Terima kasih untuk pembaca setia
selamat membaca untuk part ini.
Jangan lupa votmment.. ^_^
Soal Yuda, itu belum berlalu. Kemarahanku masih membara, terlebih karena hal itu hubunganku dengan Tami menjadi bermasalah.
Tapi karena aku mungkin terlalu kasar dengan Yuda kemarin-kemarin, aku ingin suatu saat nanti bisa berdamai dengannya. Aku tidak ingin nasib hubunganku dengan Yuda akan sama dengan nasib hubunganku dengan Damar. Yakni ke-dilema-an. Cukup satu mantan saja yang membuatku dilema. Cukup Damar saja yang membuatku susah hidup tenang. cukup Damar saja mantan yang membuatku merasa bersalah. Jangan adalagi. Untuk itu, nanti aku akan berdamai dengan Yuda. Tapi tidak sekarang. Saat ini aku ingin rehat dari Yuda. sementara ingin ku tepis Yuda dalam kehidupanku. Sementara. Sampai marahku mereda.
Aku dengan Tami ku biarkan mengalir. Aku memberinya jeda untuk marah, aku memberinya ruang lebar untuk menilaiku sesukanya. Aku tidak akan mengelak, aku biarkan dia sementara untuk membenciku sepuasnya. Tapi aku harap dia akan segera menyadari bahwa aku menganggapnya sebagai seorang yang berharga.
Jangan tanya bagaimana aku dengan Damar setelah sempat terjadi kekacauan antaraku dengan Yuda. Damar yah Damar di hati Tata, tidak berubah meski masalah dan bencana tiba-tiba datang.
Yang tersisa sekarang antaraku dengan Damar tinggallah satu kata tapi sulit makna. Yaitu Dilema. Dilema ingin jumpa tapi takut tak ada makna. Dilema ingin bicara tapi takut tak ternilai olehnya. Karena suatu keterlanjuran yang kadung mengantarkan kita berdua pada suatu ujung bernama ketidakmungkinan. Dan aku sudah lelah berada di ujung itu. Lelah Damar. Lelah.
Aku lelah berada di sana. Andai Kamu menjemputku dari ketidakmungkinan itu Dam ? andai saja. Meski telah lelah, aku ingin menyambutmu. Tidak untuk kembali menjadi kekasihmu. Tidak, Cukup agar aku bisa hidup tanpa perasaan menyakitkan ini. Cukup itu saja. Bisakah kau jemput aku keluar dari dilema itu Dam ?
***
Dan percayalah satu hal di dunia ini. Pasti dan akan pasti terjadi. Kalau kau berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhanmu, maka hal itu sudah pasti akan terjadi. Hal yang tidak kau minta saja Tuhan berikan, apalagi sesuatu yang kau minta. Terlebih itu sesuatu yang kau butuhkan, maka cepat atau lambat kau pasti dapatkan.
Tuhan tau aku sangat membutuhkan Damar, meski aku tidak berusaha bertemu dengannya. Secara kebetulan Tuhan membuatku bertemu dengannya lagi. Dan terharunya lagi, kali ini Tuhan menjadikanku kuat dihadapannya.
Kita makhluk lemah tanpa campur tangan Yang Maha Kuasa. Aku bersyukur bahwa aku punya Dia yang Maha Penyayang, yang tetap mengasihiku meski aku Tata yang Jahat kepada banyak ciptaannya.
Terima kasih atas kesempatan ini, Rabb
"aku mau ngomong" kata ku pada Damar
"Aku juga" dia mengangguk cepat
Ada hal yang tidak aku percaya saat itu, tapi tetap terjadi, yaitu aku bisa tersenyum lega di hadapannya. Aku tidak percaya bahwa berdamai dengannya akan selapang ini rasanya. Perasaan sesak itu sudah sirna. Kegalauan itu mendadak mereda. Orang di depanku, sumber segala Rasa dikepala dan di hatiku juga membalas senyumku itu dengan indahnya.
Kita bukan saling jatuh cinta lagi, karena kami sudah punya cinta itu jauuuuh sebelum ini terjadi. Ini rasa yang lain. Perasaan ingin bertemu yang pada akhirnya dipertemukan. Perasaan ingin saling mengalah tapi akhirnya berhasil kita menangkan.
Siapa ini yang buat ? siapa ini yang melakukan ? siapa lagi. Sang Pengatur alam semesta sedang memberi kesempatan pada kita berdua Damar. Pada kita untuk sekali lagi bisa bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MANTAN (COMPLETED)
Short StoryKarena Melupakan Mantan ga semudah Tata mendapatkan Pria tampan dan mapan. ini adalah sepenggal cerita tentang Tata, Mantan dan Pria Mapannya