PART 1

57.5K 997 26
                                    



Dosen pengawas memberitahukan waktu tinggal 30 menit lagi. Aku menulis nama dalam lembar kertas ujian UTS dengan buru-buru.

Tata Sahara..

Nomor Nik 20171120

Mata kuliah Akuntansi Biaya

Hari ini adalah UTS terakhir di sementer 6 dengan mata kuliah akuntansi biaya, tapi sialnya hari ini aku datang telat karena insiden di kantor tempatku kerja. Dan mengharuskan aku untuk mengurus kejadian itu dan akhirnya membuatku terlambat satu jam untuk ujian.

Dan inilah aku, Tata sahara, 21 tahun, seorang mahasiswi semester 6 di perguruan tinggi swasta, merangkap juga sebagai karyawan. Alasanku kuliah adalah agar cita-citaku tercapai. Karena untuk mengapai cita-citaku, aku harus menjadi layak, memiliki otak yang agak pintar dan memiliki sedikit kebanggan dengan gelar yang aku miliki. Cita-citaku yang harus terwujud dan pasti terwujud adalah move on dari bayangan mantan dan menikah dengan pria mapan nan tampan.

Sekali lagi alasanku kuliah adalah untuk menggapai cita-citaku. Jadi kalau aku kuliah aku berharap dapat melupakan mantanku lalu menjadi layak dan baik dimata pria mapan. dengan begitu cita-citaku menjadi istri pria mapan akan semakin mudah ku raih. Dengan suami mapan dan tampan juga, aku hanya perlu duduk manis dirumah, mengurus rumah tangga, anak dan suamiku. Jadi aku tidak perlu lagi merasakan kejamnya dunia kerja yang memeras otak dan tenagaku setiap hari, bercibaku dengan kertas-kertas di meja kerja, dengan layar komputer yang membuat mataku merah, yang meskipun begitu tetap mendapat omelan bos yang menusuk hati. Jadi aku bertekat bercita-cita menjadi istri dari seorang pria mapan.

Tapi berita buruknya sampai aku sementer 6 ini, aku belum juga mendapatkan calon pendamping yang aku idamkan. Justru sebaliknya, aku harus dihantam dengan padatnya jam kerja dan jam kuliah yang sering bertabrakan. Bukan Cuma itu, cita-citaku melupakan bayangan mantan juga belum terwujud. Entah kenapa, sosoknya masih mondar-mandir dipikiranku dan masih membuat sekeping hatiku ini ngarep bakal balikan lagi sama orang yang udah aku putusin 2 tahun lalu itu.

Kembali fokus ke UTS. Waktu terus berjalan sisa 25 menit lagi, tapi dari 10 soal, satu soalpun belum ku jawab, ga ada satupun soal yang aku tau jawabannya, bukan Cuma ga belajar, tapi mata kuliah ini aku memang selalu telat bahkan jarang masuk karena sibuk kerja.

Mataku mencari cari Yuna dan Tami, dua kampret yang ngakunya temen tapi kalau ujian mendadak jadi amnesia, budek dan patung batu. Mereka rupanya duduk berjauhan, Yuna si pintar duduk di ujung paling depan dekat jendela dan Tami duduk dibelakang barisan Yuna. Mereka dengan serius mengerjakan soal-soal tanpa nengok kemanapun, benar-benar jadi budek dan patung dalam sesaat.

Keringat dingin bermunculan di dahi, mulutku udah komat-kamit ngeluh ga bisa. Kakiku mulai gemeteran, keringat di tanganku mulai membuat pulpen yang ku pegang jadi licin. Aku pasrah, pasti hasil UTS kali ini ga bisa diselamatakan.

Aku tambah kayak orang gila pas mahasiswa lain mulai maju ke meja pengawas untuk menyerahkan hasil Jawabannya.

Tiba –tiba Lara yang duduk kursi sebelahku berbisik

"ini buruan salin" bisiknya sambil miringin kertas jawabnnya

Dalam hatiku bersorak bahagia, karena orang yang biasanya Cuma nunduk aja pas ujian ini tiba-tiba aja mau ngasih aku jawaban. Tanpa pikir panjang aku langsung melancarkan aksi mencontekku. Mataku melotot tajam untuk dapat melihat jawaban Lara, tapi masalah datang, tulisan lara kekecilan dan mataku yang minus 4 kanan, 3 kiri dan ditambah silinder ini ga bisa ngeliat dengan jelas walaupun udah coba goyang-goyangin kaca mata untuk nyari posisi yang jelas.

SANG MANTAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang