PART 19

6.5K 222 2
                                    

---Happy Reading------


Tiga bulan berjalan dengan cepat sejak hari itu dimana aku makan dengan Yuda. Gak banyak yang terjadi selama 3 bulan ini, semua terasa masih sama. aku masih jadian sama Yuda tapi masih belum suka juga sama dia. Malah terkesan membosankan dan ingin rasanya ku sudahi. Tapi masih ku tahan mengingat Yuda baik dan masih memegang syarat yang aku berikan.

Dan satu lagi yang masih sama seperti sebelumnya. Yaitu perasaanku pada sang mantan. Sekali lagi boleh aku katakan kalau berhenti mencintai itu masih jadi hal yang sulit. Walaupun setelah 3 bulan ini aku juga belum bertemu dengannya lagi tapi rasa itu ga berkurang sedikitpun. Yang ada malah tambah kepo dan penasaran,

Apa kabar dia ?

Kenapa dia ?

Dimana dia ?

Apa yang terjadi ?

Kapan tiba-tiba nongol lagi ?

Haaahh... Tata bodoh.

Udahan bahas yang masih sama. ada kok yang beda.

Hal yang agak beda dari sebelumnya salah satunya adalah skripsiku yang sudah memasuki babak akhir penggarapan. Kalau Yuna dan Tami skripsinya udah final dan acc sidang. Dan akan sidang bulan depan. Aku harap, aku juga bisa memaksimalkan sebulan ini untuk bisa sidang bareng mereka.

***

Orang pergi gitu aja udah biasa dihidupku. Datang gitu aja juga udah jadi makananku dikala senggang. Sama kayak hari ini, siangnya aku sudah konfirmasi ke pak dospem kalau aku mau bimbingan nanti jam 7 malam dan beliau bilang meng-iyes-kan permintaanku. Akhirnya aku kekampus untuk ketemu beliau, jam 18.50 aku menuju keruangannya, dia ada didalam dan pas aku baru mau buka mulut dan mau ngomong pak dospem malah bilang buru-buru mau pergi.

"Maaf yah Ta, bapak ada acara makan malam sama calon istri bapak. Sudah ditungguin, gawat kalau bapak telat. Taro aja skripsinya dimeja, nanti bapak periksa. Kalau sudah, bapak hubungin lagi. udah yah ta, bapak buru-buru.." kata pak dospem langsung musnah dan zonk dari pandanganku tanpa sempat aku berkata apa-apa

"kalau ga bisa, kenapa bilang tadi bisa pak..."gumamku pengen nangis.

Aku akhirnya meninggalkan ruangan dospem dengan kecewa. Padahal aku ingin konsultasi banyak soal skripsiku, supaya cepat selesai dan bisa sidang bareng dua kampret.

Saat keluar dari ruangan dosen, aku berpapasan dengan Ridho. Dia melewatiku begitu saja, seolah dia ga melihat ada sosok teman sekelasnya yang lewat di depannya. Aku berhenti, mendadak rasa penasaranku menguap dengan panasnya.

"Dhooo"panggilku lalu berlarian mendekati Ridho

"mau apalagi?" reaksi Ridho ketus.

Aku terdiam, aku baru sadar. Menanyakan Damar ke orang yang berpihak ke Damar itu bukan sesuatu yang baik. Yang ada Ridho malah nyambung omonganku ke Damar.

"engga, nyapa aja, maaf buat yang waktu itu, aku sama temen-temenku keterlaluan" kataku lantas beranjak pergi

"nanyain Damar?" kata Ridho tiba-tiba.

Aku terhenti, kakiku berhenti melangkah. Ridho mendekatiku dan berdiri di depanku.

"Dia baik-baik aja, dia bahagia, dia sehat, dia selalu ketawa. " kata Ridho bermaksud memberikan kabar Damar ke padaku.

Aku terdiam. Mataku terbuka sempurna menunduk ke bawah.

"Mau tau apalagi? Tenang aja Ta, aku ga bakal ngasih tau Damar kok kalau kamu nanyain dia" Ridho menawarkan hal yang terdengar baik.

SANG MANTAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang