PART 7

10.3K 302 3
                                        

............

Aku memandang takjub atas apa yang ku lihat saat ini, mulutku mengangga, mataku berbinar-binar, sebentar lagi sepertinya aku akan berteriak histeris.

"kyaaaaaaaaa, komiiiiiiiik Conaaan"pekikku keras.

Seluruh mahasiswa yang hadir langsung menatapku dengan aneh. Kedua kampret girl yang di dekatku menutup telinga dengan kedua tangannya karena suaraku begitu kerasnya.

"ya ampun Ta, kamu gampang banget sih dibuat bahagianya, tinggal beliin komik conan aja langsung teriak histeris gituu" kata Tami

"iyalaah, makasiiiiiih yah Yuna, Tami udah beliin aku komik baru"kataku lantas memeluk mereka berdua.

"iya.. jangan sedih-sedih lagi yah"sahut Yuna

Aku terharu atas kerja keras mereka membuatku tetap bahagia. Setelah kemarin aku di introgasi sampai mewek sama Yuna, hari ini kedua kampret girl ini berusaha membuatku bahagia dengan nyogok beliin aku 5 komik sekaligus. Wanita mana coba yang tak bahagia dapat hadiah barang yang disukainya. Terlebih yang membelikan adalah dua teman yang sebenarnya amat sangat baik, Cuma kalau ujian aja kampretnya kumat.

"ada satu lagi yang mau kita tunjukin ke kamu Ta" kata Yuna. Lantas tangannya masuk kedalam tasnya, Yuna mengeluarkan handphonenya

"lihat nih.... cakep kan" Yuna menunjukan sebuat foto cowok dari handphonenya

"lumayan... siapa dia, kamu ga ada niatan buat selingkuh kan Na" tanyaku dengan cepat

"gundul mu selingkuh" Yuna tak terima ku tuduh-tuduh

"bukan Ta, dia itu Rama, kita sepakat mau ngejodohin dia ke kamu, biar kamu cepat move on dari masa lalu mu yang kejam itu. kita udah pastiin dia type kamu kok. udah ganteng, tajir, baik lagi dan satu lagi dia anak negeri. Kamu pengen banget kan punya suami lulusan perguruan tinggi negeri" kata Tami yang diakhiri dengan ketawa.

"kapan aku bilang pengen punya suami alumni PTN" ujarku sambil mikir. Apa iya aku pernah ngomong begitu. Seingatku Cuma mapan dan tampan aja deh.

"di jamin hidupmu akan bahagia kalau kamu sama dia" Yuna nimpahin. Dengan yakinnya kalau kebahagianku ada di tangan cowok yang fotonya ada di handphone Yuna itu.

"gimana, mau engga dikenalin" kata Tami bersemangat

"semangat banget sih kalian berdua nyariin aku tambatan hati, hahaha" kataku lalu ketawa

"iyalah Ta, kita pengen kamu juga bahagia, ga Cuma mikirin kerjaan, kuliah sama man......" kata Yuna lalu ga dilanjutkan

"mandor kawat tulang besi maksudnya" kataku bercanda, padahal aku tau Yuna mau ngomong Mantan. Mereka kayaknya memberi hukum haram ketika menyebut kata mantan di hadapanku

"iya semacam itulah, jadi gimana? Tertarik engga, daritadi malah ngalihin pembicaraan aja" kata Yuna

"iya.. iyaa.. kenalin deh, bilang aku Tata manusia bermata empat, ga cantik, ga tajir dan agak matre" kataku

"tapi baik kok..." Tami nimpahin.

Kita lantas ketawa ngakak.

Kita duduk di kelas udah hampir 30 menit dari jam mata kuliah seharusnya, tapi pak dosen yang seharusnya ngajar belum nongol-nongol juga, salah satu mahasiswa akhirnya ke ruang akademik untuk menanyakan kabar kedatangan pak dosen.

"Pak wijaksono ga datang katanya, Cuma tugas yang dikasih minggu lalu suruh kumpulin ke mejanya"

Aku bersorak yes dalam hati. Tapi kedua kampret girl ini malah keliatan kesel karena dosen ga datang.

SANG MANTAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang