23

5.9K 1K 108
                                    


LUNA

BTS fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

ABO dynamics

.

.

.

Merasa belum yakin, mereka memutuskan untuk membuka paksa pintu kubah itu. Namjoon mencari batu untuk menetak gemboknya. Setelah beberapa pukulan keras, akhirnya gembok itu terlepas. Dua sisi pintu mereka pegang untuk didorong bersamaan. Bunyi gesekan pintu dan lantai bangunan menderit nyaring. Begitu memijakkan kaki selangkah melewati ambang pintu, mereka diam. Udara dingin ruangan seketika terasa, beda dengan panas menyengat di luar. Di dalam gelap. Tapi mata mereka masih bisa menangkap apa-apa saja yang ada di sana. Ruang di dalam kubah itu amat luas. Langit-langitnya begitu tinggi. Ada tangga. Lantainya dua. Ada pintu-pintu ke ruangan lain. Ini seperti sebuah rumah. Habis mengagumi bangunan yang luar biasa itu, mereka kembali memeriksa. Benar-benar kosong tak berpenghuni. Di semua bagian, di semua ruang, tak ditemukan bau yang tertinggal.

Mereka kembali ke ruangan utama setelah berpencar. Ada kotak-kotak besar di tepian. Namjoon berlutut untuk melihat apa isi dari kotak-kotak itu. Ketika berhasil membuka satu, dia terkejut. Ada makanan kering dan kaleng-kaleng yang disusun rapi. Masih dalam keadaan terkejut seperti itu, dia membuka kotak lain dan dia temukan barang-barang yang sama. Di sebuah kotak ada botol-botol air. Banyak. Penuh. Namjoon meneguk ludah. Rasanya seperti menemukan surga. Dia segera ingat pada kawannya. Lantas dia pun sedikit berteriak untuk memberitahu Jimin yang ada di sisi lain ruangan itu.

"Jimin, di sini ada persediaan makanan dan air!"

Suaranya menggema. Jimin kemudian berjalan mendekat padanya untuk melihat sendiri apa yang Namjoon temukan. Alpha abu itu turut berlutut seperti Namjoon. Dia mengambil sebuah kaleng. Dibolak-balik kaleng itu. Penampakannya bersih.

"Jika itu sudah lama ada di sini, mungkin akan berdebu. Tapi semua ini seperti baru. Seperti sengaja ditaruh belum lama ini."

"Kau benar," Jimin setuju. "Aku menemukan matras dan selimut di sana. Itu banyak."

"Matras dan selimut? Yang benar?"

"Kau ingat isi surat itu? Kita diminta tinggal di K-0101 sampai karantina selesai. Sepertinya mereka sengaja menaruh persediaan untuk partisipan yang berhasil menandai tempat ini."

"Ya..." Namjoon turut mengambil sebuah kaleng. Hanya saja dia tak memegangnya lama, sebab kaleng itu dia taruh lagi di tempatnya. "Tapi, jika semua ini sengaja disediakan, dan yang diminta menetap di sini bukan hanya kita saja, kurasa kelompok lain akan datang untuk memperebutkan."

Jimin mendengus. "Mereka mungkin sedang dalam perjalanan kemari. Kebetulan saja kita yang menemukannya duluan."

"Aish. Jadi aku tak bisa tidur dengan tenang, kalau begitu?"

"Sejak awal, kita memang harus selalu waspada, bukan?" Jimin mengatakan ini sembari mengambil sebuah botol air dan menenggak isinya banyak-banyak. Puas minum, dia membawa botol itu keluar, di ambang pintu dia habiskan isinya dengan diguyurkan ke kepala. Rambutnya basah. Tapi air itu cukup untuk mendinginkan kepalanya yang terasa mendidih.

"Kita harus memberitahu yang lain," kata Namjoon.

Jimin menoleh. "Kupikir sebelum memberitahu mereka, kita harus menandai dulu tempat ini."

"Baiklah, mau kau atau aku?"

"Aku. Kau panggil yang lain. Cari tempat tinggi supaya suaramu terdengar oleh mereka."

LUNA [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang