Permainan II *27

164 21 14
                                    

Princess Irshy P.O.V

"Bagaimana jika tanah menghalangimu?"

Suara itu tidak asing bagiku, lagi pula aku tau dua orang yang memiliki kekuatan earther itu cuma ... Prince Arbi dan Princess Ieltsa?

Biar aku jelaskan sedikit, Princess Ieltsa dan Prince Arbi itu kembar. Dari yang aku dengar, Prince Arbi lahir lebih dulu ketimbang Princess Ieltsa. Walau aku tidak tau kebenarannya, tapi aku yakin kalau mereka itu kembar.

Itu terbukti, sejak awal mereka memang sudah dekat. Aku juga bisa melihat kasih sayang kakak kepada sang adik. Astaga, aku jadi ingin punya kakak. Memikirkan saudara kandung, bagaimana keadaan keluarga kandungku?

Ah, aku tidak tau apakah mereka masih hidup. Aku bahkan tidak ingat seperti apa mereka. Tapi setidaknya aku masih beruntung memiliki keluarga di Kingdom C, terutama adikku yang manja itu.

"Cih, mati saja kau!" Gix menyerang lagi dengan rantainya. Princess Ieltsa tidak melakukan apa-apa dan hanya diam, tiba-tiba tanah yang menjulang tinggi menghalangi rantai Gix.

"Maaf ya, tapi tidak ada yang boleh menyakiti adikku!"

Prince Arbi berdiri di belakang Gix. "Sekarang, kau saja yang mati!"

Entah dari mana datangnya, pada tangan kanan Prince Arbi mengeluarkan listrik. Ah benar, Prince Arbi juga pemilik kekuatan Cytrum. Dia menyerang dengan listriknya, serangan itu berhasil mengenai Gix dan membuatnya mundur beberapa langkah.

Prince Arbi menyeringai puas. Prince Nesfa membantuku untuk berdiri. Aku ingin segera membuka tudung Gix, namun Prince Nesfa menghalangiku. "Kau mau kemana?"

"Aku harus kesana!" Prince Nesfa menggelengkan kepalanya, "Jangan konyol! Mendekat kesana sama saja dengan membunuh diri sendiri!"

"Kau tidak mengerti!" desis ku.

"Kau yang tidak mengerti! Jika kau terluka, maka aku yang akan lebih sakit!"

"A-apa?" Mungkinkah aku salah dengar dengan apa yang dikatakannya?

Dia mendengus kesal, "Sudah lupakan saja!"

Baik. Ternyata memang aku salah dengar.

Prince Arbi berjalan mendekati Gix. Bodoh! Aku yakin Gix hanya pura-pura, karena dia tidak bisa kalah jika tudung yang dipakainya tidak terlepas bukan? Sangat tidak mungkin jika dia kalah dengan serangan seperti itu.

Gix menyeringai. "Prince Arbi jangan mendekat!" teriak ku.

Prince Arbi menoleh, "Kenapa?"

Terlambat! Gix sudah menyerang dengan rantainya dan mengarahkannya pada Prince Arbi. Tapi rantai itu ditangkis dengan pisau kecil yang entah dari mana.

"Kakak! Kau baik-baik saja?!" teriak Princess Ieltsa yang dibalas anggukan oleh Prince Arbi.

Benar juga, Princess Ieltsa adalah anggota Kingdom C terbaik dalam urusan menggunakan senjata. Baik, terbaik kedua, karena terbaik pertama itu Princess Nurfa.

Dari awal, Princess Nurfa sudah sangat tekun berlatih senjata. Apa lagi saat semua sudah mengetahui kekuatan utama mereka dan hanya Princess Nurfa yang belum, ia semakin berlatih keras.

"Kau sangat mengkhawatirkan dia, eh?" Aku menoleh kearahnya, entah mengapa nada bicaranya seolah ... cemburu? Ada apa dengannya itu.

"Kau kenapa sebenarnya? Lagi pula, semua serangan itu sia-sia saja!" Kini gilirannya menatapku dengan pandangan tak mengerti. "Apa maksudmu?"

The Kingdom Class of C [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang