• p r o l o g •

785 48 5
                                    

Malam itu begitu kacau.

Langit malam yang mendung mulai menjatuhkan tetes hujan, makin lama makin deras. Kebanyakan penduduk lebih memilih untuk berada di rumah, dalam lingkup kehangatan keluarga mereka. Hal itu juga berlaku untukku, yang saat itu masih berusia enam tahun. Gadis kecil yang polos, tidak mengetahui kejamnya dunia luar.

Aku masih ingat dengan jelas malam itu, setelah makan malam ibu menyuruhku untuk bergegas tidur. Waktu itu aku hanya mengangguk, lagipula suasananya membuatku mengantuk. Baru saja hendak beranjak, listrik tiba-tiba padam—sesuatu yang belum pernah aku alami. Aku benar-benar ketakutan, entah karena gelap atau apapun itu, tapi aku merasa takut.

Ibu membawaku ke kamar, memelukku dengan erat. Aku merasa tenang, untuk sesaat aku merasa semuanya akan baik-baik saja. Gadis kecil ini akhirnya dapat memejamkan mata.

Semua ketenangan itu hancur, saat mendadak aku dibangunkan dengan paksa. Ibu terlihat panik dan segera menggendong diriku, dengan tergesa keluar dari rumah melewati pintu belakang. Di sana sudah ada ayah yang menunggu kami, beliau menunggangi kuda dan ada seseorang yang duduk di belakangnya.

Tangan mungilku langsung menggenggam erat pakaian ibuku, saat suara memekakkan telinga itu terdengar. Jeritan histeris dari segala penjuru, bunyi ledakan, dan raungan tangis kesedihan. Ibu dengan segera membantuku menaiki kuda yang tersisa, beliau lalu ikut naik.

Kuda yang ditunggangi ayah melaju lebih dulu, meninggalkan ibu dan aku di belakang. Meski begitu, ibu pun segera memacu sang kuda. Tangan mungilku menggenggam erat pakaian ibuku, sesekali diriku menoleh kebelakang. Terlihat jelas di mataku, kobaran api yang menimbulkan cahaya kemerahan.

Kemungkinan terburuknya, aku melihat beberapa orang menunggangi kuda dan mengikuti kami. Awalnya aku mengira itu bukan hal buruk, tapi semakin mereka mendekat dan terlihat membawa senjata.

"Ibu!"

The Kingdom Class of C [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang