PART 2

22.8K 548 2
                                    



Orang di depanku ini menatapku dengan aura pembunuh. Matanya tajam siap menerkamku dengan caci dan maki. Dia membanting map yang berisi beberapa lembar kertas. Aku menelan ludah dan mencoba tenang. orang-orang lain yang ada diruangan yang sama hanya bisa ikut tertunduk ketakutan sambil pura-pura kerja. Mereka terlalu penakut untuk bisa menyelamatkanku dari mulut bos yang kayak tong sampah.

"Tata, kamu kerja disini udah berapa lama?" tanya si Bos dengan muka murkanya.

"dua tahun pak" jawabku

"kenapa tagihan ke proyek Tirta bisa nyasar ke Proyek sugeng dayu, bodoh apa tolol kamu?" tanyanya lagi sambil bernada tinggi.

Aku terdiam ga bisa jawab, sungguh sial hari ini. Entah kenapa aku melakukan kesalahan lagi hari ini. Setelah pertemuanku kemarin dengan sang mantan kampret, hari ini aku jadi kayak orang linglung dan galau. Sampai-sampai dokumen tagihan yang harusnya ku kirim ke Proyek Tirta malah nyasar ke Proyek sugeng Dayu. Pak Bos marah karena hal itu, pembayaran yang harusnya bisa diterima hari ini jadi mundur gara-gara kesalahanku.

"kenapa diam, ngaku salah, ngaku ga becus kerja, udah bosen kerja disini, kalau bosen udah tau kan pintu keluar sebelah mana?" ujarnya.

Aku pasrah tak mengelak karena sadar aku memang salah. Sebenarnya aku udah biasa dengar omelan dan ocehan pak Bos. Disaat seperti ini hal yang perlu dilakukan adalah diam mendengarkan omelan, cacian dan makian darinya sampai mulutnya berbusa melimpah, asap keluar dari hidung dan telinganya. Jangan banyak menjawab apalagi membantah. Nanti kalau dia udah puas marah-marah, dia akan sadar kembali dan menyuruh kita kembali kerja.

Setelah setengah jam ngomel-ngomel dan mengeluarkan amarahnya, pak bos akhirnya capek juga. dia menegak segelas air dimejanya. Sempat terfikir kalau itu gelas airnya bakal berakhir diwajahku, ternyata tidak. Pak Bos meminumnya. Lalu menyudahi amarahnya.

"ya udah, jangan di ulangi lagi, saya tau kamu memiliki loyalitas tinggi, saya ga akan pecat kamu, kamu jangan mengajukan surat pengunduran diri, kalau sampai saya baca surat itu, saya bakar rumah kamu supaya kamu ga bisa kemana-mana kecuali mendiami kantor ini" katanya. Pada akhirnya aku ga pernah boleh keluar walau tiap hari dimaki-maki

"iya pak..."jawabku pelan

"ya udah sana balik kerja lagi"tambahnya.

Aku langsung ngacir meninggalkan meja Pak bos. Sungguh suatu keajaiban aku bertahan sampai 2 tahun bersama dengan bosku yang agak gila itu. bukan aku takut pak bos bakal beneran bakar rumahku kalau aku resign, lagipula aku kos di kota ini, ga mungkin kan dia bakar kontrakan orang. Alasan aku bertahan adalah karena aku butuh biaya kuliah dan biaya hidup yang harus ku cari sendiri. Kalau engga aku udah lama minggat dan angkat kaki dari kantor ini.

Aku menghela nafas sesampainya di meja kerjaku. Ku tegak air di gelas sekaligus.

"wuaaahh bisa gilaaa akuu" gumamku

"gimana udahan diomelinnya" ledek Mira, rekan satu divisi.

"ya biasalah." Jawabku

"sabar yah... sabar... ingat hari ini gajian" katanya lagi

Aku sampai lupa kalau hari ini gajian, hari yang ku nanti-nanti setiap bulannya bahkan sampai terlupakan karena saking galaunya kemarin ketemu mantan.

"mikirin apa sih, sampai stres gitu keliatannya?" tanya Mira lagi

"mantan" jawabku dengan cepat.

Mira lantas ketawa seolah aku bercanda, dia ga peka aku beneran stres gara-gara ngeliat mantan.

SANG MANTAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang