Princess Chacha P.O.V
Tanganku bergerak meraih knop pintu dan membukanya. Di dalam ruangan terlihat Princess Irshy dengan mata sembab dan Princess Aulia yang sedang menepuk punggungnya, tidak lupa Princess Nurfa yang berbaring di atas ranjang. Tampak damai namun wajahnya pucat.
"Ini tidak mungkin hanya kecelakaan 'kan?"
Aku yang tadinya memperhatikan Princess Nurfa jadi mengalihkan perhatian pada Princess Irshy yang tiba-tiba bersuara. Terlihat jelas di manik matanya, rasa bersalah dan rasa khawatir. Ingin rasanya aku membaca pikirannya, tapi mungkin lebih baik jika Princess Irshy sendiri yang menceritakannya. Mungkin juga dengan begitu dia bisa merasa lebih baik.
"Apa maksudmu?" Princess Aulia bertanya setelah keheningan yang menyelimuti kami. Princess Irshy yang tadinya menunduk kini mendongakkan kepalanya, menatap pada Princess Nurfa yang terbaring di hadapannya. Aku dan Princess Aulia saling pandang saat melihat mata Princess Irshy berkaca-kaca.
"Dia meminum minuman yang mengandung racun." Princess Irshy menjawab, "Dia menukarkan gelas miliknya dengan milikku yang ternyata mengandung racun. Dia mencegahku meminumnya dan langsung menukarkannya. Seandainya aku tahu hal itu, aku tidak akan membiarkannya meminumnya."
Baik aku maupun Princess Aulia tidak mampu mengatakan apapun, terlebih melihat bulir bening yang mengalir membasahi pipi Princess Irshy. Aku melangkah mendekat, menggenggam tangan Princess Irshy yang mengepal. Dia menoleh dan menatapku, saat pandangan kami saling bertemu, aku bisa melihat kepedihan itu. Aku menggeleng dan berucap, "Itu bukan salahmu. Jika memang benar, orang-orang itu mengincarmu, adik Fa pasti punya alasan untuk melindungimu."
"Yang adik Cha bilang itu benar, kau tidak bisa menjadi lemah di saat seperti ini. Jika memang dugaanmu benar, adik Fa tidak ingin melihatmu terpuruk seperti sekarang." Princess Aulia ikut angkat bicara, tangannya mengusap punggung Princess Irshy.
Pandangan kami beralih pada Princess Nurfa yang terbaring. Pasti ada yang bisa kami lakukan bukan?
🍁🍁🍁
Prince Adhyth P.O.V
Tidak terasa memang, sang fajar mulai menyingsing dari ufuk timur. Kilau cahaya yang dipantulkan oleh salju yang menyelimuti daratan. Memang indah dan setiap melihat pemandangan ini, rasanya hampir tidak percaya bahwa dunia ini penuh dengan pertikaian. Sungguh miris memang.
Dulu, aku berpikir kenapa seseorang hidup di dunia hanya untuk menyaksikan pertikaian yang tak kunjung berakhir. Meskipun sebagian ingatan di masa kecilku tidak sepenuhnya dapat aku ingat, tapi gambaran perang itu masih melekat di ingatanku. Bayangan darah yang melekat di daerah tempatnya tinggal, banyak orang yang tidak bersalah tewas. Anak-anak malang yang kehilangan keluarga mereka—dirinya sendiri merasakan hal yang sama.
Saat pertama kali orang-orang itu datang, membawaku yang menangis—memanggil kedua orangtuaku yang tidak mungkin menghampiriku—meninggalkan tempatku tinggal. Bahkan saat itu, aku masih melihat ke belakang, melihat bagaimana ledakan itu menghancurkan desa. Aku yang masih terlalu kecil untuk mencoba mengerti, hanya bisa menangis dan merengek.
Bahkan saat menjadi bagian dari Kingdom F, aku menjalaninya dengan sekenanya. Tidak punya ambisi yang kuat, tidak memiliki alasan untuk hidup tapi juga tidak ingin mati. Seolah tidak ada yang menarik di dunia ini.
Itu dulu.
Dulu, sebelum aku bertemu dengannya. Princess Nurfa, gadis itu benar-benar luar biasa. Daya tariknya terlalu kuat, meskipun dirinya merasa payah dan tidak berguna. Sejak awal, dia memang menunjukkan aura yang berbeda. Dan aku tidak tahu, sejak kapan dia menjadi begitu berharga untukku. Yang jelas adalah, aku ingin hidup di dunia lebih lama lagi bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kingdom Class of C [REVISI]
Fantasy[R E V I S I] Di balik langit cerah yang membentang tanpa batas, ada kisah kelam yang memilukan. Yang kamu ketahui sekarang mungkin saja hanya kebohongan, sebuah rekayasa untuk menyudutkan pihak lain. Fakta yang sebenarnya telah ditutup-tutupi, raha...