang gawat darurat. Taeyeon dan Tiffany menunggu Seolhyun di luar.

"Kauharus menghubungi orang tuanya, Tae."

"Iya, aku akan segera menghubungi mereka."

Selang beberapa saat, orang tua Seolhyun datang dengan wajah khawatir.

"Kim Taeyeon, apa yang sudah kauperbuat, huh?" Ayah Seolhyun menarik kerah baju Taeyeon, ia marah.

"Maafkan aku, Paman," sesal Taeyeon.

"Yeobo, tenanglah. Ini bukan sepenuhnya salah Taeyeon."

"Pergilah! Aku tak mau kaumembuat kondisi anakku makin buruk!"

"Tapi, Paman... Aku tak..."

"Aku bilang pergi!"

"Baiklah, Paman. Sekali lagi, aku minta maaf."

Taeyeon dan Tiffany meninggalkan rumah sakit. Tak seperti biasanya, keduanya hanya saling diam. Taeyeon masih merasa bersalah karena tak bisa menjaga Seolhyun dengan baik. Sementara itu, Tiffany melihat kesedihan yang dalam di mata Taeyeon, membuatnya ragu harus berkata apa. Keheningan di antara mereka baru pecah saat keduanya sampai di apartemen Taeyeon.

"Aku akan pulang. Kautak perlu mengantarku," kata Tiffany dingin.

"Pany-ah, aku akan mengantarmu."

"Tidak perlu, istirahatlah. Sampai jumpa besok!"

Setelah itu, Tiffany segera menyetop taksi. Tak butuh waktu lama, ia segera masuk ke dalam taksi dan menyuruh sang sopir mengantarnya pulang. Sementara itu, Taeyeon masih mematung saat melihat kekasihnya terburu-buru meninggalkannya.

"Apa aku berbuat salah lagi?" Taeyeon menggaruk kepalanya yang tak gatal, "apa yang mesti kuperbuat? Kita bahkan baru saja baikan."

***

Tak ingin hubungannya dengan Tiffany memburuk, Taeyeon pun memutuskan untuk menyusul Tiffany. Tentu saja, dia pergi ke sana tidak dengan tangan kosong. Taeyeon membawa sebuket bunga sebagai ucapan permintaan maaf.

Ting Tong! Ting Tong! Ting Tong!

Setelah beberapa kali memencet bel, orang yang Taeyeon tunggu akhirnya menampakkan batang hidungnya.

"Masuklah," kata Tiffany, masih dengan sikap dinginnya.

"Pany-ah, ini bunga untukmu," Taeyeon menyerahkan bunga yang ia bawa.

"Untuk apa kaumembawa bunga?"

"Aku pikir kaumarah denganku. Mungkin karena sikapku yang terlalu memerhatikan Seolhyun. Kaupasti cemburu, kan?"

"Aku tidak..."

Taeyeon menahan kata-kata Tiffany dengan telunjuknya.

"Aku mengerti perasaanmu. Aku juga pasti akan merasa cemburu jika kamu lebih memerhatikan orang lain yang jelas-jelas menyimpan rasa padamu. Aku minta maaf, Pany-ah."

You Are [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang