Part 15

51.7K 4.6K 21
                                    


Aku memandang kearah luar jendela mobil sambil berpikir bahwa Oregon memanglah sangat menawan.

'Terutama Hutannya.' Ucapku dalam hati, tapi pikiranku terhenti ketika menyadari Pria disebelahku – Alpha Jeno sedang memandangiku – lagi.

"Fokuslah ke jalan." Ucapku perlahan, karena aku tidak mau menjadi berita buruk bagi keluargaku – terutama Estrella, ketika tiba-tiba kami mengalami kecelakaan disini.

Aku mendengar Ia tertawa kecil, dan aku menghela perlahan. Aku pernah mendengar Erdo bercerita dengan Mike, Colton, Emily serta diriku mengenai Bagaimana rasanya bertemu dengan Maggie. Saat itu aku dan lainnya hanya ingin mencoba menggodanya, tapi – jujur aku terkejut dengan cara Erdo menjawabnya.

Ia menjelaskan bahwa Ikatan Mate adalah suatu ikatan takdir yang paling Indah yang pernah Ia rasakan. Ikatan itu berbeda dengan Ikatan antar Keluarga atau Ikatan antar Member dalam Pack – meski semuanya sama ketika berkaitan dengan Kepemilikan dan saling menjaga. Erdo menjelaskan bagaimana Ikatan Mate itu berhasil membuatnya merasa bahwa Ia harus menjaga Maggie apapun yang terjadi, Ia seakan tidak ingin terpisah darinya, dan Ia akan merasa panik ketika Maggie tidak ada dihadapannya atau berada jauh darinya.

Tapi semua itu akan berubah ketika Maggie muncul atau berada didekatnya – Maggie tidak perlu melakukan apapun untuk membuat Erdo merasa nyaman, Ia hanya perlu diam dan bernafas disisinya maka Erdo akan merasakan kebahagiaan yang lengkap. Hanya satu yang ingin Erdo lakukan ketika bertemu dan merasakan Ikatan Mate yang ada padanya dan Maggie – yaitu membahagiaakan Maggie.

Karena semua penjelasan panjang dari Erdo saat itu, berhasil membuat diriku dan yang lain tercengang dan terdiam. Bahkan aku cukup shock mengetahui bahwa ternyata Kakakku itu bisa bersikap begitu lembut pada seorang perempuan, karena jelas Ia tidak pernah melakukan sesuatu seperti itu padaku, bahkan sejak aku kecil.

Dan berada disini, semobil dengan Jeno – yang dimana Aku adalah Mate miliknya membuatku memikirkan kembali perkataan Erdo.

'Apa Ia juga merasakan hal yang sama?' pikirku.

"Apa yang kau pikirkan?" ucap Jeno tiba-tiba dan aku menoleh sambil menatapnya terkejut. Jeno menatapku sekilas sebelum memfokuskan tatapannya pada Jalan didepannya.

"Kau belum lupa kalau diriku adalah Werewolf bukan? Aku bisa merasakan detak jantungmu menjadi tidak beraturan dan aku tahu ada sesuatu yang kau pikirkan. Apa itu?" jelasnya dan aku menggigit bibirku tersadar bahwa yang dikatakan nya barusan adalah benar.

Aku menghela nafas perlahan, lalu menggenggam erat sabuk pengaman yang kukenakan, lalu memutuskan untuk bertanya perlahan,

"Apa – yang kau rasakan ketika kau bertemu denganku?"

Jeno terdiam mendengar pertanyaanku dan aku bisa melihat Ia seakan berpikir, dan hal itu membuatku menjelaskan lebih lanjut inti pertanyaanku.

"Maksudku – aku tidak tahu apa yang bisa dirasakan atau terjadi ketika Ikatan Mate itu muncul. Kau tahukan bahwa aku manusia, maka Aku ingin tahu apa yang kau rasakan ketika menyadari Ikatan Mate ini untuk pertama kali." Ucapku perlahan dan aku bisa melihat sudut bibir milik Jeno terangkat memasang sebuah senyum kecil pada wajah tampannya.

"Saat itu aku sedang dalam perjalanan menyusul Delta milikku – Blake, Ia akan ikut denganku melakukan penjagaan disekitar Guesthouse karena aku berhutang dengan Pamanku. Dimana Pamanku adalah pemilik dari Guesthouse tempat kau tinggal. Dan tiba-tiba aroma mu menyerangku dan membuatku terkejut." Jawab Jeno, dan aku menatapnya dalam diam seakan menunggu agar Pria ini menyelesaikan ucapannya.

"Your Scent – adalah aroma termanis yang tidak pernah kucium sebelumnya. Itu membuatku merasa sedikit tidak sadar seakan Serigalaku berusaha untuk mengambil alih diriku sepenuhnya. Ia merintih menyuruhku untuk mencari asal Aroma Manis itu secepatnya. Tapi – aku tidak bisa merasakan ada Serigala disekitarku kecuali diriku, Beta Nick, Sepupuku dan Blake yang sedang ada di Supermarket."

Ia terus menatap kearah Jalan tapi entah mengapa aku bisa menangkap bahwa Ia sedang membayangkan kejadian malam itu dalam matanya.

"Dan – aku menemukanmu. Lalu aku juga tahu bahwa dirimu adalah Manusia. Saat itu aku terlalu terkejut untuk menemukan bahwa Mate ku adalah seorang Manusia, tapi ketika aku menyadari bahwa kau mulai menghilang dari radarku, itu membuatku dan Serigala milikku nyaris lepas kendali. Aku merasakan suatu ikatan kuat untuk mencarimu dan membawamu kepadaku. Menjadi sepenuhnya milikku." Ucapnya dan aku merasakan sekujur tubuhku merinding ketika Ia mengatakan "Sepenuhnya Milikku". Perlahan Aku mendekap tubuhku dan memastikan tanganku ini aman dan terkendali.

"Lalu aku mencarimu, dan menemukanmu berada disalah satu Guesthouse milik Pamanku. Dan maaf – saat itu, jujur aku berperilaku seperti Stalker Gila." Lanjutnya dan diakhiri dengan tawa kecil miliknya.

'Jadi perasaanku malam itu memang karena Ia sengaja berada di sekitar Guesthouseku.'

"Apa yang terjadi hingga kau bisa terlahir sebagai manusia?" tanya Jeno setelah hening sempat memenuhi mobil ini untuk sesaat.

Aku menghela nafas lalu menjawab, "Itu karena Kakek dari Ibuku adalah seorang Manusia. Ia adalah Mate dari Nenekku yang adalah Werewolf, dan mereka – ehm – kau tahukan melakukan hubungan itu dan tanpa disadari oleh Nenekku, Ia sudah mengandung Ibuku bahkan sebelum Ia sempat benar-benar menjelaskan siapa dirinya pada Kakekku yang adalah Manusia Biasa yang tidak pernah mendengar atau percaya akan apa itu Werewolf. Tapi – " aku mempererat dekapan tanganku pada badanku,

" – Tapi ternyata Kakekku tidak hidup cukup lama, Ia terserang penyakit dan meninggal tak lama setelah Ibuku lahir. Dan Nenekku menjadi Rogues bersama Ibuku – Nenek dan Ibuku berusaha bersembunyi dan terus menerus menutupi bahwa mereka adalah Werewolf. Hanya saja itu semua berhenti ketika Ibuku tidak sengaja bertemu dengan Ayahku yang lewat didaerah dekat Rumah Ibuku saat itu. Lalu Ayahku akhirnya membawa Ibuku dan Nenekku ke dalam Dasos's Pack karena Ia adalah Beta dan lahirlah Aku dan Kakakku Erdo. Tapi – sepertinya hanya diriku yang menurun darah Kakekku." Lanjutku dan aku tersenyum kecil, karena sebenarnya aku tidak terlalu keberatan menjadi manusia seperti sekarang.

Jeno menatapku lalu tersenyum kecil. Tak lama kemudian aku dan dirinya sudah sampai di tengah kota, dan jujur aku memang jatuh cinta pada Kota ini.

Choices [PUBLISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang