3

9.2K 1.3K 79
                                    

LUNA

BTS fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

ABO dynamics

Minyoon

.

.

.

LUNA

.

.

.

"Aku ingin tahu, dari mana kau belajar berburu? Kukira, omega sepertimu hanya bisa menjaga rumah, duduk menyesap secangkir teh dengan anggun."

Kalimat itu merupakan suatu pertanyaan yang mengandung sindirian. Jungkook tahu itu, sebab, bagi para aristokrat, pekerjaan golongan omega memang hanya menikmati kehidupan penuh perlindungan dalam pack-nya. Tidak ada campur tangan dalam hal perburuan dan lainnya. Meski dia bukan dari golongan kasta tinggi, tapi Jungkook sedikit banyak memahami dari apa yang dia lihat di lingkungannya.

Tentang Jimin yang sinis pun, dia maklum saja. Mungkin tabiat seperti itu sudah seperti sesuatu yang diturunkan dari leluhur mereka.

"Aku memang melakukan itu. Duduk di depan perapian yang hangat sambil menyesap teh. Tapi dalam pack kami tidak ada yang boleh berleha saja. Semua punya tanggung jawab dan—yah, omega sepertiku pun perlu memiliki kemampuan untuk bertahan hidup. Berburu, bertahan dari serangan, mencari tempat tinggal sendiri."

Ada sedikit rasa tak suka yang dilihat Jungkook ketika Seokjin menyebut dirinya omega. Mungkin memang benar jika mereka yang terlahir segaia omega tak menerima statusnya begitu saja. Dia memerhatikan bagaimana Seokjin kemudian berbicara lagi, menjawab pertanyaan Jimin seputar dirinya dan pack-nya. Dia hanya melihat interaksi mereka tanpa mau ikut campur. Lagipula dia tidak dilibatkan dalam obrolan itu.

Dia mendesah, dia cabut potongan daging dari ranting tusukannya itu dengan sedikit jengah. Dia taruh potongan daging kecil itu di atas sebuah daun yang lebar. Daun itu akan membungkus daging yang telah diasapinya sebagai simpanan makanannya nanti.

Sejujurnya dia tak begitu suka daging asap. Dia lebih suka daging segar. Langsung dimakan sehabis berburu. Tapi dia tak bisa makan daging mentah begitu dalam wujud manusianya. Entah kenapa, lidahnya justru jadi sedikit asing pada rasa daging yang amis alamiah itu.

"Biar kutanya berapa usiamu," ucap Seokjin.

"Menurutmu?"

"Kau mungkin lebih muda dariku. Kau tahir di tahun apa?"

Jimin hanya melirik sambil menyunggingkan sedikit senyum. Tak menjawab. Malah sibuk dengan daging asapnya.

"Hei, 'dik. Katakan padaku berapa usia kakakmu itu." akhirnya Seokjin beralih pada Jungkook. Alpha muda itu hanya mengedipkan matanya sebab dia sedikit terkejut karena setelah setelah sekian lama diabaikan akhirnya dia ditanya juga.

"Duapuluh tiga." jawabnya singkat. Tak dengan basa-basi atau tuntutan kata kenapa.

Seokjin membulatkan mulutnya lantas mengangguk paham, kemudian kembali pada Jimin dengan senyumnya yang lebih simpul dia bentuk. "Oh, benar kan? Kau lebih muda dariku."

Lagi-lagi Jimin menjawabnya dengan senyum pelit.

"Usiamu masih duapuluh tiga." Seokjin merepetisi kata-kata Jungkook seolah tak ada dari mereka yang tahu usia Jimin, termasuk alpha berambut perak itu sendiri. Mungkin dia senang menggoda.

LUNA [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang