PART 24

7.3K 227 3
                                    


Aku bersiap didepan cermin, menata rambutku dengan mengikat rapih kebelakang. sedikit ku rias wajahku seperti biasanya, cuma kali ini agak tebal. tidak lupa ku lepas kacamataku dan ku gunakan lensa kontak. Sekarang aku sudah terbiasa menggunakan benda yang satu ini. Aku kenakan kemeja putih dan rok span hitam lengkap dengan blezer almamater kampus.

sebulan telah berlalu dari semenjak aku terakhir bertemu dengan Damar di Kafe Metros saat itu. Dan hari Ini tepat hari ke 30 aku tidak melihat dan mendengar kabar Damar. Setelah bercermin aku meraih kalender yang berada di meja. Aku mencoret silang di hari ini dikalenderku. Sejak pertemuan terakhirku dengannya di kafe metros tidak ada lagi berita dan kabar darinya. Setiap hari setelah hari itu aku hanya bisa menghitung dikalenderku. Sehari, dua hari, tiga hari sampai tepat hari ke 30 ini, masih juga tidak ada berita lagi darinya.

Bahkan parahnya dia memblok seluruh kontakku di hari ke 5 Setelah kita bertemu. Yah tepatnya 25 hari yang lalu, aku tidak bisa menemukan satupun akun sosmednya. Aneh dan pedih rasanya. Secara tiba-tiba dia seakan sengaja membuatku mencarinya tapi keterlaluannya dia malah menghapus seluruh jejaknya. Muncul tiba-tiba dan hilang tiba-tiba, dia memang paling berbakat soal itu.

Paling pedih lagi hari ini aku harus sidang skripsi dengan mental baper dan Galau. Aku sempat bilang ke Damar waktu pertemuan kami di metros kalau aku sidang hari ini. Dalam bayanganku, dia akan datang dan membawa bunga dan balon kelulusan untukku. Tapi nyatanya itu jaaauuuuuuuuh sekali dari khayalanku yang ketinggian. Dia bahkan sudah sirna di keesokan harinya. tepat setelah kami bertemu di kafe metros.

Malam itu setelah dari Metros, Damar bahkan mengantarkan aku pulang sampai ke kosan. Aku juga masih ingat, sambil tersenyum dia mengatakan "sampai nanti yah, nanti aku chat kamu lagi".

Sampai nanti apanya ? Chat apanya?. Sampai tengah malam aku menunggu chat darinya, sampai paginya lagi, sampai keesokannya lagi bahkan sampai hari ini, tidak satu hurufpun masuk pesan darinya. Haah jangankan pesan darinya, kalau aku tidak di blokir dan bisa chat dia lebih dulu, mungkin sudah ribuan chat ku kirim kepadanya. Tapi sayangnya aku harus nerimo dan legowo dengan rasa galau selama hampir sebulan.

Besar niatku mendatangi rumahnya. Tapi ku tahan. Aku tidak ingin bertindak bodoh, dia sekarang milik orang dan aku sudah tegas mengatakan kepadanya kalau aku sudah tidak ada rasanya untuknya. Jadi untuk apa aku nekat mendatanginya, itu hanya akan membuatnya tau hatiku sebenarnya.

***

"Tami Raharja , silahkan masuk keruang sidang" . Tami sudah dipanggil keruang sidang, itu artinya setelah Tami aku yang harus bergulat habis-habisan diruang sidang.

"Tam...semangaat" seru Yuna ke Tami.

Aku bermaksud ingin mengatakan hal yang sama ke Tami, aku mulai tersenyum pada Tami, tapi Tami keburu melengos dan memasang wajah juteknya ketika melihatku.Dia masih marah sampai saat ini. sejak waktu itu, setelah insidenku putus dengan Yuda sampai saat ini Tami belom mau menyapaku juga.

Waktu yang kuberikan sudah terlalu lama Tam untukmu marah, jeda yang ku berikan sudah begitu lebar untukmu mengertikanku, tapi kamu masih saja Diam tak menyapa. Apa sekarang aku yang sudah tidak ada artinya lagi di hidupmu Tam ? Jika benar. Katakan dengan jelas dan keras. Jangan Diam

"sabar yah Ta, dia lagi stres aja kali karena mau sidang" Yuna menepuk pundakku beberapa kali setelah Tami memasuki Ruang sidang. Yuna seakan mengerti sakitnya aku diabaikan oleh Tami.

"Tapi dia tadi senyum lho Na ke kamu, kenapa ke aku begitu, apa aku segitu ga bisa dimaafinnya" lirihku.

"belom waktunya Na, nanti juga dia luluh sendiri" tambah Yuna.

SANG MANTAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang