16

10K 1.2K 204
                                    

LUNA

BTS fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

ABO dynamics

.

.

.

Panas. Tak ada matahari di langit. Penyelenggara sengaja membuat cahaya menjadi amat terik. Bahkan dari kejauhan, kadang-kadang bisa terlihat fatamorgana berupa gelombang. Yoongi tak menyangka kalau bergantinya musim dingin ke musim kering akan secepat dan seekstrem ini. Pertama kali dikarantina, mereka diberi musim hujan yang lembab. Itu tak jadi masalah bagi siapa-siapa. Kali ini, udara benar-benar tak bersahabat. Gerah dan mudah lelah. Kelompoknya telah meninggalkan lubang di bawah pohon untuk melanjutkan perjalanan; mencari Jungkook. Namun panasnya udara membuat perjalanan itu terhambat. Mereka sesekali berhenti untuk beristirahat dan minum. Masing-masing tahu kalau nantinya, mereka harus menghemat persediaan air dan makanan yang mereka punya. Jadi mulai saat ini, mereka mulai membatasi diri.

"Heh, jangan minum banyak-banyak, nanti perutmu sakit," Namjoon merebut kantung air Seokjin. Menurutnya omega itu terlalu banyak minum, lupa kalau air harus dihemat. Lagipula, ketika sedang berjalan jauh, tak baik meminum banyak air sebab otot perut akan mudah kram.

"Aku haus, sungguh! Musim kering adalah musim yang paling kubenci. Ini membuatku stres!" ucap Seokjin bersungut. Dia sedikit banyak tentulah kesal.

Hoseok menekan-nekan pucuk kepalanya dengan ujung jari tengah. Matanya memicing ketika melihat Seokjin dan Namjoon. "Kepalaku rasanya nyeri. Ini, di ubun-ubun."

Namjoon mendengus. Rambutnya disisir ke belakang, untuk sekaligus menyeka keringat. Jaketnya sudah dia tanggalkan sejak lama. Tapi rupanya, berpakaian dengan kaos tipis pun sama saja. "Mereka mengganti matahari dengan apa. sih? Hebat, bisa-bisanya membuat area sepanas ini."

Mereka beristirahat di antara pohon-pohon kala itu. Daun-daunnya tak rapat hingga sinar matahari bisa masuk lewat celahnya banyak-banyak. berlindung di bayang-bayang sedikit membantu, tapi tak seberapa. Yoongi duduk di tanah, bersandar punggung di batang pohon. Dia merasa kalau dirinya dehidrasi. Minum pun hausnya masih kembali. Dia mudah berkeringat. Kulit putihnya yang sensitif ketika terlalu banyak bersentuhan dengan udara panas akan memerah dan berbintik. Dengan sengaja dia tepuk lengannya sendiri. Bekasnya tertinggal dan kelihatan jelas. Taehyung yang berdiri di sebelahnya melirik. Alpha itu wajahnya masih lebam-lebam. Dia pun tak banyak bicara sejak mereka pergi dari lubang. Taehyung tak jauh-jauh dari Yoongi. Melulu begitu. Dia masih tak nyaman dengan yang lain.

"Taehyung."

"Aku tahu apa yang kau pikirkan. Mereka nampak tak peduli padaku tapi memang itu yang pantas aku dapatkan, Yoongi."

Yoongi menghela napas. Tak lama Taehyung turut duduk. Alpha itu terus menatap tapi tak bicara. Yoongi melihat mata Taehyung yang betul-betul biru jernih.

"Apa?" tanyanya.

"Jimin," sebut alpha itu. Tanpa perlu menunjuk, Yoongi melirik orang yang Taehyung maksud. Jimin cukup jauh dari mereka, tengah duduk sendirian, melamun, entah apa. "Kau tidak... bicara padanya? Atau apapun. Kulihat dia diam saja. Kukira... ini karena aku terus menempelimu."

"Kurasa bukan karena itu."

"Tapi Yoongi, aku... asshh, kenapa kau jadi begini?" Taehyung memalingkan wajahnya dan memegangi dahi. Sejak kemarin dia tak lagi bisa menatap Yoongi dengan cara yang sama seperti dulu-dulu. Taehyung menghempaskan punggungnya ke belakang. Dia tengadah sedikit, teringat seorang kawannya yang entah masih hidup atau tidak. "Jungkook pernah bertanya padaku apa aku cemburu melihatmu dekat dengan Jimin. Kurasa saat itu dialah yang justru merasa cemburu. Tapi dia bilang tak begitu. Dia menganggapmu seperti seseorang yang..."

LUNA [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang