-----Happy Reading to this part---------------------
Don't forget to Vo.Ment..... Arigatou. ^_^
Moodku saat ini sedang kacau balau. Ucapan Ridho sejak kemarin masih berlalu lalang di fikiran. Aku sudah berusaha untuk tidak mempedulikannya dan mencoba mencari kesibukan dengan ngerjain skripsi. Tapi sia-sia, bukannya ketenangan atau skripsiku yang beres, justru kepalaku tambah nyut-nyutan. Mumet.
Akhirnya tawaran Yuda untuk mengajakku ke kampusnya dulu dia kuliah aku terima. Yuda bilang aku bisa cari referensi dan buku-buku di perpustakan kampusnya yang katanya di jamin lengkap, nyaman, full wifi, up to date dan satu lagi yang bikin seneng, perpusnya di buka untuk umum. Jadi orang luar kampus boleh masuk.
Selain berharap pergi dengan Yuda dapat menghilangkan kegalauanku, kemungkinan aku dapat keuntungan lain dengan dapatnya banyak referensi dan literatur untuk bahan skripsiku. Jadi sekali lempar batu, buah sepohon rontok semua. Begitu kiranya pribahasa yang aku harapkan.
"Sabtu begini ramai ga Yud, kampusnya? " tanyaku sesampainya turun dari mobil Yuda di Parkiran
"ga begitu kayaknya, paling anak magister, anak sarjana mentok jadwalnya ampe jumat, kalau sabtu mereka masih ke kampus paling maen-maen aja, atau engga ada kegiatan kampus" jawab Yuda yang sebagai alumni sudah hapal kebiasaan mahasiswa disini.
Aku manggut-manggut.
"ya udah aku tunjukin perpusnya" tambahnya.
Aku lalu berjalan mengikuti langkahnya Yuda. Lulus satu tahun yang lalu ini belum membuat Yuda lupa letak-letak tempat di kampus ini.
Jarak dari parkiran ke Gedung perpustakan lumayan jauh. Melewati 3 gedung, terus belok kanan, terus lurus lagi 100 meter, terus ke kanan lagi, nyampe deh di gedung perpustakaan dan itupun ternyata harus naik tangga lagi sampai ke lantai 4.
"kita pulang dari perpus ke parkiran laginya naik ojek online aja yah Yud, capek" kataku ngos-ngosan setibanya di dalem perpus.
"hahaha... segitu aja capek, lemah banget" Yuda malah meledek
"lagian kampus segede gini masa ga ada liftnya" kataku pelan-pelan nyaris berbisik.
"ada kok, tadi disebelah tangga kan Lift" kata Yuda Dataar
"khaaa... kenapa ga bilang ?" kataku kesal
"nah lagian, main nyelonong aja naik tangga, aku kira emang mau olahraga, makanya milih naik tangga?" elakknya terkekeh
"olahraga jidatmu... kamu ga lihat ini jidatku keringet semua, ilang deh sisi kefeminimanku"kataku sambil menempel-nempelkan tissu ke keningku.
"ya udah, nanti balik ke parkirannya aku gendong deh" tawaran ga masuk akal.
"engga makasih, aku cuma capek bukan mendadak lumpuh" balasku masih kesal
"duduk, katanya capek, malah berdiri aja" Tangan Yuda menepuk-nepuk bangku disebelahnya, menyuruhku duduk disitu.
Aku langsung duduk dengan ekspresi masih kesal.
"kenapa sih uring-uringan aja keliatannya, Lagi PMS?"tanya Yuda
"engga, ga tau kenapa, pusing aja mikirn skripsi" ngelesku dengan kilat.
"Ya udah nanti aku bantuin, tenang aja. Gini-gini skripsiku dapat A lho" kata Yuda songong
"bener yah... awas kalau engga bantuin" ancamku
"iya, tapi aku tehnik lho Ta, ga ngerti kuliahnya orang ekonomi" balasnya terkekeh

KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MANTAN (COMPLETED)
Short StoryKarena Melupakan Mantan ga semudah Tata mendapatkan Pria tampan dan mapan. ini adalah sepenggal cerita tentang Tata, Mantan dan Pria Mapannya