26

6.1K 981 61
                                    


LUNA

BTS fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

ABO dynamics

.

.

.

Keluar dari area karantina, mereka dapat melihat bahwa keadaan yang sesungguhnya tak seperti yang diatur oleh penyelenggara. Selama beberapa minggu mereka dihadapkan pada panas terik musim kering, sementara nyatanya, musim yang berlangsung adalah semi. Tapi, kota K-01 yang megah tak memiliki pemandangan musim semi yang indah seperti di masa lalu. Tak ada bunga-bunga bermekaran, tak ada pohon-pohon yang hijau di sisi jalan. Hanya ada gedung-gedung pencakar langit, dan iklan-iklan yang menyampaikan salam bahagia atas berlangsungnya musim yang dinanti-nanti.

"Hei."

Di truk, yang masih terjaga hanyalah Namjoon dan Jimin. Sisanya, tidur karena kelelahan. Alpha jangkung itu memanggil Jimin yang duduk di seberangnya, bosan karena terus diam. Ketika Jimin menoleh, Namjoon berkata.

"Apa kau... merasa ada sesuatu yang hilang begitu karantina ini dinyatakan selesai?"

Jimin melihat Yoongi yang bersandar di bahunya sekilas, lalu melempar jauh pandangannya pada gedung-gedung yang dilewati. "Ada, tapi entah."

"Mereka hebat. Sengaja satu bagian dari kota dibiarkan apa adanya dengan pohon dan tanah terbentang luas untuk dijadikan sebagai area karantina. Sedang, sebagian lagi terlalu moderen hingga rasanya membosankan. Kupikir setelah masuk ke tempat itu, aku sadar kalau separuh dari diriku memang binatang. Secara alamiah akan merasa lebih nyaman ketika bersentuhan dengan alam. Ketika kita kembali, separuh diriku itu seperti tenggelam dan aku menjadi serupa manusia," tutur Namjoon.

Mendengarnya, Jimin turut berpikir. Memang, sebagian diri dari kaum werewolf adalah binatang. Sebagian diri mereka menginginkan kebebasan, hidup di alam luas. Tapi di masa kini, keinginan itu ditekan. Tuntutan modernisasi membuat werewolf menjelma manusia. Tujuan karantina pun sebenarnya agar werewolf tak meninggalkan jati dirinya. Jimin pernah dengar dari ayahnya suatu kali, bahwa di negeri lain, manusia yang mendominasi. Kaum werewolf tak lagi banyak berdaya. Di negeri K justru sebaliknya. Maka karantina ini sebetulnya untuk membuat pasukan-pasukan yang kuat seandainya suatu hari nanti ada pemberontakan dari kaum manusia yang tak lagi mau hidup berdampingan—dengan pemimpin yang sebagian besarnya berasal dari kaum werewolf. Jimin memang ingin jadi manusia. Ingin lepas dari aturan pack yang menurutnya terlalu mengikat dan kolot. Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, bukankah tanpa ada rasa inginpun, selama ini dirinya, atau werewolf lain, secara tak sadar sudah menjadi manusia? Hidup, bekerja, memimpin pemerintahan, berpolitik. Itu tak ada dalam catatan serigala. Tapi werewolf masa kini melakukannya.

Kekuasaan diperebutkan. Negeri K yang katanya damai pun sebetulnya hanya doktrin supaya masing-masing pihak tak saling menyinggung. Hanya saja, ditilik dari sisi lain, segala apa yang menjadi program pemerintah yang mesti dijalankan memiliki tujuan tersembunyi. Ya, Jimin tahu. Orang-orang yang telah dikarantina diikat, suatu saat, dirinya mungkin akan dipanggil untuk menjadi bagian dari bala tentara yang turun ke jalan untuk memaksa manusia tunduk sepenuhnya pada werewolf yang berkuasa.

"Jimin."

"Hm?"

"Aku suka serangga-serangga kecil di pohon."

Mobil-mobil itu masuk ke kompleks gedung pemerintah pusat. Bangunan-bangunan yang kokoh berdiri mengelilingi. Lapangan luas di depan gedung utama menjadi tempat mereka berhenti. Yang diangkut di truk satu persatu bangun dari tidurnya. Mereka diminta untuk turun. Namjoon jadi yang pertama, dia melompat, habis mendarat dia tengadah melihat ke sekeliling.

LUNA [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang