Part 10

4.1K 367 47
                                    

*Author POV*

Pukul 20.00, Siwon datang menjemput Tiffany. Dia menunjukkan senyum penuh kemenangan karena yakin orang yang digilainya itu tak mungkin menolaknya. Namun, Siwon terkejut melihat Tiffany yang tak mempersiapkan diri sama sekali. Tiffany masih memakai pakaian santai, berbeda dengan dirinya yang memakai pakaian formal secara rapi. Siwon memandangi Tiffany dari ujung kaki ke ujung kepala, merasa aneh dengan sikap Tiffany yang terlihat tak mengindahkannya.

“Aku rasa kita tak perlu pergi ke restoran mewah pilihanmu. Aku cukup menjawab pertanyaanmu di sini.”

“Kenapa Tiff? Aku sudah mempersiapkan semuanya untukmu.”

“Aku tak mau mempermalukanmu di depan umum.”

“Maksudmu?”

“Aku tetap pada pendirianku. Aku menolakmu Choi Siwon!”

“Apa? Kau pasti bercanda, Tiff? Kau tahu apa resikonya yang akan kau dapat, bukan?”

“Ya, kau tak perlu khawatir. Aku sudah siap kau pecat. Ah, kau bahkan tak perlu repot-repot memecatku. Ini surat pengunduran diriku!”

“Kau benar-benar gila! Kau akan menyesal, Tiff!”

“Aku rasa kau yang akan menyesal, maksudku perusahaan ayahmu akan kehilangan talenta terbaiknya. Sekarang kau boleh pergi dan jangan pernah muncul di hadapanku lagi!”

Siwon memandang Tiffany penuh amarah. Darahnya mendidih karena merasa dipermalukan oleh Tiffany. Dia tak menyangka akan mendapat perlakuan seperti ini. Baru kali ini Siwon ditolak mentah-mentah oleh seorang yeoja. Padahal, biasanya para yeoja yang mengejar-ngejar dirinya. Karena merasa diperlakukan secara tak pantas, Siwon segera meninggalkan Tiffany dengan perasaan kecewa dan penuh amarah di dalam hatinya. Dia berjanji akan memberi perhitungan kepada yeoja yang telah mengecewakannya itu.

Sementara itu, Tiffany tersenyum melihat sikap Siwon yang masih saja tak bisa menerima kekalahannya. Dia merasa lega karena bisa terlepas dari makhluk picik itu. Untung saja, menjelang detik-detik terakhir, dia mendapat kabar bahwa dia diterima di perusahaan baru. Meskipun gaji yang diterimanya jauh lebih kecil dari sebelumnya, tetapi Tiffany tak mempermasalahkan hal tersebut.
***

Taeyeon, Tiffany, Sooyoung, dan Sunny duduk bersama di sebuah kafe tempat biasa mereka berkumpul. Mereka telah memesan menu makanan favorit masing-masing. Berbeda dengan yang lain, Sooyoung memesan dua kali lipat dari yang lainnya

“Sebenarnya, apa yang sedang kita rayakan?” tanya Sunny tak mengerti kenapa para sahabatnya mengajaknya makan gratis.

“Kita merayakan dipecatnya Tiffany!” kata Sooyoung dengan makanan memenuhi mulutnya.

“Apa? Dipecat?” Sunny semakin heran.

“Yup, lebih tepatnya merayakan keberhasilanku memberbaskan diri dari si gila Choi Siwon!”

“Hmm…Kurasa seharusnya kau menyimpan uangmu, Fany. Kau tak perlu menraktir kita,” kata Taeyeon, yang sudah sejak awal tak menyetujui rencana Tiffany.

“Sebenarnya aku hanya memenuhi janjiku kepada Soo karena dia telah banyak membantuku,” jelas Tiffany.

“Kalau begitu kau tak perlu menraktirku dan Sunny,” Taeyeon masih saja bersikukuh dengan pendapatnya.

“Aish…midget, makanlah tak perlu mengganggu surgaku dengan ocehanmu itu!” Sooyoung merasa terganggu.

“Tenanglah, Tae, aku sudah memperhitungkan semua. Sekarang makanlah. Apa aku perlu menyuapimu?” kata Tiffany membuat pipi Taeyeon merona.

“Aigoo…you are blushing, Taeng! Apa kau malu?” goda Sunny melihat perubahan kecil di wajah Taeyeon.

“Aniyo! Aku tidak malu!” sangkal Taeyeon yang disambut tawa dari teman-temannya.

You Are [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang