Chapter 22

48 5 0
                                    

Aku segera berlari menuju pintu dan ternyata ada sebuah bekal yang tergeletak begitu saja. Aku membuka surat nya

kau ini gadis bodoh! kenapa kau tidak membawa bekalmu ? untung saja aku membawanya .
Dimakan !

Reihan.

Aku langsung berlari meninggalkan Arkan yang masih melihatku dengan heran.
Aku mencari Reihan keliling sekolah tetapi nihil .Akhirnya Aku beristirahat di tempat favoritku tanpa kusadari Reihan juga ada disana .Aku  menghampiri Reihan yang sedang tidur di bawah pohon
" Reihan " sapaku
ia tidak merespon , aku duduk disebelahnya
" apa kau marah?" tanyaku
" Apa kau tau , mungkin kau benar akhir akhir ini aku sering tersenyum berkat mu Reihan .Aku sangat terima kasih karena telah menjadi temanku selama ini "
" dan yang bikin aku senang bahwa sahabatku yang telah lama menghilang kembali lagi di hadapanku . Walaupun itu agak menyakitkan sih "
" Baiklah ..sepertinya percuma jika aku ngomong sendiri tanpa direspons .Aku pergi dulu ya dan terima kasih bekalnya "
Baru saja aku beranjak pergi.Reihan memegang lengan seragam ku
" Tetaplah disini sebentar saja " ucapnya
" akhirnya kamu berbicara juga"
" Iyaa" Lanjutnya
" Emm..gadis marmut maafkan aku"
" tentang ?",
" Maafkan karena aku merusak moment indahmu bersama murid baru itu "
" ah..maksudmu Arkan ?"
" ya ..siapa lagi masa Albar"
" Apa kau cemburu ?" Tanyaku
" Tentu saja iya  , Apa kau tau selama ini aku memendam rasa kepadamu , aku sudah lama menyukai-" Tiba tiba ia bangkit dari tidurnya
" yang tadi lupakan saja " ucapnya memalingkan wajah
" Lanjutkan !?, Aku ingin mendengarnya" rengek ku
" jika aku menyatakannya , Apa kau menerimanya ?"
"...." Aku tidak menjawab pertanyaannya ,hanya saja mungkin ia bisa membaca pikiranku
" baiklah untuk sekarang tidak mungkin lain waktu " ucapnya
" Kalau boleh tau nama Murid baru itu siapa?"
"Namanya Arkan fadil "
" ooalaah"
"T-tunggu kau bilang Namanya Arkan Fadil "
" iyaa..terus kenapa ? "
" kau ingat tidak nama panjangku ?"
" Emm sebentar kuingat "
" Ah..nama mu kan Reihan fadil! Terus apa masalahnya?"
" Tidak hanya saja nama Belakangnya sama yaitu Fadil "
" Terus"
" Itu hanya didapatkan jika berasal dari keluarga Fadil semacam marga lah "
" Terus "
" Dari mana ia mendapatkannya nama belakang itu ?"
" Terus "
" weh...gadis marmut apa tidak ada kata lain selain Kata TERUS "
" jadi aku harus jawab apa? masa iya mundur "
Reihan pun tertawa melihatku
" kenapa tertawa?"
" Tidak hanya saja kau jadi lebih berekspresi "
" ih..dasarr menyebalkan "
" kata yang kusuka Menyebalkan"
" sudah tertawanya?"
" em...baiklah "
Aku dan Reihan saling mengejek satu sama lain tanpa sadar Arkan menghampiriku
" Hai..Au " sapanya
" hai juga " balasku
" boleh aku bergabung ?"
"Tentu saja silakan "
" Ah perkenalkan dia-"
" Reihan Fadil , Ketua Osis , Sahabat Aulya "
" Ah namaku Arkan fadil , sahabat kecil Aulya "  Arkan menjabat tangan Reihan , mereka sama sama tersenyum kemudian senyuman itu menjadi sebuah tatapan yang tajam seperti ada Arus listrik
"err.. sudah kn " ucapku
Mereka pun melepaskan jabatan tangannya
" Au..pulang bareng yuk" Ajak Arkan
" boleh " ucapku dengan Antusias
" Aku ikut " ucap Reihan
mereka kembali lagi bertatapan
" Baiklah kita bertiga pulang bareng "
" Emm..Au apa kau tidak kangen ibuku ?"
" tentu saja , apalagi sama masakannya "
" Kapan kapan kau boleh kerumahku kok "
" Kalau gitu Aku ikut " Reihan berbicara Sambil menatap ku seolah olah memberiku isyarat agar aku setuju
" Boleh " balasku dengan tersenyum
kring kring kring
suara bel sekolah berbunyi menandakan bahwa waktu istirahat telah habis .
" Ayok... Arkan kembali ke kelas " Ajakku
Kami bertiga pun sama sama berjalan menuju kelas masing masing .Setelah berpisah dari Reihan, Arkan disetiap perjalanan menatapku terus
" ada apa ?" tanyaku
" tidak ...hanya saja aku kangen masa dulu "
" benarkah?" balasku dengan takjub
" iya..dimana saat itu aku menyatakan perasaanku kepadamu "
" emm...Apa kau pernah menyatakan perasaanmu padaku?"
" tentu saja , apa kau tidak ingat?"
Aku hanya menggeleng gelengkan kepala.
" Ternyata Efek nya sampai sekarang " ungkap Arkan
" tadi kau ngomong apa?"
" Ah..tidak kok "

Our Promise✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang