Part 2

75K 5.4K 58
                                    

Foto or portrait dari Emily Chester - sahabat dekat yang sudah seperti saudara bagi Stella. Dan karakter Emily dimainkan oleh Emily Ratajkowski. 


--

Aku terbangun ketika mendengar suara berisik yang berasal dari Ponsel milikku. Aku langsung terduduk dan berusaha membongkar Ransel milikku untuk menemukan Ponsel itu.

"Halo –" Jawabku setengah sadar tapi setelah mendengar jawaban – bukan teriakan diujung sana aku langsung tersadar sepenuhnya.

"Stella!! Aku sudah meneleponmu berkali-kali, Ibumu – Estrella juga berusaha menghubungimu tapi nihil! Kau tahu berapa khawatirnya kamii!!"

Serbu Emily dan aku hanya bisa menutup mata dan menggigit bibir ketika teringat akan janji yang kubuat, yaitu menelepon Ibu, Ayah serta Emily sesampainya di Guesthouse.

"Maaf – aku terlalu lelah hingga akhirnya tidak sengaja tertidur." Jawabku merasa bersalah,

Aku mendengar Emily menghela nafas lalu, berkata "Aku tahu – aku juga terus berpikir bahwa dirimu pasti ketiduran. Tapi kau tahu ? karena dirimu menghilang 2 jam sejak perkiraan kami mengenai sampainya dirimu di Oregon, Mike nyaris saja memaksa Colton untuk ikut bersamanya menyusulmu kesana – dengan Berlari."

Aku hanya terdiam dan memikirkan kalau saja itu benar-benar terjadi. Aku langsung menggelengkan kepalaku untuk menghilangkan bayangan itu.

"Dia Gila." Ucapku ketika mengatasi pikiranku, "Oya apa Estrella bersamamu?"

"Tidak. Saat ini aku sedang berada di kamar Kakakku tercinta. Ia sedang marah dengan Christian – Alpha kita karena berbagai hal."

Aku tersenyum mendengarnya.

Ya, Emily adalah adik dari Luna Nika. Keduanya memiliki figur tubuh dan wajah yang sempurna. Baik Luna Nika maupun Emily sangatlah terkenal di Pack kami, karena mereka memang salah satu Perempuan tercantik di pack bahkan kecantikan mereka kabarnya sampai menyebar ke Pack lain.

"Baiklah. Aku harus mandi dan membuat makanan, sepertinya perutku ini sudah mulai merengek meminta untuk diisi." Ucapku pada Emily sembari mengusap kecil perutku yang baru saja mengeluarkan suara sebagai tanda bahwa diriku membutuhkan makanan.

Emily hanya tertawa kecil lalu menjawab, "Baiklah. Tapi jangan lupa untuk menelepon Estrella bahwa dirimu baik-baik saja, Ibumu itu baru saja membuat keributan kecil di Rumah Alpha ketika memaksa Beta Edor – yang tidak lain adalah Kakakmu untuk mencarimu ke Oregon saat ini juga."

"Ohh. Sorry, sepertinya kepergianku benar-benar membuat kalian khawatir. Baiklah, kita lanjut nanti, oke?"

Aku pun bergegas mencari pakaian ganti, lalu berlari kecil ke kamar mandi untuk menyegarkan badanku. Selesainya mandi aku bergegas menuju dapur, tapi langkahku terhenti ketika menyadari bahwa tidak mungkin ada makanan disini. Sepertinya aku harus pergi belanja, meski ini sudah malam.

Aku mengeluarkan ponselku dan mengetikkan nomer Estrella sembari tangan kiriku memegang senter untuk menerangi jalanku. Memang Guesthouse yang kupilih adalah Guesthouse khusus yang ada di tengah Hutan. Tapi disini sangatlah aman, karena meski gelap ada beberapa penjaga yang aku temui selama perjalanan tadi menuju Guesthouse.

"Hei." Ucapku pelan ketika telepon milikku sudah tersambung pada Estrella.

"Kau benar-benar anakku, karena hanya dirimu yang bisa membuat diriku kebingungan, khawatir dan over-protective seperti ini." Jawab Ibuku itu dan aku tersenyum mendengarnya,

"Maaf, kau tahu aku tidak terbiasa duduk di Kereta dan Bis berjam-jam seperti tadi jadi selama perjalanan aku pun tidak bisa tertidur sedikitpun, alhasil sesampainya di Guesthouse aku langsung tertidur."

"Hmm, aku tahu tadi Emily baru saja mengunjungi rumah untuk memberiku kabar bahwa dirimu baik-baik saja. Kau tahu ? Aku tadi baru saja memaksa – bukan mengancam Kakakmu untuk menyusulmu ke Oregon."

Aku tertawa kecil mendengar Ibuku berkata seperti itu, karena aku sudah bisa membayangkan bahwa meski Estrella khawatir dan panik akan keberadaanku, Erdo tidak mungkin akan berkutik dari pekerjaannya dan hanya akan berusaha menjelaskan bahwa diriku pasti baik-baik saja. Lalu Ayahku – Nick akan berusaha menenangkan Ibuku dan berusaha meyakinkan bahwa diriku baik-baik saja, tapi Ibuku pasti akan bersikeras untuk memaksa Erdo untuk mencariku. Lalu pasti akan ada Maggie yang hanya diam karena Ia sebenarnya tahu bahwa diriku baik-baik saja tapi Ia tidak mau melukai perasaan Ibuku.

"Kau sedang apa sekarang? Apa dirimu sudah makan malam?" Tanya Ibuku dan aku pun akhirnya tersadar kembali kepada tujuan awalku berjalan keluar saat ini.

"Belum. Makanya ini aku sedang dalam perjalanan kearah supermarket dekat Guesthouse yang aku lewati tadi siang." Jawabku dan setelah beberapa saat akhirnya aku sampai di Supermarket tersebut.

Aku-pun menyelesaikan teleponku dengan Estrella sebelum akhirnya masuk kedalam Supermarket kecil itu. Ada beberapa orang di depan Supermarket yang kalau kulihat dari face maupun dari logat bahasa yang kudengar dari mereka, aku bisa menyimpulkan bahwa mereka bukanlah berasal dari Oregon juga.

'Turis sepertiku.' Pikirku.

Setelah memutuskan beberapa barang yang akan kumakan malam dan besok pagi, akupun bergegas menuju kasir, tapi langkahku langsung terhenti ketika menyadari sesuatu.

Ada seorang pria yang berdiri mengantri didepan kasir.

Yang kuyakini sebagai Werewolf.

--


Sebenarnya aku ingin meng-upload lebih pada Part ini tapi aku berpikir bahwa jika kupaksakan untuk menambah ceritanya akan ada bagian yang terpotong dan akan menyebabkan kebingungan(?). 

Maka aku memutuskan untuk meng-upload sedikit saja pada Part ini. 

Hope you like it XD

xoxo.

Choices [PUBLISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang