Part 19.1

4K 421 190
                                    

Warning: Mungkin ada beberapa adegan yang kurang pantas dan kurang nyaman dibaca.

***

Tiffany tak menyerah untuk meluluhkan Taeyeon. Setiap hari, dia selalu datang untuk menemui Taeyeon. Sayangnya, usahanya belum berhasil. Taeyeon selalu menolak untuk bertemu dengan Tiffany.

Hari ini, Tiffany datang ke apartemen Taeyeon karena dia sudah kembali dari rumah sakit. Tiffany berniat ikut menyambut kepulangan Taeyeon bersama keluarga Kim, tetapi lagi-lagi Taeyeon menolaknya.

"Usir dia, Eomma, dia bukan bagian dari keluarga kita!" kata Taeyeon dingin saat dia tahu ada Tiffany.

"Taeyeon-ah, sekali saja, tolong temui Tiffany. Apa kau tak kasihan padanya, Nak? Dia setiap hari menunggumu di rumah sakit sampai kausadar. Dia setiap hari berniat menemuimu, tetapi kauselalu menolaknya."

"Aku bilang, usir dia!"

"Eomma, sudahlah, aku akan pulang dari sini. Maaf sudah mengganggumu, Taeyeon."

"Maafkan Taeyeon, Nak. Eomma yakin dia tak berniat membentakmu seperti itu."

"Tidak apa-apa, Eomma. Aku mengerti bagaimana perasaan Taeyeon. Mungkin dia masih belum siap untuk bertemu denganku. Aku akan datang kembali nanti."

Mrs. Kim bersedih karena Taeyeon memperlakukan Tiffany seperti itu. Padahal, dia yakin jika gadis Korea-Amerika itu adalah calon yang tepat untuknya. Tiffany adalah gadis yang cantik, tak hanya di luar, tetapi juga di dalam. Namun, Mrs. Kim tak dapat berbuat banyak karena psikologis Taeyeon sedang tidak stabil.

Tiffany pergi meninggalkan apartemen milik Taeyeon. Meskipun Tiffany tersenyum di hadapan keluarga Kim, tetapi tangisnya pecah saat dia berada di dalam mobil. Dia tak dapat lagi menahan perasaannya yang terluka dalam. Namun, dia tak bisa melepas Taeyeon sekarang. Dia masih sangat mencintai Taeyeon.

"Sampai kapan kaubersikap seperti ini padaku? Apa kausudah tak lagi mencintaiku?"

Tiffany memegang kalung berliontin gembok miliknya. Air matanya masih mengalir. Dia semakin sedih mengingat saat indah bersama Taeyeon.

"Apa yang harus kulakukan agar kaumau menerima kehadiranku, Tae? Apa kamu melupakan janjimu? Apa kamu mau orang lain membuka gembok hatiku yang telah terkunci rapat olehmu?"

***

Keadaan Taeyeon semakin lama semakin membaik meskipun dia masih belum bisa melihat. Dia mulai mau bertemu orang lain selain keluarganya, termasuk Sunny dan Sooyoung. Namun, dia belum bisa menerima kehadiran Tiffany.

"Taeng, sampai kapan kautak mau menerima Tiffany? Apa kautak kasihan padanya?"

"Bukan urusanmu! Jika kaucuma mau menceramahiku, pergi dari sini!"

"Taeng, kauakan menyesal karena menyia-nyiakannya. Tiffany mencintaimu dengan tulus dan aku yakin kaujuga mencintainya kan?"

"Aku memang mencintainya, tapi aku tak pantas untuknya. Dia lebih baik bersama orang lain yang normal, bukan orang cacat sepertiku!"

"Tapi dia mau menerimamu apa adanya dan dia hanya mencintaimu."

"Aku tak pantas untuknya, Sunny."

"Pantas atau tidak bukan ditentukan oleh kesempurnaan fisik, Taeng. Cinta tak serendah itu. Aku tak mau kaumenyesal karena melepas orang yang mencintaimu dengan tulus."

Taeyeon menangis, Sunny benar, dia akan menyesal jika melepas Tiffany, orang yang ia cintai dan mencintainya. Namun, dia tak bisa membiarkan Tiffany, gadis yang nyaris sempurna, menghabiskan sisa umurnya bersama gadis disabilitas seperti dirinya. Menurutnya, Tiffany pantas mendapatkan orang yang lebih dari dirinya.

You Are [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang