----Happy Reading------
Jangan Lupa vote &comment yah...
Entah harus ku gunakan jurus atau mantra apa untuk mengusir mantan dari hadapanku ini. Seperti kemarin-kemarin, sesampainya di depan kosan, sosok mantan bernama Damar Wardana ini sudah berdiri sambil cengar-cengir disana. Aku ingin masuk dan melewatinya saja. Tapi dia berdiri tepat di depan pintu kosanku. Seperti benteng, mau ga mau untuk bisa masuk aku harus musnahkan dulu benteng penghalang ini.
"mukanya jangan ditekuk gitu dong" kata mantan sambil senyum. Entah kenapa sekarang aku lebih sering lihat dia senyum daripada lirih seperti sebelumnya, meskipun ku maki-maki
"aku ga tau lagi caranya ngomong baik-baik sama kamu yah Dam. Tapi aku terganggu banget kamu datang terus tiap hari ke kosan aku, ngerti ga sih dengan kata GANGGU" ujarku, berharap serangan kata-kata ini dapat ia cerna baik-baik maksudnya
"sengaja... itu buat balasan kamu selalu nyakitin aku" jawabnya dengan senyum yang belum pudar. Rasanya langsung nancap dihati. Aku yang nyerang malah aku rasanya yang ketusuk pedang.
"kalau gitu, aku bakal bilang sama cewek kamu kalau kamu sering kesini gangguin aku" ancamku. Berharap yang ini dapat meluluh-lantahkan pertahananya di depan kosanku.
"bilang aja... denger yah Ta, aku pernah di sakiti oleh orang yang aku cintai, tapi sama sekali kejamnya dia ga mempengaruhi cinta aku ke orang itu. jadi menurutku kalau cewek aku emang cinta sama aku, cinta dia ga akan berpengaruh hanya karena kamu bilang aku gangguin kamu" kata Damar
Orang yang menyakiti dia itu maksudnya aku kan?
Damar bener-bener nyiapin amunisi banyak malam ini. Perkataannya barusan buka lagi peluru, tapi nuklir yang justru meluluh-lantahkan diriku sampai hancur berkeping-keping. Aku terdiam tak berkutik sedikitpun, mataku sudah berkaca-kaca. Tapi Damar tak memberi ampun sedikitpun. Dia terus menyerangku dengan perkataanya.
"jadi kalau kamu bilang sama cewek aku, terus cewek aku minta putus, aku malah berterima kasih sama kamu Ta, karena pada akhirnya aku bisa pisah sama orang yang ga terbukti mencintai aku" tambahnya.
Cukup Dam, cukup aku nyerah....
"kok diem?, merasa tersinggung" tanyanya membuatku tersadar
"waktu kamu udah lebih dari 10 menit, peraturannya kamu harus pulang" kataku dengan nanar.
"iya.. aku pulang. Perkataan aku yang tadi tolong kamu cerna baik-baik yah, selamat malam Mantan" kata Damar lalu pergi gitu aja.
Aku kalah telak malam ini, aku hanya mematung tak mampu melawan dengan sepatah katapun, yang mengalahkan Damar pada akhirnya adalah 10 menitnya yang telah habis.
Aku masih berdiri di depan pintu kosan. Aku membatu tak bergerak sedikitpun. Pikiranku masih kacau, dadaku masih agak sesak. Aku mencoba menarik nafas perlahan lalu membuangnya sekaligus. seperti pesan Damar sebelum pergi, aku harus mencerna kata-katanya dengan baik-baik. Dan yang berhasil ku cerna adalah Damar datang untuk membalas dendamnya padaku. Meskipun dia bilang dia akan selalu cinta dengan orang yang telah menyakitinya yaitu aku. Tapi dari glagatnya Damar akan terus datang untuk menganggu ketenanganku.
***
Esoknya di kampus yang mulai ramai sama mahasiswa kelas malam, aku berlari kencang menuju kelas. Aku bukan lagi dikejar mantan atau Yuda apalagi Rama. Tapi aku memang udah telat dari jam perkuliahan. Setengah jam telah berlalu dari jam seharusnya. Yuna dan Tami udah beberapa kali mengirim pesan kalau dosen udah di dalam kelas membuatku tambah panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MANTAN (COMPLETED)
Short StoryKarena Melupakan Mantan ga semudah Tata mendapatkan Pria tampan dan mapan. ini adalah sepenggal cerita tentang Tata, Mantan dan Pria Mapannya