20

6.7K 1.1K 86
                                    


LUNA

BTS fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

ABO dynamics

.

.

.

"Taehyung, coba kemari."

"Ada apa, Nek?"

"Lihat ini. Nenek membuat macam-macam dari sample darahmu waktu itu."

"Warna-warni."

"Nenek harus mengembalikannya ke tubuhmu. Supaya tahu apa ini berguna atau tidak."

"Dikembalikan bagaimana?"

"Pakai jarum suntik."

"Disuntik?"

"Iya."

"Apa aku akan mati kalau disuntik cairan warna-warni itu?"

"Hahaha, Taehyung, Taehyung. Nak, Nenek ini bukan orang jahat. Nanti habis disuntik Nenek belikan gulali, ya."

.

.

.

"Hoseok, Hoseok!"

Jimin memanggil, sembari mengguncang lengan kawannya yang tertidur. Hoseok bangun dengan sentakan. Dia maunya berjaga terus. Tapi menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan. Dia kalah oleh kantuk yang tak tertahankan. Jimin membangunkannya ketika Taehyung kejang-kejang.

"Astaga!" Hoseok terperanjat. Dia pegangi bahu Taehyung. Alpha pirang itu tak mau diam dalam tidurnya. Wajahnya menderita. Sakit, itu yang terlihat. Keringatnya banjir. Baru beberapa jam lalu Taehyung diberi blood-potion, reaksinya sudah begini. Hoseok menggigit bibir. Dia tak sangka percobaannya akan membuat Taehyung makin parah.

Namjoon berjongkok di dekat kepala Taehyung. Dia segera menyelipkan sepotongan kecil kain untuk mengganjal sela antara gigi si alpha pirang. Orang yang kejang-kejang bisa saja menggigit lidahnya sendiri dan itu sangat berbahaya. Taehyung menggelinjang. Badannya terus dipegangi. Kepalanya bergerak kesana-kemari. Efek dari darah yang disuntikkan Hoseok ternyata sangat kuat. Tidak ada dari mereka yang tahu di dalam tubuh Taehyung ada apa. Bisa jadi kejang-kejangnya pertanda bahwa darah Hoseok dan virus dalam tubuh Taehyung sedang berperang. Yang mereka takutkan, suntikan darah itu justru malah mencelakakan alpha pirang itu.

"Hoseok, kau mau kemana?"

Namjoon bertanya dengan nada bingung bercampur kesal karena tiba-tiba saja Hoseok berdiri dan berjalan menjauh. Beta itu membelakangi mereka. kepalanya tertunduk dan tangannya berada di rambut, meremat keras.

"Aku takut! Takut percobaan ini gagal! Aku takut dia mati dan ini semua akan jadi salahku!"

"Hoseok! Kau—" Jimin yang mau bicara terhenti saat merasakan perih di hidungnya. Darah kental keluar. Dia menghapusnya kasar sebelum bicara lagi. "Kau ini yang pikirannya paling lurus, bukan? Kenapa kau berubah di saat seperti ini?!"

"Aku takut, Jimin, apa kau tidak mengerti?! Jika Taehyung mati, apa yang harus kulakukan?! Tak ada dari kita ini yang tahu apa virus yang bersarang di tubuh anggota kelompok kita, tak ada yang tahu! Kita juga bukan ilmuwan, bukan dokter! Aku tak tahu mesti bagaimana!" Hoseok mengeritkan gigi. Suaranya melemah kemudian. "Aku bingung, sumpah..."

LUNA [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang