8

8.7K 1.2K 54
                                    



Hutan itu tak rapat. Banyak cahaya matahari yang masuk lewat celah-celahnya. Rerumputan kering karena udara. Tanah tak lagi selembab semalam. Jungkook berjalan tanpa menoleh ke belakang dan semakin jauh di depan. Taehyung mulai merasa ada yang salah dengan dirinya ketika kaki yang ingin dia langkahkan jadi berat. Kepalanya berkunang-kunang. Dia harus berhenti dari jalannya sejenak untuk mengusir rasa pening itu.

"Ahh..."

Dia memejamkan matanya seraya menaruh tangan di kulit pohon terdekat yang bisa dia gapai. Kulit bersisik yang ditumbuhi lumut itu dia remat kuat. Rasa sakit di kepala itu makin menjadi, bertambah dengan nyeri di ulu hati. Dia membungkuk dalam untuk memuntahkan sesuatu yang terasa amis di mulutnya. Ada darah yang bercampur dengan cairan kental sisa proses pencernaannya.

Dia membuang ludahnya sampai amis dan rasa tak jelas itu habis dia kecap. Ujung-ujung jarinya mulai terasa dingin dan buku jarinya kaku. Dia rasa panas tubuhnya berkurang, tapi keringat keluar dari pori-pori. Dia sedikit mengangkat wajah dan mendapati Jungkook berdiri tak jauh di depannya dengan raut yang sulit terbaca. Hanya dahinya yang nampak berkerut, tanpa ada sepatah kata yang keluar dari bibirnya.

Taehyung mulai mengingat-ingat apa yang dirinya lakukan semalam hingga ia bisa begini. Apa yang dia makan, apa yang dia minum. Ah, dia sampai pada satu kesimpulan tunggal. Mungkin apa yang masuk ke perutnya semalam yang menyebabkan dia seperti ini. Tapi apa yang salah dia tak tahu. Seingatnya makanan yang dibagi Jimin tak hanya dimakan olehnya seorang, tapi Yoongi juga, Jimin sendiri pun memakannya. Sedang air yang diminumnya dari kantung yang dia miliki belum tersentuh sama sekali sebelumnya. Jika dia keracunan, mungkin orang yang dia bagi akan sama nasibnya. Tapi bagaimana dengan Yoongi? Terakhir bicara dengan omega itu, Yoongi nampak baik-baik saja. Bagaimana dengan Jimin? Ini masih jadi hal yang abu ketika Taehyung tak bisa memastikan apa faktornya. Makanan atau minumam? Daging atau air?

Dia masih berpikir, sedang Jungkook mendengus dan memandangnya dengan wajah dingin. Taehyung sedikit banyak masih punya dendam pada alpha muda itu. Tapi apa Jungkook pun sama? Apa dia begini karena Jungkook? Apa alpha itu telah melakukan sesuatu padanya tanpa dia ketahui? Apa salah satu dari makanan atau minumannya diracuni?

Dia mulai kesal dengan pemikirannya sendiri. Dia balaslah tatapan dingin itu dengan mata yang sarat dengan amarah. Ada satu kesimpulan yang dia tarik, bahwa Jungkook memang sengaja mengerjainya sampai seperti ini. Sekonyong-konyong dia menuduh, meski tak ada bukti. Tapi perasaannya condong ke sana. Dia yakin kalau Jungkook masih tak menyukainya. Apalagi semalam Jimin malah lebih memilih untuk makan bersamanya daripada bersama alpha itu.

"Hei, kau." Taehyung memukul batok kepalanya sendiri untuk sedikit menghentikan denyut di sana. "Aku tahu ini ulahmu."

"Apanya?" tanya Jungkook.

Taehyung membuang muka sambil tertawa meringis. Kemudian dia kembali menatap alpha muda itu dengan mata memicing tajam. "Jangan pura-pura polos. Mengaku saja. Kau punya niat untuk membunuhku, kan?"

Anehnya Jungkook tertawa. Tawa itu seperti yang Jimin miliki. Taehyung mulai berpikir bahwa itu adalah sebuah tiruan.

"Aku tak berniat untuk membunuhmu, jangan asal menuduh."

"Cih." Taehyung mulai geram. "Aku tak percaya itu."

Dia dan Jungkook mungkin tak akan pernah cocok. Dengan marah, Taehyung merubah wujudnya menjadi serigala dan berlari menubruk Jungkook hingga dia terjatuh ke tanah dengan kerasnya. Kedua kaki depan Taehyung mencengkram bahu Jungkook dengan kuku-kuku tajamnya. Dia menggeram dengan napas berat berselimut nafsu amarah. Jungkook menatapnya dengan bola mata besar kecokelatan itu. Tak ada yang dia lakukan selain menatap mata Taehyung yang bening kebiruan dan mendengarkan deruan napasnya yang tak teratur.

LUNA [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang