Part 18.1

3.3K 381 102
                                    

Tiffany bimbang, dia ingin sekali kembali menghapus air mata Taeyeon yang sekilas ia lihat. Namun, dia tak bisa membatalkan pertemuan dengan investor begitu saja. Hal itu membuatnya sangat gelisah.

"Tipa, kaubaik-baik sajakah?" Key curiga karena Tiffany dari tadi tak tenang.

"Aku baik-baik saja, Key."

"Apa kaugugup karena akan bertemu investor penting?"

"Ah, iya, aku sedikit gugup."

"Tenanglah, kita pasti bisa meyakinkan mereka."

"Iya," Tiffany terpaksa tersenyum.

Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di tempat pertemuan. Meskipun konsentrasinya sedikit terbagi, tetapi Tiffany mampu menutupinya. Dia tetap bersikap profesional dan berhasil meyakinkan investor untuk menandatangani kerja sama.

"Senang bisa bekerja sama dengan perusahaan Anda. Mungkin nanti kita dapat bertemu lagi di lain kesempatan Nona Hwang dan Tuan Kim. Silakan menikmati pestanya."

"Terima kasih, Tuan, kami juga senang bisa bekerja sama dengan perusahaan Anda."

Tiffany adalah orang extrovert. Dia senang bersosialisasi dengan orang lain. Dia tak masalah dengan keramaian. Namun, berbeda malam ini, dia tak nyaman dengan keramaian di sekitarnya. Dia merasa kesepian di tengah keramaian.

"Kauyakin baik-baik saja? Apa sebaiknya kita pulang saja?" tanya Key khawatir.

"Sigh... Maaf, Key, aku merepotkanmu. Aku memang butuh istirahat. Konsentrasiku sedang menurun."

"Kalau begitu, lebih baik kita pulang dulu. Kauharus beristirahat. Aku tak mau kausakit. Toh, kita sudah melaksanakan tugas kita."

Setelah menyapa sekaligus berpamitan dengan tamu-tamu penting di sana, Key mengantar Tiffany pulang. Key merasa khawatir karena tak biasanya Tiffany bersikap seperti ini. Dia memang belum lama mengenal Tiffany, tapi ia tahu persis jika gadis itu bukan orang yang gemar memasang wajah muram.

"Thank you, Key."

"You're welcome. Aku tak tahu kausedang menghadapi masalah apa, tapi kautahu kaubisa mengandalkan dongsaeng-mu ini."

"Gzzz... Kaumembuatku merasa tua, Key, but thanks. Aku akan memberitahumu jika butuh bantuanmu."

"Bye, Tipa. Jaga dirimu baik-baik!"

"Bye, Key. Hati-hati di jalan!"

Tiffany memandang mobil Key sampai tak lagi terlihat. Key adalah orang pertama yang menyambutnya dengan tangan terbuka ketika dia tiba di Jepang. Jangan salah paham, meskipun banyak teman-teman kantor mereka yang menjodohkannya dengan Key, tetapi dia tak memiliki perasaan cinta kepadanya. Tiffany menganggap Key sebagai adiknya sendiri. Lagi pula, Key juga sudah memiliki kekasih dan hati Tiffany masih menjadi milik Taeyeon meskipun mereka tak lagi bersama.

***

Tiffany merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Dia mengambil kalung pemberian Taeyeon. Meskipun dia tak memakainya sejak putus dengan Taeyeon, tetapi dia tak pernah berniat membuangnya, sama seperti perasaannya kepada Taeyeon yang tak berniat dia buang.

"Sigh... Meskipun mulutku selalu menolakmu, tapi hatiku berkata lain. Aku merindukanmu, TaeTae."

Tiffany mengambil ponselnya. Dia membuka menu galeri, semua foto dia dan Taeyeon masih tersusun rapi di dalamnya. Tiffany tersenyum membayangkan bagaimana mereka pertama bertemu. Taeyeon begitu dingin kepadanya. Dia bahkan tak mau berinteraksi dengannya secara ikhlas.

"Aku tak pernah membayangkan jika suatu saat aku bisa melelehkan hatimu yang dingin, TaeTae."

Meskipun tak berawal dengan baik, perlahan, mereka menjadi teman baik. Tanpa mereka sadari, pertemanan mereka menimbulkan benih-benih cinta hingga akhirnya Taeyeon menyatakan perasaannya dan meminta Tiffany menjadi kekasihnya.

You Are [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang