Part 4

4.8K 419 65
                                    

*Author POV*

Dua orang yeoja terlihat sedang berbahagia dengan dunia mereka sendiri. Kedua tangan mereka saling menggenggam erat menunjukkan mereka saling memiliki. Mereka berdiri di bibir pantai, menikmati riak-riak kecil ombak yang menyentuh kaki telanjang mereka. Matahari senja terlihat begitu indah, menambah indahnya hubungan dua insan tersebut. Namun, salah seorang dari mereka melepaskan genggaman tangan itu. Membuat orang di sampingnya merasa terkejut.

 

“Ada apa?”

“Aku harus pergi.”

“Tidak, kau tak boleh meninggalkanku!”

“Maafkan aku, aku tidak boleh berada di sini, aku harus pergi!”

“Tidak, kita sudah berjanji untuk terus bersama dalam waktu yang lama!”

“Maafkan aku, Taenggoo-ah!”

 

Yeoja itu meninggalkan kekasihnya yang menangis tersedu. Orang yang ditinggalkan hanya bisa meratap. Dia berusaha mengejar, tetapi kakinya seakan lumpuh tak mau bergerak. Wajah kekasihnya semakin memudar, semakin tak terlihat, hingga benar-benar menghilang

“Tidak, jangan tinggalkan aku Seol-ah!” gumam Taeyeon, “Aku mohon jangan pergi, Seol!”

“Taeyeon, sadarlah!”

Taeyeon membuka matanya setelah merasakan guncangan pada tubuhnya, “aku ada dimana?”, ucapnya setelah melihat keadaan sekitar yang sangat asing.

“Kau ada di rumah sakit, are you okay?” Tiffany terlihat panik.

“Hmm…kenapa aku bisa ada di sini? Dan kenapa kau menjagaku?”

“Kau tadi pingsan di samping mobilmu. Untung saja petugas keamanan apartemen menemukanmu. Aku yang membawamu ke rumah sakit. Sooyoung dan Sunny akan segera ke sini.”

“Kamsahamnida… maaf, aku merepotkanmu.”

“Kau benar-benar keras kepala! Sudah kubilang jangan pulang dulu! Ganti bajumu yang basah! Untung saja kau tidak pingsan saat menyetir!” Tiffany sangat kesal.

“Maaf…” Taeyeon merasa bersalah karena harus merepotkan orang yang bahkan baru bertemu dengannya kemarin malam.

Pintu kamar rumah sakit itu terbuka. Muncullah dua orang  dengan tinggi badan tak seimbang di hadapan Taeyeon dan Tiffany.

“Berhenti mengoemelinya Tiff, kau tahu dia sedang sakit! Dan kau midget, berhenti membuatku khawatir!” yeoja yang berbadan tinggi itu berusaha “menyelamatkan” sahabatnya.

“Kau tak perlu mengkhawatirkanku, Soo. Aku baik-baik saja,” kata Taeyeon.

“Kau tiba-tiba pingsan Taeng, bagaimana kami tak khawatir?” Sunny mengeluarkan suaranya.

“Aku baik-baik saja, sungguh, mungkin aku hanya kelelahan.”

“Tiff, berhubung sudah ada Sunny yang bisa menjaga Taeng, apa kau mau kuantar pulang?” tanya Sooyoung kepada sepupunya.

“Uhm…aku ingin di sini Soo, aku yang menyebabkan Taeyeon pingsan,” jawab Tiffany ragu-ragu.

“Bukan kau yang menyebabkan dia pingsan, Tiff, dia itu manusia kertas yang sangat lemah,” kata Sunny yang sukses membuat Taeyeon mendengus kesal.

“Ayo, kuantar kau pulang! Kau juga butuh istirahat, Tiff!” bujuk Sooyoung.

“Hmm…baiklah,” Tiffany akhirnya luluh, dia tak tahu harus memberi alasan apa agar tetap bisa menemani Taeyeon. Dia bukanlah siapa-siapa untuk Taeyeon, tetapi hati kecilnya ingin berada di samping Taeyeon.

You Are [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang