Part 5

4.4K 417 26
                                    

Mentari bersinar cerah, menerangi kota Seoul pagi ini. Seorang yeoja melangkahkan kaki dengan gembira, tak sabar bertemu dengan ‘sahabat barunya’. Tak seperti beberapa hari sebelumnya, tanpa ada keterpaksaan, yeoja itu dengan sepenuh hati bersedia mengantarkan sahabatnya ke tempat kerja. Dia tak lagi ragu memencet bel apartemen sahabatnya itu. Namun, alangkah terkejutnya yeoja itu saat mendapatkan bukan orang yang diharapkannya yang membuka pintu. Seorang namja dengan wajah tampannya mucul dari balik pintu, menimbulkan beribu tanya di dalam benak Taeyeon.

“Maaf, siapa Anda?” Taeyeon.

“Tiff, ada temanmu datang!” namja itu tak menjawab pertanyaan Taeyeon, pergi meninggalkan Taeyeon dengan rasa penasaran.

Tiffany muncul dengan senyum mengembang di wajahnya, “Ayo, kita berangkat, Taeyeon!”

“Emm…oke!” Taeyeon mengurungkan niatnya untuk bertanya, entah mengapa, hatinya merasa sakit membayangkan bahwa namja itulah penyebab senyuman lebar di bibir Tiffany.

Sepanjang perjalanan, Taeyeon hanya terdiam. Sejujurnya, dia ingin sekali bertanya kepada Tiffany, siapa namja yang berada di apartemennya itu. Namun, hatinya tak sanggup menerima jika orang itu adalah alasan di balik kebahagiaan Tiffany pagi ini.

“Taeyeon, ada apa denganmu?” tanya Tiffany.

“Uhmm…kurasa aku baik-baik saja, mungkin aku sedikit gugup karena nanti akan ada kuis.”

“Ohh…aku yakin kamu pasti bisa, Taeyeon! Tak perlu gugup!”

Taeyeon hanya mengangguk. Dia kembali memfokuskan pandangannya ke jalanan di depannya.

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di tempat Tiffany bekerja. Lagi, Taeyeon menatap janggal wajah Tiffany. Tiffany terlihat lebih bahagia di banding biasanya. Senyumannya juga lebih melebar dari biasanya.

“Taeyeon, apa nanti malam kau ada waktu?” tanya Tiffany sebelum meninggalkan mobil.

“Sepertinya, nanti malam aku tak melakukan apa-apa. Ada apa, Fany?”

“Aku ingin mengajakmu makan malam dan memperkenalkanmu pada orang yang spesial, tadi kau sudah melihatnya di apartemenku. Apa kau bersedia?”

Dada Taeyeon mendadak sesak, dia ragu untuk menjawab, “Uhmm…baiklah, aku bersedia.”

“Oke! Call! Kutunggu kau di apartemenku jam 20.00 malam!”

“Oke..”

“Sepertinya, namja itu begitu spesial untuknya, kenapa hatiku terasa sakit?”

***

Taeyeon mengaduk-aduk makan siangnya, tak berselera untuk menghabiskan makanan itu. Sebenarnya, sejak kejadian tadi pagi, Taeyeon hanya sibuk memikirkan Tiffany dan namja yang ditemuinya tadi pagi. Berbagai pikiran memenuhi kepalanya. Dia sibuk menduga-duga berbagai kemungkinan, dan semakin dia memikirkannya, semakin sesak pula hatinya.

“Tae, kau tak boleh menyia-nyiakan makanan! Jika tak berniat makan, lebih baik untukku!” kata Choi Shikshin.

“Ada apa denganmu, Tae? Kau masih memikirkan gadis sialan yang tega meninggalkanmu, huh?” Sunny merasa cemas tiap kali melihat Taeyeon melamun.

“Ani…aku tak memikirkannya!”

“Lalu, kau memikirkan apa?” Sunny berusaha menemukan jawaban jujur dari sahabatnya.

“Uhmm…itu, Soo, apa kau tahu Tiffany memiliki kekasih atau tidak?”

“Omo! Kau memikirkan Tiffany?” Sooyoung terlihat bersemangat untuk menggoda Taeyeon.

You Are [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang