Taeyeon bimbang, di satu sisi, dia tak ingin lagi terlibat dengan masalah mantan kekasihnya, Seolhyun. Namun, di sisi lain, dia juga tak mau jika Seolhyun menderita karena dirinya. Apalagi jika Seolhyun sampai meninggal dunia karena dirinya. Mungkin perasaan bersalah akan terus menghantui Taeyeon seumur hidupnya. Lama menimbang, Taeyeon akhirnya memutuskan untuk mengunjungi Seolhyun di rumah sakit.
Dengan berat hati, Taeyeon menelusuri lorong rumah sakit. Langkahnya terasa berat untuk menuju ruang Seolhyun dirawat. Tepat di depan pintu ruang Seolhyun dirawat, Taeyeon mengetuk pintu. Seorang wanita berusia 40-an keluar dari ruangan. Wanita itu tersenyum kepada Taeyeon. Wanita tersebut adalah ibu Seolhyun.
“Terima kasih sudah datang, Nak Taeyeon. Semoga dengan kehadiranmu, dia bisa bersemangat lagi untuk melanjutkan hidupnya.” kata ibu Seolhyun.
“Sama-sama. Saya hanya ingin membantu.”
“Kau boleh masuk. Tolong bicara dengannya secara baik-baik karena kondisinya masih labil.”
“Baik.”
Taeyeon mengamati Seolhyun yang masih terbaring di tempat tidur. Perlahan, dia mendekati tempat tidur itu, lalu duduk di sebelahnya. Seolhyun yang menyadari kehadiran seseorang pun membuka matanya. Ia terkejut melihat siapa yang datang menjenguknya.
“Kau datang, Taengoo” ucap Seolhyun lemah.
“Huum. Aku datang,” jawab Taeyeon, ia merasa kikuk untuk berbicara dengan Seolhyun.
“Kedatanganmu tidak akan mengubah hubungan kita, bukan?” tanya Seolhyun sedih, hatinya merasa teriris ketika mengingat orang yang ada di sampingnya bukanlah miliknya lagi.
“Seolhyun-ah, bisakah kita tak membahas masalah hubungan kita di waktu yang lalu? Apa kita tak bisa bersahabat?”
“Kau tahu aku menginginkan lebih dari sekadar persahabatan, Taengoo. Aku masih mencintaimu dan akan terus mencintaimu.”
“Seolhyun-ah, aku…”
“Jika kau datang ke sini hanya untuk menolakku, lebih baik kau pergi! Tak usah pura-pura peduli kepadaku!”
“Aku peduli padamu. Hanya saja, aku tak bisa menjadi kekasihmu lagi. Aku tetap bisa peduli padamu seperti dulu, sebelum kita menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Aku bisa menjadi temanmu sekaligus kakakmu.”
“Aku tidak mengingikan itu! Pergilah!”
“Seolhyun-ah… kumohon…”
“Aku bilang pergi!”
Taeyeon masih berusaha membujuk Seolhyun, tetapi Seolhyun masih terus mengusirnya. Di saat itu, kondisi Seolhyun tiba-tiba menurun kembali. Dengan panik, Taeyeon berteriak memanggil dokter. Untung saja, dokter segera datang menangani Seolhyun.
Taeyeon dan ibu Seolhyun menunggu di luar ruangan. Mereka berdua bergulat dengan pikiran masing-masing. Taeyeon melihat wajah ibu Seolhyun. Wanita itu tampak sangat sedih. Perasaan bersalah menggelayuti hati Taeyeon. Secara langsung maupun tidak, dialah yang membuat wanita di sampingnya itu kembali berduka.
“Maafkan saya, saya tak bermaksud membuat keadaannya memburuk,” ucap Taeyeon menyesal kepada ibu Seolhyun.
“Aku tahu ini sulit untukmu. Aku berharap kau berpikir lebih dalam. Aku ingin kondisi anakku membaik dan kau adalah harapanku, Nak Taeyeon. Sekarang pulanglah. Kau boleh kembali ke sini jika kau sudah berubah pikiran.”
“Baik, Nyonya, saya permisi dulu. Saya harap kondisi Seolhyun semakin membaik.”
Taeyeon pun terpaksa meninggalkan ibu Seolhyun sendirian dengan perasaan bersalah yang masih tertinggal di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are [Lengkap]
FanfictionGenre: Yuri (gxg) Casts: Taeyeon, Tiffany, etc. Taeyeon adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang baru saja diputuskan dan ditinggal pergi oleh kekasihnya. Kehilangan sang kekasih membuat Taeyeon berduka sampai datang Tiffany, seorang gadis asal A...