4

7.7K 1.3K 43
                                    


"Hei tunggu dulu, apa yang akan kau lakuk—"

Buagh! Taehyung mendapat satu bogem mentah di pipinya. Dia terhuyung dan membentur batang pohon kurus di belakangnya. Tangan itu dia remat pada kulit pohon yang pecah-pecah karena lembab. Dia buang ludahnya yang terasa amis-pahit. Dia berdarah, dan dia tahu itu. Lantas dia mengangkat kepalanya yang semula tertunduk.

"Kau ini kenapa?!"

"Rrrgh, aku sangat marah, kenapa semua orang selalu saja menganggapku masih anak-anak?!"

"Hentikan! Uggh, lepaskan aku!"

"—termasuk kau!!" teriak alpha muda bernama Jungkook itu seraya mencengkram kuat kerah baju Taehyung. Dia tarik-tarik kain itu dengan kesal, dan Taehyung mulai menerka bahwa ada yang tak beres di sini. Anak itu, dan perilakunya. Yang Taehyung lakukan hanyalah mencengkram balik pergelangan tangan itu. Dia diberi tatapan nyalang dengan kilat tajam di sana, mata pemburu yang bernapsu. Gigi itu mengerit dan nampak tajam taringnya.

"Uwakh!" tubuhnya didorong keras, punggungnya berbenturan lagi dengan pohon itu. Tangan yang semula mencengkram kerah bajunya beralih meninju perutnya satu kali. Satu lainnya adalah tendangan.

"Aku—bukan—anak-anak!!" Jungkook berteriak sembari memukul secara brutal tak terkendali. Taehyung kewalahan karena pukulan di perutnya tadi benar-benar mengenai bagian yang membuat sakit hebat. "Kenapa kau tidak melawan, hah?!"

Tubuhnya dibanting dengan keras ke tanah hingga rasa sakit itu sampai ke tulang. Bebatuan yang menyembul dari tanah gembur itu menusuk. Dia meringis sakit tapi tak sempat begitu panjang karena alpha muda itu mendudukinya dan mulai memukulinya lagi. Kali ini wajahnya yang kena, beberapa kali.

Tak mau terus jadi sarang bogem, dia akhirnya punya niat untuk menghentikan serangan itu dengan tangannya. "Hei!!"

"Kkh!!" Taehyung dengan cepat menangkup wajah itu dan mengangkat kepalanya hanya untuk beradu dahi. Jungkook menggeram, dan saat itu juga Taehyung ambil kesempatan untuk membalikkan posisi mereka dengan mendorong tubuh yang punya tenaga besar itu ke tanah—menggantikannya. Jungkook berguling sekali sebelum Taehyung menduduki pinggangnya. "Menyingkir—menyingkir dariku!!"

Anak itu benar-benar marah. Taehyung tak memberinya jawaban atau gerakan untuk melepaskannya. Tangannya dikunci, terlipat di belakang punggung dengan cengkraman Taehyung. Alpha bermata sapphire itu mengais napas lelah, sulit juga menangani bocah bertenaga besar seperti Jungkook. Dia tak kira saja akan dipukuli seperti tadi oleh anak itu.

"Menyingkir!!"

Jungkook terus berontak, mengabaikan pakaian dan rambutnya yang terselip-selip daun kering juga ranting-ranting dan tanah kotor. Taehyung semakin kuat mencengkram dan dia tak ingin bangun dari duduknya di atas tubuh itu. "Tenanglah, hei! Apa kau tidak bisa diam?!"

Satu tangannya dia pakai untuk menekan kepala berambut cokelat ikal itu agar tak terus bergerak. Jungkook benar-benar ditahan di tanah kini. Taehyung sedikit meringis merasakan perih di bagian dalam rahangnya—bekas pukulan tadi. Awalnya dia memang tak ada niatan untuk melawan, lebih baik kabur dan menghindari pertarungan tanpa alasan. Memang tanpa alasan, tapi dia juga harus menghentikan kebrutalan anak itu. Jungkook seperti memiliki sesuatu yang berbeda dari dirinya. Emosi yang meledak-ledak.

"Aku tidak akan melukaimu, aku hanya ingin menghentikan ini. Kurasa kita tak perlu bertarung. Jika aku menyinggungmu, aku minta maaf. Apa itu cukup?" katanya, tanpa ada jeda untuk selaan. Jungkook menatapnya lewat ekor mata yang terhalang ujung helai rambutnya. "Hei, jawab aku."

LUNA [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang