25

6K 1K 132
                                    


LUNA

BTS fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

ABO dynamics

.

.

.

"As I dozed,

The man I love

appeared, so

It is dreams that

have begun to comfort me."*

.

.

.

Dia mendengar senandung yang samar. Pelan. Lembut. Seperti gumaman, tapi bernada. Jimin bangun di samping Yoongi. Di atas matras, mereka sama-sama terbaring. Ketika melirik, omega itu berhenti bersenandung. Yoongi memberinya senyum tipis yang manis. Lalu Jimin sadar, kalau sebelah matanya tertutupi sesuatu.

"Apa yang terjadi?" Dia bangun dengan sentakan. Tangannya meraba apa yang tutupi mata. Itu perban. Sakit di mata kirinya kembali dia rasakan. Nyatanya, dia memang tak bisa membuka sebelah kelopak itu.

"Tenanglah," Taehyung yang berbicara. Dia memegang bahu Jimin dan turut memandang ke arah yang dituju oleh satu mata yang masih berfungsi baik itu.

"Kita di kubah?"

"Ya. Kita di kubah. Meski semua terluka... tapi aku bersyukur tak ada yang tewas dalam pertarungan." Taehyung ditatap Jimin habis mengatakan ini. Lantas, alpha pirang itu pun melanjutkan kalimatnya. "Anggota kelompok mereka banyak. Sembilan. Yang di hutan, lalu di sini. Namjoon, Seokjin dan Hoseok berusaha mempertahankan kubah. Dua beta dari kelompok itu menjegalku di jalan tapi aku berhasil melumpuhkan mereka. Setelah itu aku datang padamu, dan kalian. Jimin, kenapa kau tak mendengarku? Aku minta kau jangan gegabah, bukan?"

Jimin hanya bisa menunduk sedikit.

Saat itu Yoongi turut bicara. "Tapi, apa yang perlu kita sesali? Bukankah kita bisa mempertahankan kubah ini, dan mengalahkan musuh tanpa ada satu orangpun yang tewas?"

"Yoongi." Taehyung menggigit bibir. Dia tak mengerti kenapa Yoongi bisa mengatakan itu seolah-olah hatinya lapang. Padahal, pasca penyerangan itu, Yoongi terluka parah dan kakinya sama sekali tidak bisa digerakkan. Walau tak tahu pasti, bisa dikira kalau ada bagian dari tulangnya yang retak atau memar. Jimin mungkin belum tahu, tapi Taehyung segan juga untuk memberitahunya mengenai kabar buruk ini.

"Jadi, semua selamat?"

"Ya," angguknya. "meski macam-macam di kubah ini jadi berantakan, dan sebagian persediaan makanan kita terhambur, rusak sia-sia. Tapi semua selamat."

Jimin dan Taehyung hanya saling bertatapan lama. Entah alpha abu itu memikirkan apa. Taehyung berinisiatif untuk memecah keheningan di antara mereka.

"Minum dulu. Kau baru sadar."

Taehyung memberikan sebotol air yang kemudian diterima Jimin. Lalu alpha itu beranjak, ke tempat di mana Seokjin dan Jungkook sedang ribut. Jimin terus memandang Taehyung sampai alpha itu berhenti di ambang pintu sebuah ruangan. Dari kejauhan terdengar Taehyung menggerutu.

"Sudah kubilang itu tak mungkin hanya berupa pajangan... gasnya ada."

Lalu dia dengar Yoongi tertawa.

"Mereka mau memasak," kata omega itu. "Kalau lapar, walau terluka pun masih punya tenaga, ya?"

Candaan Yoongi seperti cara untuk mencairkan suasana. Tapi Jimin merasakan hal yang berbeda ketika menatap omega-nya yang terbaring. Dia merebahkan dirinya lagi, merapat pada Yoongi, bertopang dengan siku tertekuk. Sebelah tangannya mengamit jari-jari Yoongi di atas dada itu.

LUNA [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang