LUNA
BTS fanfiction
Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit
ABO dynamics
.
.
.
Dia tidur karena embusan angin yang masuk lewat jendela. Ketika bangun, langit masih sama birunya. Mungkin hanya lima atau sepuluh menit dia terlelap. Ada sekejap mimpi yang mengisi, ada perasaan yang tertinggal dari itu. Yoongi mendudukkan diri di ranjangnya. Kakinya menapak lantai. Dia ingat waktu itu kakinya tak bisa dipakai berjalan. Dia ingat juga bagaimana sulitnya hidup menggunakan kursi roda selama berbulan-bulan. Sekarang semua membaik, dia telah pulih. Dia bisa berdiri di atas kakinya sendiri tanpa perlu takut jatuh sama sekali. Yoongi turun dari ranjang, mengambil sebuah kalung yang tergantung di dinding kamarnya.
Dia mengelus bandulan biru itu, juga dua helai bulu burung yang dikaitkan di kalungnya. Yoongi mengenakan kalung itu, lalu berkaca di cermin. Dia tak lupa hari di mana kalung itu diberikan, dan Jimin yang berpamitan padanya.
Dia tak lupa.
Yoongi membuka pintu. Di pekarangan, ayahnya sedang menggergaji bongkahan kayu besar. Lelaki tua itu menghentikan sejenak kegiatannya saat melihat Yoongi mengenakan sepatu.
"Yoongi, kau mau kemana?"
"Jalan-jalan untuk... sedikit menghilangkan penat. Tak apa, kan?"
"Ya, pergilah."
Dia pamit pada ayahnya. Keluar dari rumah, dia disambut bau pepohonan dan bau basah daun. Musim semi membuat semuanya tercium harum. Banyak bunga bermekaran di sepanjang jalan menuju puncak gunung. Jalan setapak itu dia lewati sendirian, menembus hutan pinus. Dia sudah hapal jalan menuju tempat yang ingin didatanginya.
Dalam tidur singkatnya dia bermimpi tentang Jimin. Dalam mimpi, alpha itu tengah memandangnya dari kejauhan. Rambut abu Jimin tersapu angin walau tak benar-benar. Ada senyum yang diberi. Yoongi terusik oleh ini. Berdiam di rumah hanya membuat perasaannya mengendap. Dia mau melepaskan itu dengan pergi ke puncak gunung. Di sana, alam akan mengisi kehampaan hatinya.
.
.
.
"Was I lost in thoughts of love
When I close my eyes?
He appeared, and had I known it for a dream
I wouldn't have awakened."*
.
.
.
Dia bersenandung tentang kerinduan. Ibunya sering menggumamkan ini jika hari terasa kosong tanpa Ayah yang belum pulang berburu. Syairnya memempel di kepala sejak dia kecil. Sekarang yang dia rasakan, mungkin serupa dengan isi lagu itu.
Tiba di puncak gunung, Yoongi melepas sepatu. Dia berdiri di atas rumput yang hangat tersinari matahari. Bunga-bunga liar bergoyang tertiup angin. Dandelion-dandelion kecil beterbangan. Di depan sana, lansekap pegunungan tempat tinggalnya terhampar luas. Dia berjalan menuju ujung tebing, berdiri dan membiarkan angin berhembus menyapu anak-anak rambutnya begitu saja. Yang dia lamunkan, tempat ini tak lama lagi akan berubah. Semua akan berubah. Dia tak bisa mencegah itu. Dia hanya bisa merindu, manakala nantinya dia tak lagi bisa melihat ini. Setidaknya, dia bisa merekamnya dalam ingatan sepuas mungkin sekarang. Saat itu pula, sosok Jimin muncul dalam benaknya. Alpha itu tak pernah terdengar kabarnya sama sekali. Sudah satu tahun. Selama itu pula, Yoongi terus menyimpan kalung pemberian Jimin. Dia selalu mengenakannya kemana pun dia pergi. Baginya, Jimin yang tak ada di depan mata, masih ada dalam kalung itu. Tiap kali menyentuh bandul biru dan bulu burung yang menggantung di lehernya, Yoongi akan selalu teringat tentang kenangannya bersama alpha yang dia cintai.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA [pjm x myg]
Manusia SerigalaDi area K-01, mereka dikarantina untuk menjadi werewolf yang tangguh. BTS fanfic. Minyoon. Minga. Jimin x Yoongi. ABOdynamics. Omegaverse.