Winter Night *41

160 21 44
                                    

Prince Qih P.O.V

Tangis Princess Aida sudah tidak terdengar, hanya ada isakan kecil yang tersisa. Aku masih mendekapnya, memberikannya ketenangan. Aku dapat mencium aroma jeruk menguar dari rambut panjangnya.

"Merasa lebih baik?" Dia menjawab pertanyaanku dengan mengangguk.

Princess Aida melepaskan dekapanku, menghapus jejak air mata dengan tangannya. Matanya terlihat membengkak karena menangis.

"Apa kau ingin pulang?" Aku bertanya padanya dan dia menggelengkan kepalanya.

"Aku masih ingin di sini." Dia menjawab dengan suara yang serak habis menangis.

Aku berdiri, "Kalau begitu, ayo!"

"Kemana?" Dia bertanya dengan wajah yang tampak kebingungan. Aku menjawab, "Bersenang-senang."

Aku menggenggam tangannya dan mengajaknya pergi. Kami mencoba berbagai permainan dan beberapa jajanan. Suasana hati Princess Aida membaik. Dia tertawa, terlihat bahagia. Aku yang sedari tadi berada di sampingnya, diam-diam memperhatikannya.

Bibir merahnya yang membentuk senyuman itu terlihat menawan. Matanya yang menyipit saat dia tersenyum itu tampak indah. Rambutnya hitamnya sangat kontras dengan salju yang putih itu.

Aku sudah terpesona. Walau aku sudah sadar sejak awal. Aku sudah terpesona sejak lama. Bahkan aku tidak menyadarinya, kapan aku telah jatuh pada pesonanya.

Dia berjalan di depanku dengan bersemangat. Sorot matanya terlihat hidup.

Sejak dulu, aku sudah memperhatikannya dalam diam. Memendam rasa kagum ini sendiri. Lalu perlahan-lahan, rasa kagum ini telah berubah menjadi rasa suka. Aku bahagia ketika menyadarinya. Sayangnya, itu tidak berlangsung lama.

Begitu tau siapa yang dijodohkan denganku, aku berusaha membunuh perasaan ini. Tapi, hal ini tidaklah mudah. Semakin aku ingin melupakan perasaan ini, justru aku jatuh semakin dalam. Hingga aku menyerah dan tetap memendam perasaan ini.

Memandang pujaan hati dari kejauhan. Permata yang mustahil bagiku untuk meraihnya. Terlalu sulit untuk menggapainya. Kini, permata itu berada di depanku. Tersenyum padaku dan mengulurkan tangannya padaku. Hal yang dulunya mustahil bagiku, kini terjadi.

"Kak Qih! Ayo!"

Suaranya bagaikan melodi yang mengalun dengan lembut. Tanganku menyentuh tangannya. Jari-jari kami saling bersentuhan. Bergandengan tangan dan berlari bersama di tengah keramaian.

Salju yang jatuh di permukaan bumi, menjadi saksi cinta searah ini.

🍁🍁🍁

Prince Adhyth P.O.V

"Adhyth, ayo!"

"Iya, iya." Aku menggelengkan kepala melihat Princess Nurfa yang terlihat begitu bersemangat.

Kami duduk di tepi bukit yang diselimuti salju. Melihat tempat festival yang terlihat bercahaya dan penuh warna. Langit sebelah berat mulai menjadi gelap, sang mentari telah bersembunyi. Bintang tidak muncul di malam musim dingin.

"Terlihat sangat ramai, ya?" Princess Nurfa berucap, aku menoleh padanya dan mengangguk, "Ya."

"Mereka yang di sana sedang dipenuhi rasa senang," dia melanjutkan, "apakah mereka pernah memikirkan hal buruk yang akan terjadi di masa depan?"

The Kingdom Class of C [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang