Pagi ini gaya gravitasi kelopak mata atas sangat kuat, butuh tenaga ekstra buat bisa membuka mata. Kepalaku rasanya lebih berat dari beban hidupku selama ini. Entah kenapa juga kasur usang di kosanku mendadak menjadi lebih nyaman dari biasanya.
Aku ngantuk berat karena setelah perjuangkanku mencoba tidur semalam gagal, aku baru bisa tidur jam 4 pagi. Aku masih ingin tengkurap memeluk guling dan berselimut untuk melanjutkan mimpiku, tapi alarm sejak lamaa tadi sudah berdering keras pertanda bahwa aku harus segera bangun dari mimpi dan menghadapi kenyataan. Kenyataan yang bisa dibilang ga bagus-bagus amad.
Kenyataan pertama yang harus ku hadapi setiap hari, di setiap kali aku membuka mata adalah aku selalu tinggal sendirian. Sejak SMA aku sudah tinggal sendirian. Bukan suatu gaya-gayan ingin mandiri dan akhirnya tinggal sendiri, tapi aku punya alasan yang mengharuskanku tinggal sendiri.
Kenyataan kedua yang selanjutnya harus ku hadapi adalah mencari nafkah sendiri. Sebagai wanita mencari biaya hidup sendiri sejak SMA itu bukanlah suatu yang mudah. Disaat yang lain difasilitasi bermacam-macam oleh orang tuanya, aku harus kerja keras hanya untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Dengan segala kesusahan hidup yang ku jalani, kesialan yang kadang ga ada berhentinya, maka dari itu aku bercita-cita jadi istri seorang pria mapan. Bukan matre, tapi aku ingin istirahat dari kedua kenyataan diatas. Membangun keluarga yang bahagia bersama pria mapan supaya aku bisa istirahat dari yang namanya berjuang sendirian. Aku sangat menantikan hari dimana aku bisa bernafas lega dan berkata lantang pada dunia "aku berhenti jadi peserta uji nyali, sekarang aku ga berjuang sendirian lagi"
Kadang mimpi seseorang itu memang sangat menjijikan dimata orang lain, tapi dibalik itu mereka punya alasan mengapa ingin mengapai mimpi itu. maka dari itu aku ga peduli apa pendapat orang tentang mimpi dan harapanku. Karena hidup terlalu sebentar untuk menuruti pendapat orang.
Selanjutnya Kenyataan ketiga adalah aku di hukum oleh tuhan dengan ga bisa ngelupain mantan kampretku itu. Dan ini adalah kenyataan terga-enak dari seluruh kenyataan yang ada. Walaupun begitu, aku terima hukuman ini. Mengingat bagaimana dulu aku telah berbuat jahat pada mantanku itu.
Satu lagi kenyataan terburuk yang harus ku terima hari ini adalah jam sudah menunjukan pukul 08.25 pagi. Itu bukan suatu yang buruk tapi super buruk sekali. Dengan jam segitu aku masih di atas kasur, sekalipun aku ga mandi dan langsung berangkat ke kantor dengan kecepatan cahaya, aku akan tetap telat dan di omelin pak Bos dari jam kantor sampai jam pulang kerja.
Enggaaa deeeh, mending tiduuur lagiiiii...
Baru mau melanjutkan tidur hp udah berdering. Panggilan dari Mira.
"hallo"
"dimana ? ga kerja Ta ?"
"salam aja ama pak bos, aku tepar"
"kenapa?"
"gara-gara mantan, ya udah gitu aja yah, mau istirahat, byee"
"khaaa?"
Tut tut tut
Mungkin si Mira di seberang sana lagi ngedumel, ngomel dan ngoceh-ngoceh dengan kecepatan 150 KM/ jam karena telponnya aku tutup gitu aja. Mungkin juga dia lagi panas-dingin mengingat dia akan menghadapi bos sendirian.
Selamaat berjuang Mira...
Megang Handphone saat mau tidur lagi itu adalah pilihan yang tidak tepat. Aku batal molor lagi setelah angkat telfon dari Mira dan tambah batal lagi karena pas lihat handphone jadi ingat chat-an kedua cowok dari masa lalu itu. seketika aku langsung stres lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/128193435-288-k153111.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MANTAN (COMPLETED)
Short StoryKarena Melupakan Mantan ga semudah Tata mendapatkan Pria tampan dan mapan. ini adalah sepenggal cerita tentang Tata, Mantan dan Pria Mapannya