Dengan perasaan pasrah pun gue bertanya "Apa, kak ?"
"Lo harus minta lima tanda tangan dan nomor hp osis yang namanya Luhan, Kris, Chanyeol, Sehun dan Lay." Jawabnya dengan santai.
"Sebelum jam sebelas lo harus udah menghadap gue dan apa yang gue suruh harus udah kelar semua. Ngerti lo ?" sambung kak Kai dengan nada yang tidak ingin dibantah memberikan perintahnya ke gue.
"I.iya, kak." sahut gue dengan terbata.
"Oya satu lagi. Lo harus minta foto mereka juga." tambah kak Kai.
What ??? Minta foto juga ??? Gila ya ini osis. Malu lah gue masa tiba-tiba minta tanda tangan, nomor hp, bahkan minta foto juga ??? Nanti gue dikira ngefans sama mereka lagi. Aargh ini orang emang ngeselin banget ya. Umpat batin gue ngedumel dengan mata yang terbelalak.
"Kenapa lo ? Gak mau ?" suaranya tiba-tiba menyadarkan gue dari kesibukan hati gue yang sedang mengumpat.
"Ng.nggak kok, kak. Aku mau kok." Jawab gue refleks.
"Yaudah sana lo pergi. Mulai dari sekarang lo cari mereka.”
“Inget, sebelum jam sebelas harus udah disetorin ke gue." Ujarnya lagi dengan penuh penekanan di setiap kata.
"Iya kak." Gue pun langsung pergi menjauhkan osis nyebelin itu dan cepet-cepet bergerak buat memenuhi perintah osis killer tersebut.
"Lo disuruh ngapain sama kak Kai, Ling ?" tanya Yoona saat gue hendak mengambil buku, pulpen dan handphone di tas gue yang letaknya di sebelah Yoona.
"Gue disuruh minta tanda tangan, nomor hp sama foto 5 osis cowok." Jawabnya sambil ngorek-orek isi tas gue untuk mencari pulpen.
"Gila ya oke lah kalo tanda tangan sama nomor hp. Lah ini pake minta foto. Aarghh" Sambung gue lagi dengan frustasi.
"Gapapa kali. Toh osis-osis kita gans semua. Lumayan kan buat koleksi foto cogan di hp lo." Ledek Yoona. Aduh ini lagi temen macam apa coba disaat gue lagi emosi kayak gini dia malah seenak jidat ngomong kayak gitu.
"Ahh itu sih mau lo aja kali. Udah ahh gue cabut dulu. Kalo telat nanti gue kena tambah hukuman lagi." Ujar gue dan gue langsung meninggalkan teman gue itu dengan tergesa-gesa.
Gue cuma punya waktu tiga puluh menit untuk mengumpulkan nomor hp, tanda tangan dan foto osis yang diperintah sama kak Kai.
💑
Bugggh...
"Ahh sorry kak, aku gak sengaja." Ujar gue saat tiba-tiba gue menabrak seseorang dan meminta maaf ke cowok yang gue tabrak.
"Makanya kalo jalan tuh hati-hati. Jangan meleng, jangan asal nyelonong aja." Ujar cowok itu dengan lirikan sinisnya.
"I.iya kak, maaf. Aku buru-buru soalnya." Ucap gue lagi dengan perasaan bersalah gue.
“Yaudah. Tapi lo gapapa kan?“ tanya cowok itu yang tadinya sinis mendadak berubah jadi lembut. Ini orang apa bunglon sih? Berubah gitu aja Cuma dalam hitungan menit.
"Hmm iya, aku gak apa-apa kok, kak. Hhmm permisi kak. Aku duluan ya." gue langsung pergi gitu aja ninggalin kakak kelas aneh tadi.
"Ehh ehh woyy... Yaelah itu bocah main pergi aja sih." Teriak orang tadi saat gue lari menjauh yang gak gue hiraukan sama sekali.
"Ka Kris!!" gue teriak memanggil salah satu osis yang gak asing bagi gue. Ya iya lah, orang itu sepupu gue sendiri.
Kak Kris yang merasa terpanggil langsung noleh ke arah sumber suara. Yaitu ke arah gue.
"Kenapa, Ling ?" tanya dia saat gue sampai tepat di depannya.
"Ahh untung gue ketemu lo kak."
"Ada apa emang ? Itu kenapa muka lo lecek gitu ?" dia nanya ngeselin gitu. Sebel gue. Tapi disabarin aja lah. Toh gue lagi butuh dia untuk saat ini karena hukuman yang dikasih temannya itu.
"Nih, bantu gue please." gue langsung menyodorkan buku dan pulpen yang gue bawa ke kak Kris.
"Apaan nih ?" tanya kak Kris dengan kening yang berkerut.
"Itu buku sama pulpen bodoh." Sahut gue dengan entengnya. Sebenarnya pembalasan atas dia yang ngeselin tadi.
"Iya gue tau ini buku sama pulpen. Maksud gue tuh kenapa lu ngasih ke gue." Ujarnya mengkoreksi ucapan sebelumnya.
"Gue kena hukuman di suruh minta nomor hp, tanda tangan sama foto lima osis cowok" jawab gue dengan gestur malas-malasan.
"Abis bikin masalah apa lagi lo sampe kena hukuman lagi ?" Astaga itu mulut gak bisa banget disaring dulu apa ya kalo ngomong? Emosi gue lama-lama sama dia.
"Cuma gara-gara tadi pagi gue telat tiga menit buat kumpul di lapangan." Jawab gue frustasi.
"Udah ihh cepetan, nanya mulu lo, kak. Bukannya bantuin gue." Sambung gue dengan sewot.
"Lo disuruh minta ke lima orang itu siapa aja emang ?" aduh banyak tanya banget sihini orang. Huft sabar, Lingling, sabar.
"Kak Luhan, kak Lay, kak Chanyeol, kak Sehun, dan satunya lagi untung lo. Jadi gue gak ribet-ribet amat." Jawab gue dengan tenang karena daftar orang yang akan gue pintain nomor handphone, tanda tangan dan foto salah satunya adalah kakak sepupu gue sendiri. Kak Kris.
"Enteng lo ngomong. Minta ke gue ada syaratnya ya, jangan mentang-mentang lo sepupu gue terus dengan gampangnya lo dapetin tanda tangan gue." gue mendengus kesal. Salah ternyata kalo gue kira dia akan berbaik hati buat kasih tanda tangan dan fotonya dengan cuma-cuma.
Gua punya sepupu nyebelin bin ngeselin kayak gini sih elah. Untuk kesekian kalinya gue ngedumel dalam hati.
"Woy malah bengong lo. Mau kagak ?" Kak Kris membuyarkan lamunan gue.
"Iya iya elah. Apaan syaratnya ?" tanya gue kesal.
"Gampang kok. Lo lengkapin dulu yang empat orang itu. Kalo udah lengkap lo cari yang namanya Jongin, lo minta nomor hp sama tanda tangan dia. Kalo selsai baru lo ke gue lagi." Gue membelalakkan mata gue seketika. Gila ya. Gampang kata dia? Lima aja gue belum dapet satu pun ini malah disuruh tambah satu lagi. Gak habis pikir gue sama manusia satu ini.
Gue kesel deh. Sumpah. Punya sepupu osis bukannya ringanin hukuman malah bikin tambah tebir. Untung sepupu. Kalo bukan udah gue abisin lo. Omel gue dalam hati.
Gue langsung melangkahkan kaki meninggalkan kak Kris dengan sedikit hentakan pada langkah gue. Gue yang baru aja ninggalin kak Kris tiba-tiba balik lagi.
"Ngapain lo balik lagi ?"
Lingling cengengesan gak jelas.
"Hehe... Yang namanya kak Luhan, kak Sehun, kak Chanyeol sama kak Lay yang mana ?"
"Heuh ngomong dong lo dari tadi."
Kris noyor jidat Lingling.
Lingling cuma cengengesan aja.
"Lo liat tuh dua cowok lagi duduk main hp. Itu namanya Jongin sama--"
"Kris..."
Terdengar ada yang manggil, omongan Kris jadi terputus dan langsung nyamperin sumber suara.
Lingling pun langsung deketin dua cowok itu.
"Misi kak."
Suara lembut Lingling menyapa dua cogan tadi.
"Ada apa ya ?"
Njirrr kok gans sih. Boleh gue gebet gak ?-Lingling.
"Hhmm anu kak..."
Ahh kenapa jadi grogi gini sih.
"Kenapa ?"
Tanya cowok yang lagi duduk sama osis galak.
"Hhmm kakak yang namanya kak Jongin bukan ?"
"Jongin ? Gue bukan Jongin, gue Sehun."
Ini si cadel kenapa nyebutin nama dia sih-Jongin.
"Ohh ini kak Sehun. Kebetulan banget kak. Aku boleh minta tanda tangan sama nomor hp kakak gak ?" -Lingling.
"Buat apa ?" -Sehun.
"Aku lagi dapet hukuman, kak." -Lingling.
"Ohh lagi dihukum. Beliin gue jus jeruk dulu. 5 menit, jangan telat." -Sehun.
Lingling mengiyakan perintah Sehun dan langsung lari ke kantin.
Dia pun langsung memesan jus jeruk pesanan Sehun. Gak peduli kalo harus ngantri, dia minta si ibu kantin untuk ngeduluin dia.
"Please, bu. Saya lagi dihukum, kalo telat nanti hukuman saya ditambah." -Lingling.
"Kasih dia dulu aja, bu. Biar saya belakangan aja. Kasian kan kalo hukumannya ditambah."
Ehh ini kan yang tadi ngasih gue minum.-Lingling.
"Ini jusnya neng."-ibu kantin.
"Makasih, bu."
"Oya makasih kak udah bantu aku. Makasih juga buat... buat air minumnya yang tadi."-Lingling.
"Santai aja. Yaudah sana, nanti kelamaan nambah lagi hukumannya."-Ujar Lay senyum.
Tanpa berpikir panjang, Lingling langsung lari menuju Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SING FOR YOU
Fanfiction"Gue cuma bisa menyesal sekarang." Ya, Siapa sangka saat kita menghindari orang yang kita sayang demi mempertahankan first love dimasa kecil yang lama menghilang, dan tanpa kita sadar bahwa orang yang kita hindari adalah orang yang lama menghilang i...