17

8.5K 1.1K 108
                                    

LUNA

BTS fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

ABO dynamics

.

.

.

"Bangun, bangun!"

Jimin berteriak sambil memukul-mukul dinding dengan bongkahan batu. Kemarin dia dan kelompoknya sudah sepakat untuk kembali melanjutkan perjalanan di pagi buta; sebelum fajar menyingsing. Tapi ketika Jimin dan Yoongi kembali ke lubang, kawan-kawannya malah nampak masih nyenyak tidur. Kesal, Jimin menendang salah satu dari mereka.

"Aakh! Brengsek, apa yang kaulakukan?!" Namjoon yang ditendang. Dia meringis, mengelus-elus bokongnya yang disepak sepatu boots Jimin. Kawannya itu seakan tak berbelas kasih karena ketika Namjoon masih berebahan, Jimin hendak menginjak badannya. "Iya, aku bangun!"

Namjoon yang berisik turut membangunkan Seokjin juga. Agaknya dia sedikit tak rela harus menghentikan acara tidur nyenyak bersama Seokjin. Dengan tak sabaran dia menepuk-nepuk perut Seokjin supaya omega yang tidur di sampingnya itu segera bangun.

"Bangun, Seokjin pemalas! Tidak ada dari golongan kita yang malasnya seperti babi!" alpha abu itu berteriak lagi.

Seokjin bangun karena tak suka mendengar omelan Jimin. Dia membalas teriakan itu dengan suara yang sama kerasnya. "Kenapa kau marah-marah begitu, sih?!"

Lain Jimin, lain pula dengan Yoongi. Omega itu membangunkan dua kawannya dengan lebih lembut. Dia panggil-panggil nama Hoseok. Beruntung, tanpa perlu susah, beta itu bangun dengan sendirinya. Terakhir, dia bangunkan Taehyung. Ketika alpha itu duduk, matanya masih rapat. Dia masih mengantuk. Yoongi menyisir rambut pirangnya yang acak-acakan.

"...Yoongi?" gumam Taehyung. Dia mengedip lambat.

Saat itu, Yoongi mendekatkan muka dengan Taehyung lalu melirik kanan kiri. Yoongi sempat memastikan Hoseok sedang sibuk dengan kegiatannya sendiri. Omega itu berbisik. "Taehyung. Semalam kau menipuku?"

"Ha?"

"Kau menipuku..." Tatapan Yoongi jadi tajam. Bibirnya menukik ke bawah dan pipinya sedikit menggembung. Taehyung yang sudah sadar itu mengerutkan dahi. Yoongi tengah menuduh tapi wajahnya seperti itu. Ia tak sangka omega di depannya punya ekspresi yang lucu. "Ayo mengaku."

Belum sempat mengatakan apa-apa, Jimin menghampiri. Alpha itu berdiri angkuh dengan tangan terlipat di depan dada. Seperti biasa, dia menatap orang dengan mukanya yang dingin. Pada Taehyung, dia pun begitu.

"Taehyung," panggilnya. "Setelah kau kembali ke sini semalam, apa yang kau katakan pada Yoongi?"

"Apa?"

Jimin terkekeh jengah. Baginya Taehyung sungguh mengesalkan. Benar-benar ingin dia buat babak belur sekali lagi. "Dasar tukang tipu. Aku sangat ingin menghajarmu."

"Jimin..." Yoongi menegur. Dia tengadah untuk tatap alpha-nya.

"Tapi, kalau Yoongi tak datang padamu, kau tidak dapat menyelesaikan masalahmu, bukan?" Taehyung akhirnya bersuara. Kata-katanya mengundang tatapan tajam dari Jimin.

Alpha itu sadar kalau dirinya mungkin akan lebih parah dari kemarin seandainya semalam Yoongi tidak bersamanya. Menahan hasrat, emosi, dan didihan darah di ubun-ubun memanglah begitu sulit. Sebelum karantina, yang biasa dia lakukan ketika tengah rut adalah pergi sendirian ke hutan, entah untuk berburu atau hanya berdiam diri berhari-hari. Nyatanya, mengatasi masalah rut sebelum dan sesudah memiliki mate tidaklah serupa. Dia rasa, pertahanan yang selama ini dia bangun untuk membentengi diri ketika rut lenyap begitu saja setelah bertemu Yoongi.

LUNA [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang