PART 8

9.4K 262 0
                                    

Aku menghela nafas panjang. Aku menutup mataku sebentar lalu membukanya kembali. Dua kampret melihatku dengan tatapan penuh tanya. Aku menebak-nebak siapa yang akan bertanya lebih dulu, Yuna atau Tami.

Sambil menunggu siapa dari mereka yang bertanya duluan, aku menegak air mineral sampai setengah botol. aku masih agak kesal atas apa yang terjadi kemarin dan sore Tadi.

Setelah kemarin malam bertemu mantan dan bikin galau semalaman, paginya aku minta Yuna mengatur pertemuanku dengan Rama disore hari sebelum perkuliahan dimulai. Dan akhirnya Yuna mengatur pertemuan aku dengan Rama itu di Kafe yang ga jauh dari kampus.

Aku berharap sosok Rama akan membuatku lupa soal kedatangan mantan. Tapi yang terjadi malah kekacuan tak termaafkan. Ingin rasanya menyalahkan kedua kampret ini, tapi aku yakin mereka berdua juga pasti ga tau.

"jadi gimana tadi Ta, kamu ngerasa cocok atau mungkin langsung jatuh cinta pada pandangan pertama gitu sama Rama" akhirnya yang nanya lebih dulu adalah Tami. Kalau soal Kepo emang Tami yang paling maksimal.

Aku menghela nafas lagi. Mencoba ga emosi di depan mereka.

"kacaau" ujarku.

"khaaaaa"Tami dan Yuna menatap penuh kebingungan.

"kenapa?" tanya Yuna.

Aku mulai cerita apa yang terjadi sore tadi. semua awalnya berjalan baik-baik aja. Rama tersenyum manis menyambut kedatanganku. Kita ngobrol santai sampai 15 menit pertama. Tapi belum sampai pesanan minuman kita datang, yang datang lebih dulu malah sosok cewek cantik berbodi langsing, rambut di ombre, sepatu dan Tas dengan brand terkenal mahalnya dan berkaca mata gaya, kalau dibandingin sama aku yang Cuma pakai kaca mata anti rabun yah lewaat aku.

Cewek itu menghampiri ke arah meja ku. Membuka kacamatanya. Matanya lantas melotot tajam ke arah Rama.

Mampus aku, bininya atau mungkin pacarnya

"ka Rani ..." ucap Rama

Whaat. Ka ? kakak maksudnya

"pulang kamu, cewek dekil begini yang mau kamu kenalin ke keluarga kita?" ujar cewek dipanggil Ka rani oleh Rama ini

Whaat dekil ? aku emang miskin sih, tapi ga dekil kali, udah mandi dan cantik perasaan.

"lihat penampilannya, mau yang begini kamu kenalin ke relasi bisnis kamu nanti, apa kurangnya Anita tunanganmu, dibanding dia ini yang nilainya Cuma 5, Anita sejuta lebih baik buat kamu"

"apa? tunangan?" aku kaget.

"Ta, tapi...."Rama mencoba bicara tapi langsung aku potong

"maaf yah Rama, kalau kamu udah punya tunangan. Aku lebih seneng dengan nilai 5 selamanya. Daripada sepadan dengan anita yang nilainya sejuta itu tapi di cap jadi perusak hubungan orang. Lagipula keluarga kamu ga ada niat cari mantu kayaknya, mereka cari orang yang pantas di gandeng ke acara relasi bisnis tuh dan aku ga siap buat itu. terima kasih. Aku pamit pergi. makasih sekali karena perkenalannya sangat berkesan, sumpah ga akan aku lupakan" kataku panjang lebar berbicara dengan kecepatan cahaya. Hingga membuat Rama dan kakaknya Cuma diam mematung dengan mulut menganga.

aku langsung angkat kaki dari kafe dan ngacir ke kampus dengan kekesalan yang tak terkira.

"jadi begitu kejadiannya, kalian gimana sih... ga selektif banget nyarinya" kataku menyudahi cerita sore tadi

"laaaahh.... maaaaf Ta, maaaf banget, kita beneran ga tau.... dia juga ga bilang kok waktu aku coba ngenalin kamu ke dia"kata Yuna dengan wajah merasa bersalahnya.

SANG MANTAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang