Part 19.2 (END)

5.5K 444 153
                                    

Satu tahun kemudian...

Seorang gadis berambut hitam berjongkok di depan makam. Dia meletakkan bunga di makam tersebut. Gadis itu menangis mengingat kenangan yang sempat ia miliki dengan orang yang jasadnya telah dikubur di dalamnya.

"Terima kasih atas semua yang kauberikan. Aku minta maaf karena di saat terakhirmu, aku tak bisa membahagiakanmu. Semoga kautenang di alam sana."

Tak berapa lama kemudian, muncul gadis lain yang juga menyambangi makam tersebut. Dia juga melakukan hal yang sama dengan gadis yang pertama, meletakkan rangkaian bunga di atas makam.

"Maaf aku datang terlambat. Aku ingin mengucapkan terima kasih padamu. Kami akan pastikan kamu tak akan kesepian di sini," sama seperti gadis pertama, gadis kedua juga ikut menangis.

Setelah selesai, mereka berdua pergi meninggalkan komplek pemakaman. Mereka masuk ke dalam mobil yang sama. Rasa sedih masih menghinggapi keduanya. Rasa yang selalu muncul tiap mereka berkunjung ke makam.

"Apa menurutmu dia akan bahagia di sana?"

"Dia akan bahagia di sana, Pany-ah."

"Tae, secara tak langsung aku sudah merebut kebahagiaannya."

"Itu bukan salahmu. Itu bukan salah siapa-siapa."

"Apa menurutmu dia akan cemburu melihat kedekatan kita?"

"Aku yakin dia sudah memahaminya. Dia sudah merelakanku, Pany-ah."

"Aku harap kedatangan kita benar-benar menghiburnya, bukan sebaliknya."

"Percaya padaku, dia akan memahaminya."

"Tapi..."

"Hei, stop menyalahkan dirimu! Jika memang ada orang yang paling patut disalahkan, itu aku. Namun, aku percaya jika kita tak perlu menyalahkan siapa-siapa."

Taeyeon memegang pipi Tiffany dan menatap matanya dalam-dalam. Setelah itu, dia mencium kening kekasihnya. Ciuman Taeyeon berhasil menenangkan Tiffany.

"Pany-ah, jika kamu ingin membalas kebaikan Seolhyun, berhentilah menyalahkan dirimu dan hiduplah dengan bahagia sesuai pesan darinya."

"Thank you, TaeTae. Kaubenar."

"You're welcome, Boo."

***

Tiffany memandangi Taeyeon yang masih tertidur. Pemandangan yang selalu menyejukkan hatinya. Tiffany tak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya jika setahun yang lalu ia harus kehilangan Taeyeon. Bayangan menegangkan sesaat setelah operasi dilakukan selalu terekam di benak Tiffany.

Saat dokter sedang menjelaskan kondisi Taeyeon kepada orang tuanya, seorang suster memanggil dokter pengoperasi. Dia membisikkan suatu hal kepada dokter. Dengan segera, dokter kembali ke ruang operasi. Kejadian tersebut membuat orang-orang yang menunggu Taeyeon menjadi cemas. Mereka takut terjadi apa-apa terhadap Taeyeon.

"Eomma, apa yang terjadi pada Taeyeon?" tanya Tiffany cemas.

"Eomma belum tahu, kita harus berdoa untuk keselamatannya."

Usai merasakan ketegangan yang luar biasa, dokter keluar dari ruang operasi. Semua merasa sangat lega karena operasi Taeyeon berjalan dengan baik. Taeyeon juga sudah sadarkan diri.

Setelah mendapat izin dari dokter, satu per satu dari orang yang menunggu jalannya operasi, masuk ke dalam kamar Taeyeon. Hingga akhirnya tiba giliran Tiffany. Dia masuk ke kamar Taeyeon dengan perasaan tegang. Jujur saja, Tiffany takut Taeyeon akan menolak kehadirannya.

You Are [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang